Sistem Diagnosis Penyakit Tanaman Melon Menggunakan Metode Dempster-Shafer

Main Author: Prasetyo, Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13384/1/Dwi%20Prasetyo.pdf
http://repository.ub.ac.id/13384/
Daftar Isi:
  • Tanaman melon merupakan tanaman yang dalam perkembangannya rentan terserang penyakit. Kurangnya pengetahuan petani dalam mengendalikan serta menangani tanaman melon yang terserang penyakit tersebut dapat mengurangi produktivitas buah melon dan mengakibatkan kerusakan tanaman, sehingga produksi tanaman melon tidak sesuai target yang diharapkan. Tidak hanya itu, banyaknya gejala penyakit yang ditemukan juga menjadi masalah yang sering dihadapi para petani. Hal ini membuat petani kesulitan dalam mendiagnosis penyakit apa yang sedang dihadapi tanaman melonnya. Petani bisa saja berkonsultasi kepada pakar pertanian tentang penyakit yang menyerang tanaman melon mereka serta langkah-langkah pengendalian dan penanganannya. Namun solusi tersebut masih kurang maksimal karena keterbatasan jumlah pakar, jarak tempuh yang jauh serta waktu yang dibutuhkan terlalu lama. Sehingga petani dalam mengendalikan dan menangani penyakit tersebut hanya berdasar pada pengetahuan terbatas yang dimiliki. Dari permasalahan yang terjadi maka penulis menyimpulkan suatu masalah untuk diangkat ke dalam penelitian dalam penulisan skripsi dalam mendiagnosis penyakit tanaman melon. Pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem yang dibangun menggunakan metode Dempster-Shafer berdasarkan 24 data diagnosis gejala penyakit tanaman melon yang telah diuji memiliki tingkat keberhasilan dengan diagnosis pakar sebesar 87,5%. Nilai 87,5% diperoleh dari pembagian data benar sebanyak 21 dari 24 data uji dikarenakan 3 dari 24 data uji mengalami perbedaan hasil diagnosis. Penyakit yang diderita terjadi perbedaan diagnosis dimana data pakar mendiagnosis penyakit layu bakteri, sedangkan hasil diagnosis sistem didapatkan hasil layu fusarium. Perbedaan ini terjadi karena densitas gejala memiliki bobot yang sama pada jenis penyakit yang berbeda.