Pengaruh Pemberian Larutan daun Anting-anting (Acalypha indica) dengan Dosis Berbeda Dalam Proses Anestesi Untuk Transportasi Calon Induk Guramy (Osphronemus gouramy)
Main Author: | Brawidyastiti, Anggita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/133577/1/LAPORAN_SKRIPSI_ANGGITA_BRAWIDYASTITI_1050805011110019.pdf http://repository.ub.ac.id/133577/ |
Daftar Isi:
- Guramy adalah ikan yang mempunyai kebiasaan unik dalam melanjutkan keturunannya, baik dalam hal menyediakan tempat yang nyaman maupun memelihara dan merawat anaknya. Hal ini ditunjukkan dengan kebiasaan induk-induk gurami yang telah dewasa dan siap melakukan perkawinan, yaitu jantan akan menyiapkan sarang yang nyaman bagi calon-calon keturunannya. Daun Anting-anting merupakan salah satu tanaman yang dianggap memiliki khasiat obat bius daun anting-anting juga dikenal dengan nama kucing-kucingan atau lelatang. Tanaman ini merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput maupun di lereng gunung. Anestesi bertujuan untuk memperpanjang waktu transportasi dengan cara menekan metabolisme dan aktivitas ikan serta mengurangi resiko ikan mengalami stres yang dapat berakibat pada kematian. Bahan anestesi dapat berupa bahan kimia sintetik maupun bahan alami. Penggunaan bahan-bahan kimia sebagai bahan bius ikan memberi efek kurang baik terhadap kualitas dan kesehatan ikan, maka diperlukan alternatif bius alami untuk mengurangi kematian ikan. Obat-obat kimia dapat menimbulkan resistensi pada ikan. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui pengaruh larutan daun Anting-anting dalam proses anestesi ikan guramy dan untuk mengetahui dosis larutan daun Anting-anting yang optimal sebagai bahan anestesi ikan guramy. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium Reproduksi, Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen sedangkan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu: A = 4 ml/L, B = 6 ml/L, C = 8 ml/L, D = 10 ml/L, dan E = 12 ml/L. Parameter utama pada penelitian ini adalah waktu ikan mulai pingsan, lama waktu ikan pingsan dan kelulushidupan (survival rate) ikan. Sementara untuk parameter penunjang dalam penelitian ini adalah pH, suhu dan DO. Pada penelitian ini diperoleh hasil yaitu untuk perlakuan A waktu ikan mulai pingsan ± 112 menit dan lama waktu ikan pingsan ± 146 menit, perlakuan B waktu ikan mulai pingsan ± 82 menit dan lama waktu ikan pingsan ± 216 menit, perlakuan C waktu ikan mulai pingsan ± 66 menit dan lama waktu ikan pingsan ± 304 menit, perlakuan D waktu ikan mulai pingsan ± 51 menit dan lama waktu ikan pingsan ± 260 menit, perlakuan E waktu ikan mulai pingsan ± 32 menit dan lama waktu ikan pingsan ± 161 menit. Hasil dari perhitungan regresi polinomial orthogonal menunjukkan bahwa semakin besar dosis yang diberikan, maka waktu ikan mulai pingsan akan semakin cepat. Pada perlakuan A,B,C kelulushidupan ikan 100%, perlakuan D kelulushidupan ikan 50% dan perlakuan E kelulushidupan ikan 33,33 % Parameter penunjang yang diamati pada penelitian ini adalah kualitas air yang meliputi suhu, pH, dan DO. Pada penelitian ini diperoleh nilai suhu antara 28oC – 31oC, nilai pH antara 7,8–8,1 dan nilai DO antara 6 ppm – 7,2 ppm.