Pengaruh Anestesi Menggunakan Larutan MgSO4 Dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Kerang Abalon (Haliotis Squamata) Ukuran L (4 cm >) Pada Saat Panen
Main Author: | Dastaman, Arif |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/133640/1/Laporan_Skripsi_ARIF_DASTAMAN_105080501111008.pdf http://repository.ub.ac.id/133640/ |
Daftar Isi:
- Pemanfaatan sumber daya laut tidak hanya dilakukan melalui penangkapan, tetapi juga perlu dikembangkan usaha budidaya. Saat ini pengembangan budidaya laut lebih banyak mengarah pada ikan-ikan yang bernilai tinggi dan tiram mutiara, sementara di perairan Indonesia masih banyak biota-biota laut yang masih bisa dikembangkan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi, salah satunya adalah abalone (Haliotis squomata). Anestesi adalah pembiusan, yang secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Magnesium sulfat adalah senyawa kimia garam anorganik yang mengandung magnesium, sulfur dan oksigen, dengan rumus kimia MgSO4. Di alam, terdapat dalam bentuk mineral sulfat heptahidrat epsomit (MgSO4•7H2O), atau umumnya disebut garam Epsom. Penggunaan larutan MgSO4 tidak berpengaruh pada tingkat pertumbuhan, tingkat kematian serta memberikan dampak residu. Pada penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan larutan MgSO4 ini tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap kehidupan abalon baik dalam jangka panjang ataupun jangka pendek. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh anestesi MgSo4 dalam proses pemanenan benih kerang abalon dan untuk mengetahui dosis yang terbaik untuk proses pemanenan benih kerang abalon. Penelitian ini dilakukan di Desa Musi, Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng, Bali, dengan metode yang digunakan metode eksperimen. Dengan rangcangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat kali ulangan. Adapun perlakuan yang diberikan, perlakuan K sebagi kontrol, perlakuan A dosis MgSO4 15 g/100ml, perlakuan B dosis MgSO4 20 g/100ml, perlakuan C dosis MgSO4 25 g/100ml, dan perlakuan D dosis MgSO4 30 g/100ml. Sedangkan parameter utama yang diamati adalah waku benih kerang abalon mulai pingsan, waktu recovery benih kerang abalon, survival rate, dan pengamatan kualitas air sebagai parameter pendukung dalam penelitian ini yang diamati suhu, pH, salinitas, dan DO. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nalai terbaik dari setiap perlakuan yaitu pada perlakuan B dengan pemberian dosis 20 g/100ml, dengan hasil yang didapatkan untuk waktu pingsaan benih kerang abalon didapatkan hasil ± 47.17 menit dengan nilai rata-rata yang dihasilkan ± 11.79. Sedangkan untuk waktu recovery yang dihasilkan ± 58.28 menit dengan nilai rata-rata 14.57 menit. Pada perhitungan survival rate (SR) dapat ditunjukan dengan hasil 96% ini menunjukan hasil yang terbaik dari setiap perlakuan. Dari hasil analisis menunjukan bahwa dari dosis yang ditentukan sangan berpengaruh terhadap proses pemanenan benih kerang abalon, dikarena hasil yang didapatkan sangat berbeda nyata untuk setiap perlakuan. Baik dari pengamatan parameter waktu mulai pingsan ataupun waktu recovery benih kerang abalon. Sedangkan, pada perhitungan survival rate menunjukan hasil sangat berbeda nyata. Pada pengamatan kualitas air, menunjukan hasil yang sangat normal dari setiap parameter yang diamati. Kisaran suhu antara 27,4 – 30 oC, pH pada kisaran 7,1 – 9,0, Salinitas pada kisaran 32 – 36, DO pada kisaran 4,5 – 9,3. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa kualitas air yang diamati dalam kisaran normal. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan larutan MgSO4 sangat efektif dalam proses pemanenan benih kerang abalon. Dan penggunaan anestesi dalam peroses pemanenan benih kerang abalon dapat diaplikasikan secara skala besar maupun skala kecil sehingga dapat mengurangi waktu pemanenan lebih lama.