Daftar Isi:
  • Alga coklat adalah salah satu kelompok alga yang sangat berlimpah keberadaannya di alam salah satunya adalah genus Sargassum. Sargassum banyak mengandung polisakarida. Polisakarida lainnya adalah selulosa (bagian dari dinding sel), mannitol (karbohidrat tersimpan) dan fucoidan. Selulosa pada Sargassum berkisar antara 23,97 – 35,22 %. Bahan lainnya yang dapat menjadi substrat produksi bioetanol adalah bahan lignoselulosa. Lignoselulosa adalah komponen organik di alam yang melimpah dan terdiri dari tiga tipe polimer, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Bahan selulosa pada limbah dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon untuk produksi etanol dengan melakukan proses hidrolisis terlebih dahulu. Proses hidrolisis dilakukan dengan tujuan mendapatkan gula pereduksi untuk menghasilkan etanol. Gula pereduksi merupakan gula yang mengalami oksidasi, misalnya fruktosa dan galaktosa. Skripsi ini dilaksanakan di Laboraturium Penanganan Hasil Perikanan dan Laboraturium Biokimia dan Nutrisi Ikani pada bulan Februari-April 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kandungan lignoselulosa pada Sargassum cristaefolium, mendapatkan waktu yang optimum untuk memperoleh kadar lignoselulosa terendah dan kadar gula pereduksi tertinggi. Metode yang digunakan dalam pelaksaan Praktek Kerja Lapang ini adalah metode eksperimen eksploratif yaitu melihat pengaruh pemberian treatment pada proses hidrolisis dan memberikan informasi awal tentang kandungan alga coklat Sargassum cristaefolium. Eksperimen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. penelitian pendahuluan terdapat 5 perlakuan untuk mendapatkan perlakuan terbaik, yaitu uji lignoselulosa pada S. cristaefolium, konsentrasi NaOH, perlakuan setelah proses deliginifikasi, konsentrasi H2SO4 pada proses hidrolisis dan waktu hidrolisis. Parameter dari setiap perlakuan dilakukan uji lignoselulosa. Hasil dari penelitian pendahuluan digunakan sebagai acuan pada penelitian utama. Penelitian utama yang dilakukan adalah perendaman sampel pada CaCO3, proses delignifikasi dengan menggunakan NaOH 15% dan proses hidrolisis dengan pemberian H2SO4 2% dengan suhu 1000C dengan perbedaan treatmen yaitu kontrol, waktu 60 menit, 90 menit dan waktu 120 menit. Parameter proses hidrolisis adalah uji lignoselulosa yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin, serta gula pereduksi. Hasil dari penelitian ini adalah kandungan lignoselulosa pada alga coklat S. cristaefolium yaitu kadar selulosa sebesar 24,13%, kadar hemiselulosa sebesar 9,35%, dan kadar lignin sebesar 8,17%. Lama waktu proses hidrolisis menggunakan H2SO4 dengan konsentrasi 2% yang optimum untuk menghidrolisis lignoselulosa yaitu selama 120 menit dengan suhu 1000C dengan hasil persentase selulosa sebesar 9,75 ± 0,091; hemiselulosa sebesar 6,79 ± 0,050; dan lignin sebesar 1,41 ± 0,080. Lama waktu proses hidrolisis menggunakan H2SO4 dengan konsentrasi 2% yang optimum untuk menghasilkan gula pereduksi yaitu selama 120 menit dengan suhu 1000C dengan hasil persentase 3,66 ± 0,070.