Analisis Kebijakan Amerika Serikat Terhadap Selandia Baru Melalui Washington Declaration On Defense Pada Tahun 2012
Main Author: | Putri, Renny Analisa Dwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13364/2/Cover.pdf http://repository.ub.ac.id/13364/1/Renny%20Analisa%20Dwi%20Putri.pdf http://repository.ub.ac.id/13364/ |
Daftar Isi:
- Hubungan aliansi Amerika Serikat dan Selandia Baru terputus sejak tahun 1984 ketika Selandia Baru menerapkan kebijakan anti nuklir dibawah kepemimpinan Perdana Menteri David Lenge yang menolak izin kapal U.S.S Buchanan milik Amerika Serikat untuk berlabuh di perairan Selandia Baru. Semenjak saat itu Amerika Serikat menangguhkan keanggotaan Selandia Baru dalam Aliansi ANZUS. Konflik pun berlalu, hubungan Amerika Serikat dan Selandia Baru yang hampir 30 tahun tidak harmonis akhirnya membaik pada tahun 2000-an namun kedua negara tidak menjalin hubungan yang formal, hingga akhirnya kedua negara memutuskan untuk melakukan dialog politik pada tahun 2010 bernama Wellington Declaration. Dan pada tahun 2012 Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Obama memutuskan untuk menjalin kembali hubungan Amerika Serikat dan Selandia Baru dengan dikeluarkannya kebijakan Washington Declaration on Defense. Penulis menggunakan konsep foreign policy analysis Charles William Kegley untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi Amerika Serikat dalam membuat kebijakan Washington Declaration on Defense terhadap Selandia Baru. Penulis menemukan bahwa faktor yang mempengaruhi Amerika Serikat dalam membuat kebijakan Washington Declaration on Defense dengan menggunakan konsep Charles William Kegley adalah Feedback, Global Condition, Internal Characteristics, dan Actor Leadership.