. Pengaruh Perbedaan Dosis Perendaman Dengan Ekstrak Daun Pepaya (Carrica L Papaya) Terhadap Daya Tetas Telur Ikan Patin Siam (Pangasius Hyoptalamus
Daftar Isi:
- Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Sifat telur ikan patin siam bersifat adhesif atau menempel pada substrat apabila telur bersentuhan dengan air. Telur ikan patin siam akan lengket satu sama lain apabila ditebar pada bak pemijahan. Satu kendala yang sering terjadi dalam penetasan telur ikan yang bersifat adhesif atau yang memiliki daya rekat adalah sering terjadi penumpukan dalam satu areal tempat pemijahan. Keadaan ini telah menjadi penyebab rendahnya daya tetas telur ikan. Agar tidak menumpuk maka dilakukan upaya untuk menonaktifkan daya rekatnya. Salah satunya dengan bahan yang telah diuji untuk tujuan tesebut adalah menggunakan ekstrak daun pepaya. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya dengan dosis yang berbeda terhadap tingkat pembuahan dan penetasan telur ikan patin siam (Pangasius hypoptalamus) Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi Jawa Barat pada 16 Septemper- 16 Oktober 2013. Penelitian bertujuan untuk menentukan dosis perendaman ekstrak daun pepaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Pada dasarnya tujuan daripada eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberi perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol pembanding. Sebagai perlakuan adalah dosis ekstrak daun pepaya yang berbeda dan parameter utama adalah tingkat pembuahan, tingkat penetasan dan kelulushidupan sedangkan parameter penunjang adalah kualitas air meliputi suhu, pH, DO. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung. Dosis Ekstrak daun pepaya (perlakuan) yang diberikan adalah : pemberian Ekstrak daun pepaya 11 ppt (perlakuan A) ; pemberian ekstrak daun pepaya 16 ppt (perlakuan B) ; pemberian ekstrak daun pepaya 21 ppt (perlakuan C) ; pemberian ekstrak daun pepaya 26 ppt (perlakuan D) dan Kontrol yaitu pemberian ekstrak daun pepaya 0 ppt atau tanpa ekstrak Daun pepaya. Setiap perlakuan dilakukan dengan tiga kali pengulangan. Pemberian dosis Ekstrak Daun pepaya yang berbeda ternyata berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat penetasan (Hatching rate) telur ikan patin siam (Pangasius hyoptalamus). Hubungan antara konsentrasi ekstrak daun pepaya dengan tingkat penetasan telur ikan berupa regresi kuadratik dengan persamaan y = -0,09 X2 + 2,672 X+ 55,15 dengan nilai R2 = 0,57. Persentase penetasan tertinggi terbesar adalah 78,9% pada dosis ekstrak daun pepaya 16 ppt. Pemberian dosis ekstrak daun pepaya yang berbeda ternyata berpengaruh sangat nyata terhadap fertilisasi telur ikan patin siam (Pangasius Hyoptalamus). Hubungan antara konsentrasi ekstrak daun pepaya dengan tingkat fertilisasi (pembuahan) telur ikan berupa regresi linear dengan persamaan y = -0,016x2 + 0,501x +95,06 dengan nilai R2 = 0,688. Peresentase fertilisasi tertinggi terbesar adalah 99,5% pada dosis ekstrak daun pepaya 16 ppt Kualitas air selama penelitian masih pada batas toleransi ikan patin siam yaitu suhu berkisar 25,5° - 29°C, Oksigen Terlarut 3,39-3,8 ppm dan pH 6-8 Dari hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa untuk meningkatkan hasil daya tetas, fertilisasi pada telur ikan patin sebaiknya menggunakn dosis ekstrak daun pepaya 16 ppt. Serta perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi lebih rendah terhadap tingkat pembuahan dan tingkat penetasan telur ikan patin siam (Pangasius hypoptalamus).