Pengaruh Pemberian Ekstrak Teripang Pasir (Holothuria scabra) Terhadap Prevalensi dan Kelulushidupan Ikan Patin (Pangasius sp.) Yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila
Main Author: | Usianto, Panjang |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/133788/1/SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/133788/ |
Daftar Isi:
- Ikan Patin (Pangasius sp.) merupakan salah satu primadona bahan makanan yang banyak digemari oleh semua kalangan. Selain rasanya yang enak juga memiliki kandungan gizi yang baik. Dari segi harga memiliki harga penjualan yang relatif tinggi. Akan tetapi potensi-potensi yang menguntungkan tersebut tidak lepas dari adanya kendala yang muncul selama proses pemeliharaan ikan patin tersebut, salah satunya adalah serangan penyakit khususnya bakteri A. hydrophila yang kebanyakan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu perlu adanya suatu alternatif pencegahan. Salah satunya dengan memanfaatkan bahan bioaktif yang terdapat pada teripang pasir (Holothuria scabra) untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan patin sehingga dapat meminimalisir serangan dari bakteri A. hydrophila. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ektrak H. scabra terhadap respon imun non-spesifik ditinjau dari prevalensi dan kelulushidupan ikan patin (Pangasius sp). Dilaksanakan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, pada tanggal 1 Januari – 10 April 2014. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode eksperimen dan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah pemanfaatan ekstrak teripang pasir H. scabra dengan dosis 0 ppm sebagai kontrol (-), 50 ppm (A), 100 ppm (B), 150 ppm (C) dan perlakuan kontrol (+) tanpa diberi perlakuan apapun. Parameter utama yang diamati adalah prevalensi dan kelulushidupan ikan patin (Pangasius sp.) dan parameter penunjang yang diamati adalah suhu, DO dan pH. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak teripang pasir yang berbeda memiliki pengaruh yang nyata terhadap prevalensi ikan patin. Perlakuan B (100 ppm) dengan rata-rata 36,67% memberikan prevalensi terendah diikuti oleh perlakuan A (50 ppm) dengan rata-rata 70%, perlakuan kontrol (-) (0 ppm) dengan rata-rata 80% dan perlakuan C (150 ppm) dengan rata-rata 93%. Dari data tersebut didapatkan dosis yang terbaik (optimal) adalah 85,5 ppm dengan rata-rata prevalensi sebesar 47,88%. Perbedaan perlakuan juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelulushidupan ikan. Perlakuan B (100 ppm) dengan rata-rata 76,67% memberikan kelulushidupan tertinggi diikuti oleh perlakuan A (50 ppm) dengan rata-rata 50%, perlakuan C (150 ppm) dengan rata-rata 36,67% dan perlakuan kontrol (-) (0 ppm) dengan rata-rata 16,67%. Dari data tersebut didapatkan dosis terbaik (optimal) adalah 43,66 ppm dengan rata-rata kelulushidupani sebesar 54,66%.Ditunjang dengan nilai kualitas air sebagai media pemeliharaan selama penelitian yang masih berada pada kisaran toleransi ikan patin Pangasius sp., yaitu: suhu 27–30 oC, pH 7,21–8,4 dan DO 5–8 ppm. Dari hasil penelitian yang dilakukan sebaiknya ekstrak teripang pasir yang digunakan pada dosis 42,75 ppm untuk mendapatkan prevalensi terbaik, sedangkan untuk mendapatkan kelulushidupan terbaik sebaiknya digunakan dosis 43,66 ppm.