Pengaruh Pemaparan Laserpunktur pada Titik Reproduksi Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) Betina Terhadap Fertilisasi dan Daya Tetas Telur

Main Author: Aprilina, Arvita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/133504/1/LAPORAN_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/133504/
Daftar Isi:
  • Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan salah satu komoditas budidaya perairan tawar di Indonesia yang merupakan ikan ekonomis penting. Kebutuhan ikan bagi masyarakat semakin penting, maka sangat wajar jika usaha perikanan air tawar harus dipacu untuk meningkatkan produksi. Berbagai kendala dihadapi pada budidaya ikan patin, antara lain adalah ketersediaan benih yang bermutu dengan jumlah cukup dan tersedia secara kontinyu. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya penerapan teknologi tepat guna pada pengembangan usaha budidaya khususnya dalam penyediaan benih ikan patin, salah satunya adalah biostimulator. Biostimulator ini berupa laser merupakan teknologi tepat guna yang akhir-akhir ini sangat pesat perkembangannya dan dapat memberikan harapan-harapan baru pada beberapa jenis ikan untuk rekayasa reproduksi. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas telur dan daya tetas telur ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) dengan adanya pemaparan laserpunktur pada titik reproduksi ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) betina.Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Reproduksi, Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan November 2013 sampai Januari 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu observasi di bawah kondisi buatan dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa menggunakan ANOVA, jika hasilnya menunjukkan perbedaan yang nyata (F hitung > F tabel) maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Adapun perlakuan yang diberikan adalah pemaparan laserpunktur dengan frekuensi satu minggu sekali (A), frekuensi dua minggu sekali (B), tiga minggu sekali (C), satu kali selama pemeliharaan (kontrol positif) serta tidak ada perlakuan sama sekali (kontrol negatif). Parameter utama yang diamati adalah daya fertilisasi dan daya tetas telur, sedangkan parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air media penetasan telur seperti suhu, DO dan pH. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tingkat pembuahan (fertilisasi) telur tertinggi pada perlakuan A (pemaparan laserpunktur satu minggu sekali) dengan nilai mencapai 95,76 ± 1,06. Peningkatan daya tetas telur dengan dosis pemaparan laserpunktur satu minggu sekali memberikan hasil yang cukup baik senilai 62,43±1,84. Pemaparan laserpunktur juga berpengaruh terhadap fekunditas, namun tidak berpengaruh terhadap laju penetasan telur suhu. Parameter penunjang lain yaitu suhu, DO dan pH. Suhu selama penelitian sekitar 27,6 – 28,10C dimana suhu tersebut termasuk dalam kisaran yang baik untuk perkembangan embrio. Kelarutan oksigen (DO) tercatat antara 3,31 – 3,83 mg/l, oksigen tersebut digunakan untuk proses metabolisme dan akan masuk ke viii dalam telur melalui difusi lapisan cangkang. Hasil pengukuran pH yang didapat antara 7,6 – 8 masih dalam kisaran yang baik bagi organisme perairan. Disimpulkan bahwa pemaparan laserpunktur dengan frekuensi satu minggu sekali pada 2/3 governoer vessel memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap tingkat fertilisasi dan daya tetas telur. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan untuk mencari frekuensi optimal dari pemaparan laserpunktur untuk meningkatkan fertilisasi dan daya tetas telur serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek jangka panjang yang ditimbulkan dari pemaparan laserpunktur jika terus menerus dilakukan pada induk ikan patin.