Analisis Karakteristik Sistem Imun Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)Di Daerah Estuaria Sungai Porong Dan Wonokromo Provinsi Jawa Timur
Main Author: | Suryaningrum, Habiba |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/133778/1/LAPORAN_SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/133778/ |
Daftar Isi:
- Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tampungan air bagi daerah sekitarnya. Kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya. Ada tiga aliran sungai yang memiliki peran cukup penting bagi masyarakat Kota Surabaya, salah satunya yaitu sungai Wonokromo yang merupakan anak sungai Surabaya yang berfungsi sebagai pasokan air PDAM. Sementara itu kualitasnya cenderung mengalami penurunan. Terjadinya pencemaran pada perairan sungai dapat mempengaruhi kehidupan biota yang ada di dalamnya, salah satunya ikan. Ikan yang hidup di lingkungan tercemar dapat berakibat stres sehingga sistem imun menjadi menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai peringatan dini terhadap kondisi ekologis perairan estuaria sungai Porong dan Wonokromo yang dilihat dari analisis karakteristik sistem imun ikan Bandeng (Chanos chanos). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April– Juni 2014 di estuaria sungai Porong dan Wonokromo, dan Bpap Bangil sebagai lokasi pengambilan ikan kontrol, Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH), Universitas Brawijaya Malang. Metode yang digunakandalampenelitianiniadalahmetode deskriptif, yaitu menggambarkan keadaan mengenai suatu gejala yang ada di alam menurut apa adanya dengan cara melakukan analisa laboratorium pada saat penelitian dilaksanakan. Pengambilan sampel ikan dilakukan di estuaria sungai Porong, Wonokromo dan ikan kontrol diambil dari Bpap Bangil. Penghitungan eritrosit dan leukosit dengan menggunakan haemocytometer diamati dibawah mikroskop binokuler, dilanjutkan pengamatan aktivitas fagositosis makrofag kemudian untuk pengamatan aktivitas respiratory burst dilakukan pembacaan dengan menggunakan ELISA reader pada absorbansi 620nm. Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, DO, pH, salinitas, TSS, nitrit, H2S dan ammonia-N. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Nilai rata-rata jumlah eritrosit ikan Bandengdi estuaria sungai Porong, estuaria sungai Wonokromo dan kontrol didapatkan hasil 1341300; 1232800; 2327166 sel/mm3. Hasil analisa statistik dengan uji Kruskal-Wallis diketahui bahwa rata-rata jumlah eritrosit ikan bandeng pada ketiga lokasi berbeda nyata. Untuk nilai rata-rata jumlah leukosit ikan bandeng di estuaria sungai Porong, estuaria sungai Wonokromo dan kontrol didapatkan hasil 264083; 311680; 177058 sel/mm3. Hasil analisa statistik dengan uji Kruskall-Wallis diketahui bahwa rata-rata jumlah leukosit ikan bandeng pada ketiga lokasi berbeda nyata. Untuk nilai rata-rata prosentase aktifitas fagositosis makrofag ikan bandeng di estuaria sungai Porong, estuaria sungai Wonokromo dan kontrol didapatkan hasil 42,1; 80,4; 28 %. Hasil analisa statistik dengan uji Kruskal-Waliis diketahui bahwa rata-rata prosentase aktifitas fagositosis makrofag pada ketiga lokasi berbeda nyata. Pada nilai rata-rata aktifitas respiratory burst di estuaria sungai Porong, estuaria sungai Wonokromo dan kontrol didapatkan hasil 4,015; 3,91; 0,995 pada absorbansi 620nm. Hasil kualitas air yang dihasilkan selama penelitian adalah suhu berkisar antara 28-31,7oC; pH berkisar antara 7,93-9; DO berkisar antara 5,72-7,36 mg/l; salinitas berkisar antara 0,05-3 ppt; TSS berkisar antara 15,8-73 mg/l; nitrit berkisar antara 0,05-0,82 mg/l; H2S berkisar antara 0,025-5,78 mg/L; dan ammonia-N berkisar antara 0,03-1,23 mg/L. Hasil penelitian dapat disimpulkan nilai rata-rata jumlah eritrosit ikan Bandeng(Chanos chanos)tertinggi di kontrol dan terendah di estuaria sungai Wonokromo, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kadar pencemar maka jumlah total eritrosit semakin rendah. Jumlah leukosit ikan Bandeng tertinggi di estuaria Wonokromo dan terendah di kontrol, tingginya jumlah leukosit merupakan mekanisme pertahanan umum terhadap agen invasif, seperti penyakit menular atau polutan. Aktivitas fagositosis makrofag tertinggi di estuaria Wonokromo dan terendah di kontrol, dapat disimpulkan bahwa ikan yang tercemar memiliki aktivitas fagositosis yang tinggi. Nilai aktivitas respiratory burst tertinggi di estuaria Porong dan terendah di kontrol, dapat disimpulkan bahwa ikan yang tercemar memiliki aktivitas respiratory burst yang tinggi. Saran dari penelitian ini adalah diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap pengukuran jenis dan tingkat pencemaran kualitas perairan yang berpengaruh langsung terhadap sistem imun ikan Bandeng(Chanos chanos)yang berada di estuaria sungai Porong dan Wonokromo, pada pengukuran aktivitas respiratory burst perlu adanya penelitian terhadap nilai aktivitas respiratory burst dengan menggunakan ELISA reader pada absorbansi yang berbeda.