Uji Daya Hambat Bakteri Aeromonas hydrophila Setelah Pemberian Ekstrak Kasar Daun Sembung (Blumea balsamifera (L.)DC.) Secara In Vitro

Main Author: Gufron, Hilmy
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/133661/1/HILMY_GUFRON_125080509111010_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/133661/
Daftar Isi:
  • Saat ini sebagian besar kegiatan budidaya perikanan khususnya ikan air tawar dilakukan dengan menggunakan sistem budidaya intensif. Sistem ini dilakukan untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal dengan luas lahan yang minimal. Sistem budidaya intensif yang menerapkan padat penebaran tinggi menyebabkan ikan lebih rentan terserang penyakit yang salah satunya ditimbulkan oleh bakteri A. hydrophila. Timbulnya penyakit dapat disebabkan karena kondisi perairan yang kurang baik, kualitas pakan yang kurang, maupun kualitas induk yang kurang baik. Selain itu, penggunaan teknik budidaya yang kurang tepat dan kontaminasi dari alat-alat budidaya maupun pekerjanya juga dapat menimbulkan penyakit pada ikan. Namun biasanya pencegahan atau pengobatan penyakit tersebut dilakukan dengan menggunakan bahan kimia yang akan berdampak buruk bagi lingkungan ataupun bagi konsumen. Penggunaan bahan herbal sebagai obat sudah banyak digunakan karena merupakan bahan alami yang ramah lingkungan. Salah satu bahan obat yang digunakan yaitu tanaman sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kasar daun sembung (B. balsamifera (L.) DC.) terhadap daya hambat bakteri A. hydrophila secara in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, FPIK UB dari tanggal 5 Mei sampai tanggal 20 Juni 2014 dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dilakukan empat perlakuan dan tiga kali ulangan yaitu dengan menggunakan dosis yaitu 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm dan 300 ppm. Parameter utama dalam penelitian ini adalah melihat atau mengukur diameter zona bening yang dihasilkan di sekitar kertas cakram yang dihasilkan dari berbagai dosis yang digunakan. Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah lama waktu perendaman yang dilakukan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah diameter zona bening tertinggi terdapat pada perlakuan dengan dosis 300 ppm dengan diameter ratarata zona bening yaitu 7,85 ± 0,69 mm, perlakuan C dengan dosis 250 ppm dengan diameter zona bening rata-rata 7,18 ± 0,24 mm, pada perlakuan B dengan dosis 200 ppm didapatkan rata-rata diameter zona bening yaitu 5,57±0,51 mm dan pada perlakuan A dengan dosisn 150 ppm didapatkan hasil rata-rata zona bening yaitu 4,63 ± 0,64 mm. Hasil tersebut setelah dilakukan uji statistik berbeda sangat nyata dan semakin tinggi dosis yang digunakan memberikan pengaruh terhadap diameter zona bening yang dihasilkan. Grafik yang dihasil berupa grafik linier dengan persamaan y=0,022x + 1,203 dengan tingkat kepercayaan R2= 0,974.