Efektivitas Tanaman Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Dan Kayu Apu (Pistia Stratiotes) Dalam Menurunkan Kandungan Nitrat (No3-) Dan Ortofosfat (Po43-) Pada Limbah Cair Tahu

Main Author: Purnamasari, Meuthia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/133460/
Daftar Isi:
  • Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat mendorong perkembangan suatu industri pangan. Di Indonesia, industri tahu merupakan salah satu industri pangan yang perkembangannya semakin pesat dikarenakan tahu merupakan salah satu makanan pokok yang disenangi oleh masyarakat. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri tahu maka limbah yang dihasilkan juga semakin banyak yang mana jika dibuang ke dalam suatu lingkungan dapat memberikan sumbangan pencemaran pada lingkungan tersebut, khususnya yaitu perairan. Mengingat bahwa limbah yang dihasilkan dari industri tahu merupakan salah satu limbah organik yang mengandung unsur hara tinggi, maka jika limbah tersebut langsung dibuang ke perairan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu dapat mengakibatkan suatu perairan kelebihan unsur hara yang selanjutnya akan terjadi eutrofikasi pada perairan itu sendiri. Untuk itu, sangat perlu dilakukan suatu cara pengolahan limbah cair tahu untuk mengurangi kandungan unsur hara yang ada di dalamnya. Salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan agen hayati berupa tanaman air. Tanaman air secara umum dapat mengurangi unsur hara yang terdapat pada limbah yang dimanfaatkan untuk pertumbuhannya. Salah satu tanaman air yang dapat digunakan yaitu eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) yang nantinya diharapkan dapat mengurangi kandungan unsur hara dalam limbah cair tahu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penurunan kandungan nitrat (NO3-) dan ortofosfat (PO43-) pada limbah cair tahu dengan menggunakan tanaman eceng gondok (E. crassipes) dan kayu apu (P. stratiotes) selama 8 hari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2014 di Laboratorium Reproduksi dan Pembenihan Ikan serta di Laboratorium Ilmu-ilmu Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Tersarang. Berdasarkan RAL Tersarang, terdapat 2 perlakuan dalam penelitian ini yaitu adalah jenis tumbuhan air yang berbeda yaitu eceng gondok dan kayu apu dengan 3 kali pengulangan. Penelitian ini dilakukan selama 8 hari dengan pengamatan nitrat dan ortofosfat setiap 2 hari sekali dan pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari.Serta biomassa tanaman yang diukur pada awal dan akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nitrat pada media yang ditanami oleh eceng gondok terus mengalami penurunan dari konsentrasi awal 2,592 mg/l menjadi 1,651 mg/l dengan lama tanam 8 hari.Dan yang ditanami tumbuhan kayu apu juga mengalami penurunan dari 2,592 mg/l menjadi 1,244 mg/l dengan lama tanam 8 hari.Sedangkan kandungan ortofosfat pada media yang ditanami eceng gondok mengalami penurunan dari 0,858 mg/l menjadi 0,325 mg/l dengan lama tanam 8 hari dan yang ditanami tumbuhan kayu apu mengalami penurunan dari 0,858 mg/l menjadi 0,392 mg/l dengan lama tanam 8 hari.Dapat dilihat bahwa kedua unsur (nitrat dan ortofosfat) tersebut di dalam media terus mengalami penurunan dari hari ke hari. Kualitas air pendukung yaitu suhu berkisar antara 24,1-26,8 °C, pH berkisar antara 6,03-7,42 dan oksigen terlarut berkisar antara 0,58-2,92 mg/l. Sidik ragam pada kandungan nitrat yang terdapat di media menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang nyata pada perlakuan jenis tanaman berbeda dan lama tanam yang berbeda. Hasil uji BNT pada penurunan nitrat terbesar terjadi pada media yang ditanami kayu apu dengan waktu 8 hari.Sedangkan penurunan ortofosfat terbesar terjadi pada media yang ditanami eceng gondok dengan waktu 8 hari. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu setelah dilakukan uji BNT menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang nyata antara tanaman eceng gondok dan kayu apu serta waktu dalam perlakuan dalam menurunkan kandungan nitrat di dalam media tanam.Pada ortofosfat menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang nyata pada waktu dalam perlakuan dalam menurunkan ortofosfat. Pada kualitas air seperti suhu dan pH masih menunjukkan kisaran normal sedangkan untuk oksigen terlarut menunjukkan nilai di bawah kisaran normal. Saran dari penelitian ini adalah perlu adanya peran pemerintah setempat dalam mengawasi pembuangan limbah oleh indistri sehingga meminimalisir terjadinya pencemaran. Dalam pengolahan limbah cair tahu dengan fitoremediasi sebaiknya menggunakan tanaman yang lebih efektif dalam menurunkan kandungan unsur hara yaitu kayu apu (Pistia stratiotes L.) sehingga dapat menghasilkan kualitas limbah yang lebih baik