Potensi Jamur Selulolitik Dari Kulit Kakao (Theobroma Cacao L) Sebagai Dekomposer Limbah Kulit Kakao Di Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao Indonesia

Main Author: Mardiyah, Silvi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13361/1/SILVI%20MARDIYAH.pdf
http://repository.ub.ac.id/13361/
Daftar Isi:
  • Setiap tahunnya budidaya kakao semakin meningkat. Produksi buah kakao tahun 2015 yaitu 661.243 ton dan pada tahun 2016 mencapai 760.429 ton. Peningkatan produksi buah kakao tidak diimbangi oleh penanganan limbah kakao yang dihasilkan. Selulosa pada kulit kakao sulit terurai sehingga diperlukan dekomposer untuk mengurainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jamur selulolitik aerob dari limbah kulit kakao di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dan efektifitasnya dalam mendekomposisi kulit kakao Penelitian dilakukan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia pada bulan November 2017 sampai bulan Mei 2018. Pelaksaan penelitian meliputi pembuatan media CMC dan PDA, pengambilan sampel kulit kakao, isolasi jamur selulolitik, uji aktivitas selulolitik jamur, uji antagonis jamur, perbanyakan, dan dekomposisi substrat. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan Split plot dimana terdapat 2 main plot (kulit kako cacah dan tanpa cacah) dengan sub plot 6 perlakuan perbedaan jenis jamur dan 3 ulangan sehingga terdapat 36 unit percobaan. Dimana parameter yang diamati yaitu laju dekomposisi, kadar selulosa, suhu, pH, C-organik, N-total, rasio C/N dan kondisi fisik substrat. Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis ragam dengan taraf 5% dan dilanjutkan dengan Uji Duncan jika terdapat beda nyata. Hasil isolasi jamur yang dilakukan diperoleh 3 isolat jamur ketiga jamur memiliki zona bening. Ketiga jamur tersebut yaitu Trichoderma spp, Aspergilus spp dan Rhizomucor spp. Ketiganya memiliki daya hambat yang rendah.. Laju dekomposisi substrat kulit kakao dengan perlakukan cacahan memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding tidak dicacah dengan nilai laju dekomposisi sebesar 0.19 gram/hari. Jamur Trichoderma spp. merupakan jamur yang paling berpotensi dalam menurukan kadar selulosa substrat dimana penurunan mencapai 19%. Aspergilus spp. dapat menurunkan kadar selulosa 17% dan Rhizomucor spp. hanya 10% saja. Nilai rerata C-organik paling tinggi terdapat pada perlakuan C1J1 (kulit kakao cacah+ Trichoderma spp) yaitu sebesar 20.88% N-total tertinggi terdapat pada perlakuan C1J3 (kulit kakao cacah + Rhizomucor spp) yaitu sebesar 2.33 % dan rasio C/N tertinggi terdapat pada perlakuan T1J3 (kulit kakao tanpa cacah + Rhizomucor spp) dengan nilai 11.09%. Rerata rasio C/N pada kompos semua perlakuan tidak berbeda nyata namun mampu mendekomposisi limbah kulit kakao dan termasuk kompos matang sehingga dapat diaplikasikan pada tanaman.