Pengaruh Lama Waktu Transportasi Yang Diberi Anestesi Ekstrak Daun Kecubung (Datura Metel) Terhadap Glukosa Darah Dan Kelulushidupan Benih Kerapu Tikus (Cromileptes Altivelis)
Main Author: | Satriya, Hendy |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/133475/ |
Daftar Isi:
- Pada transportasi ikan dituntut kondisi ikan yang baik selama perjalanan dengan meminimalisir tingkat kematian pada saat pengepakan dan transportasi. Faktor yang paling berpengaruh dalam transportasi ikan hidup adalah kualitas air yaitu parameter fisika dan kimia air seperti oksigen terlarut, suhu, pH, karbondioksida dan amoniak (NH3) yang mengakibatkan ikan menjadi stres. Meningkatnya kepadatan ikan yang diangkut akan meningkatkan metabolismenya dan mengakibatkan tingginya tingkat stres yang dialami oleh ikan karena menurunnya kualitas air. Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Darah terdiri dari dua kelompok besar yaitu sel dan plasma. Glukosa darah merupakan sumber pasokan bahan bakar utama dan substrat esensial untuk metabolisme sel terutama sel otak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Perlakuan yang diberikan adalah setiap tahapan transportasi. Masing-masing 3 perlakuan dan 1 kontrol dengan 3 kali ulangan. Parameter penelitian yang diamati yaitu kadar glukosa setelah transportasi, kadar glukosa setelah pemeliharaan, kelulushidupan setelah transportasi, kelulushidupan setelah pemeliharaan. Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air. Dari hasil penelitian yang dilakukan pengaruh lama transportasi yang diberi anestesi ekstrak daun kecubung terhadap kadar glukosa darah benih kerapu tikus. Berdasarkan hasil analisa keragaman menunjukkan Fhit < F5% (0.385279 < 5.143253), sehingga hipotesa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut menunjukkan lama transportasi yang diberi anestesi ekstrak daun kecubung tidak berpengaruh terhadap kadar glukosa benih ikan kerapu tikus. Berdasarkan hasil analisa keragaman menunjukkan bahwa F hitung < F tabel (2.004467 < 5.143253) sehingga hipotesa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut menunjukkan lama waktu transportasi yang diberi anestesi ekstrak daun kecubung tidak berpengaruh terhadap glukosa darah setelah pemeliharaan selama 10 hari. Berdasarkan hasil analisa keragaman menunjukkan F hitung < F tabel sebesar 4 > 5.143253, sehingga hipotesa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut menunjukkan pengaruh lama waktu transportasi yang diberi anestesi ekstrak daun kecubung tidak berpengaruh terhadap kelulushidupan benih kerapu tikus. Dari hasil analisa sidik ragam kelulushidupan setelah pemeliharaan menunjukkan hasil tidak berbeda nyata, terlihat dari nilai F hitung < F tabel sebesar 3.137931 < 5.143253 untuk perlakuan lama waktu berbeda terhadap kelulushidupan setelah pemeliharaan, sehingga hipotesa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut menunjukkan pengaruh lama waktu transportasi yang diberi anestesi ekstrak daun kecubung tidak berpengaruh terhadap kelulushidupan benih kerapu tikus setelah pemeliharaan. Hasil pengukuran terhadap parameter kualitas air yaitu suhu 25,4 – 25,8 OC, oksigen terlarut 6,8 – 10 ppm, nilai pH didapat antara 7,16-7,71, sedangkan nilai amonia antara 0,308 – 0,645 ppm. Kisaran kualitas air tersebut diatas masih dalam batas normal bagi kehidupan ikan kerapu tikus.