Persepsi Nelayan Purse seine Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo Terhadap Sumberdaya Ikan Pelagis Yang Berkelanjutan
Main Author: | Kuswandira, Helen |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/133966/1/Bab_V.pdf http://repository.ub.ac.id/133966/2/Bab_IV.pdf http://repository.ub.ac.id/133966/3/Lampiran.pdf http://repository.ub.ac.id/133966/4/Bab_I.pdf http://repository.ub.ac.id/133966/5/Bab_II.pdf http://repository.ub.ac.id/133966/5/Cover_dan_Daftar_Isi.pdf http://repository.ub.ac.id/133966/6/Bab_III.pdf http://repository.ub.ac.id/133966/ |
Daftar Isi:
- Sumberdaya ikan di Indonesia pada dasarnya belum termanfaatkan dengan baik. Sebagian besar di wilayah perairan Indonesia produksi ikan laut terus mengalami penurunan. Beberapa hal yang mempengaruhi kondisi ini salah satunya penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan kurang selektif. Purse seine merupakan salah satu alat tangkap yang kurang selektif karena ukuran mata jaring tidak disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan hasil tangkapan sehingga menangkap ikan dengan semua ukuran. Nelayan merupakan orang yang mengoperasikan alat tangkap dalam suatu operasi penangkapan ikan. Nelayan memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam berhasil tidaknya pengelolaan berkelanjutan disektor perikanan. Masalah yang dihadapi oleh sektor perikanan saat ini tidak lepas dari campur tangan nelayan sebagai masyarakat pesisir. Namun, rendahnya sumberdaya manusia dan minimnya tingkat pengetahuan membuat sebagian besar orang beranggapan nelayan yang menyebabkan terjadinya fenomena over fishing. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda dalam memandang suatu hal atau fenomena. Maka terbentuknya persepsi manusia sangat tergantung pada kemampuannya dalam “membaca” tanda atau simbol dengan modal memori yang ada pada otaknya. Nelayan di Pelabuhan Perikanan Mayangan diduga memiliki persepsi yang berbeda dalam memandang masalah yang terjadi disektor perikanan pada saat ini. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Februari sampai 2 Maret 2015 di Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi nelayan purse seine di Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo terhadap pengelolaan sumberdaya ikan pelagis yang berkelanjutan berdasarkan aspek ekologi, etika, teknologi, ekonomi dan sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang meneliti status kelompok manusia atau peristiwa pada masa sekarang. Variabel bebas yang diteliti adalah ekologi, etika, sosial, ekonomi dan Teknologi. Variabel terikat yang diteliti adalah keberlanjutan sumberdaya ikan. Penelitian ini menggunakan skala pengukuran yaitu skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok. Dalam hal ini hasil jawaban dari nelayan akan di skoring sehingga ditemukan skor prosentase. Kemudian menggunakan analisis deskriptif yaitu suatu cara analisis yang berusaha mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk atau gambaran yang mudah dimengerti/dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Dari hasil penelitian diketahui jumlah kapal alat tangkap purse seine sebanyak 15 buah dengan anak buah kapal sebanyak 443 orang. Sebagian besar nelayan purse seine merupakan penduduk asli Pulau Gili. Alat tangkap purse seine semakin lama terus mengalami penuruan jumlah dikarenakan ikan target tangkapannya yaitu ikan pelagis terus mengalami penurunan sehingga banyak dari nelayan memodifikasi alat tangkap mereka menjadi cantrang yang ikan hasil tangkapannya merupakan ikan demersal. Hasil jawaban kuisioner nelayan pada variabel ekologi didapatkan nilai prosentase yang mempengaruhi keberlanjutan sumberdaya ikan sebesar 65%. Sebagian besar nelayan mengatakan ikan hasil tangkapan mereka tidak banyak mengalami penuruan produksi dan ikan yang tertangkap tidak mengalami perubahan ukuran yang cukup banyak. Hasil jawaban kuisioner nelayan pada variabel etika didapatkan nilai prosentase yang mempengaruhi keberlanjutan sumberdaya ikan sebesar 79%. Sebagian besar atau hampir seluruh nelayan Mayangan masuk ke dunia perikanan atas dasar keinginan sendiri. Seluruh nelayan purse seine melakukan operasi penangkapn dengan izin yang telah ditetapkan oleh pemerintah tidak ada yang melakukan illegal fishing. Hasil jawaban kuisioner nelayan pada variabel sosial didapatkan nilai prosentase yang mempengaruhi keberlanjutan sumberdaya ikan sebesar 51%. Sebagian besar nelayan kurang mengetahui isu-isu yang terjadi dilingkungan perikanan seperti sumberdaya ikan yang sudah sangat berkurang. Selain itu tingkat pendidikan rata-rata nelayan hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) sehingga minimnya pengetahuan dan seringnya terjadi konflik antar nelayan. Hasil jawaban kuisioner nelayan pada variabel ekonomi didapatkan nilai prosentase yang mempengaruhi keberlanjutan sumberdaya ikan sebesar 74%. Cuaca sangat mempengaruhi harga ikan hasil tangkapan dan sebagian besar ikan hasil tangkapan dijual di tempat pelelangan ikan Mayangan dengan harga yang telah disepakati antara juragan pemilik kapal dan para tengkulak. Hasil jawaban kuisioner nelayan pada variabel teknologi didapatkan nilai prosentase yang mempengaruhi keberlanjutan sumberdaya ikan sebesar 65%. Sebagian besar nelayan mengetahui bahwa alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap yang aktif dan kurang selektif karena ikan kecil atau ikan yang belum memijah untuk pertama kali juga ikut tertangkap. Namun, sebagian besar kapal purse seine hanya menggunakan alat bantu penangkapan berupa lampu tidak menggunakan alat bantu canggih lainnya. Dari hasil skoring diketahui variabel sosial memberikan pengaruh sangat sedikit dalam persepsi nelayan terhadap keberlanjutan sumberdaya ikan. Tingkat pendidikan nelayan yang sangat rendah dan tidak adanya pengetahuan yang cukup menyebabkan nelayan kurang memahami bahwa sumberdaya ikan terus mengalami penuruanan produksi. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan tentang pentingnya memperoleh pendidikan yang lebih tinggi agar tidak tertinggal denga nelayan dari Negara lain yang tingkat pengetahuannya sangat tinggi