Pengaruh Pemberian Ekstrak Tepung Buah Bakau (Rhizophora mucronata) Muda Blanching terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Putih (Rattus norvegicus)

Main Author: Limantara, YaniMahardika
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/133439/
Daftar Isi:
  • Tumbuhan mangrove sejak dahulu telah digunakan sebagai obat-obatan tradisional dengan kandungan senyawa bioaktif seperti tanin, alkaloid, flavonoid dan steroid. Tanin dapat meningkatkan metabolisme glukosa dan lemak sehingga dapat menghindari penumpukan dalam darah. Penyakit diabetes mellitus dapat disembuhkan dengan cara mengontrol makanan, pemberian insulin dan berbagai obat antidiabetik oral. Namun harga insulin dan obat antidiabetik oral cukup mahal. Selain itu penggunaan obat antidiabetik oral dapat menimbulkan efek samping yang merugikan. Dari penjelasan tersebut buah bakau (Rhizophora mucronata) akan diaplikasikan dalam bentuk ekstrak tepung sebagai solusi kesehatan masyarakat terutama dalam penyakit diabetes mellitus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik senyawa bioaktif yang terkandung dalam buah bakau (Rhizophora mucronata) muda blanching, menentukan efektifitas ekstrak tepung buah bakau (Rhizophora mucronata) muda blanching dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar putih (Rattus norvegicus) serta mendapatkan dosis ekstrak yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang dan Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada bulan Oktober - Januari 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) yang kemudian dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Pada perlakuan pemberian ekstrak dengan dosis 750 ppm, glukosa darah tikus mengalami penurunan yang signifikan. Kemampuan dosis 750 ppm untuk menurunkan glukosa darah tikus tidak berbeda nyata dengan perlakuan pemberian glibenclamide pada kontrol (+). Hal tersebut berarti kemampuan dosis 750 ppm dalam menurunkan glukosa darah memiliki efek yang hampir sama dengan glibenclamide. Untuk kadar glukosa urin pada perlakuan kontrol (-) tetap tinggi hingga hari ke-18 sedangkan kadar glukosa urin pada tikus kontrol (+) telah kembali normal. Pada tikus dengan perlakuan pemberian ekstrak tepung, kadar glukosa urin berangsung-angsur turun hingga hari ke-18. Berat badan pada tikus dengan perlakuan pemberian ekstrak mengalami peningkatan. Perlakuan pemberian ekstrak dosis 500 ppm, 750 ppm, dan 1000 ppm tidak berbeda nyata dengan kontrol (+). Peningkatan berat badan menandakan bahwa membaiknya kondisi tikus dari penyakit diabetes mellitus. Untuk jumlah konsumsi pakan, pada perlakuan pemberian ekstrak dengan dosis 250, 500, 750 dan 1000 ppm tidak berbeda nyata dengan pemberian glibenclamide pada kontrol (+) dengan notasi yang sama. Faktor penyebab bertambahnya jumlah konsumsi pakan pada tikus adalah membaiknya nafsu makan seiring dengan kondisi tikus yang semakin membaik. Berat feses tikus pada perlakuan pemberian ekstrak dengan dosis 750 ppm dan 1000 ppm tidak berbeda nyata dengan kontrol (+). Hal tersebut berarti feses yang dikeluarkan tikus sama banyaknya. Perbedaan jumlah feses pada tiap tikus dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi. Kondisi pankreas tikus dari hasil histopatologi pankreas menunjukkan bahwa adanya interaksi antara dosis pemberian ekstrak terhadap kondisi sel beta pada tikus. Pada kontrol (+) dan semua perlakuan pemberian ekstrak, hingga hari ke-18 jumlah sel beta semakin banyak sedangkan jumlah nekrosis semakin berkurang. Kondisi pankreas tikus pada perlakuan pemberian ekstrak lebih baik dibandingkan dengan tikus kontrol (-). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak tepung buah bakau (Rhizophora mucronata) muda blanching dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar putih (Rattus norvegicus), pemberian dosis ekstrak yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah adalah 750 ppm karena penurunan kadar glukosa darah tidak berbeda nyata pada tikus dengan perlakuan pemberian glibenclamide. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak tepung buah bakau (Rhizophora mucronata) muda blanching secara kualitatif adalah tanin, alkaloid, flavonoid dan steroid. Saran pada penelitian ini yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai identifikasi senyawa bioaktif yang terkandung pada ekstrak tepung buah bakau (Rhizophora mucronata) muda blanching yang berfungsi untuk menurunkan glukosa darah.