“Bioassessment”Sungai Alista Menggunakan Makroinvertebrata Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang Jawa Timur
Main Author: | Pertiwi, Maya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/133427/ |
Daftar Isi:
- Sungai adalah aliran air yang mengalir satu arah dari hulu menuju hilir sungai. Sungai Alista adalah salah satu anak sungai dari Sungai Brantas dan merupakan perairan yang sifatnya terbuka. Di sekitar aliran Sungai Alista terdapat beberapa aktivitas manusia, seperti permukiman, pertanian, penambangan pasir, dan batu yang menghasilkan limbah yang akan mencemari aliran sungai sehingga terjadi perubahan kualitas perairan. Banyaknya aktivitas manusia ini diperlukan adanya indikator pengukuran kualitas air yang dapat menunjukkan kondisi Sungai Alista. Pengukuran tidak hanya dengan teknik fisika kimia air, tetapi juga secara biologis yaitu dengan menggunakan makroinvertebrata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi makroinvertebrata dan untuk menduga status kesehatan Sungai Alista. Kegunaan dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai sumber informasi keilmuan perairan, sebagai bahan tambahan materi perkuliahan khususnya tentang makroinvertebrata sungai, dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan rujukan dalam menentukan kebijakan dalam perencanaan pengelolaan sumber daya perairan secara terpadu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel makroinvertebrata menggunakan metode “kicking” sejauh 10 meter menggunakan jaring benthos ukuran mata jaring 500 μm. Stasiun pengamatan yang diambil berjumlah 10 stasiun. Analisis data makroinvertebrata menggunakan Indeks “Biologycal Monitoring Working Party” (BMWP) dilanjutkan dengan perhitungan “Average Score Per Taxon” (ASPT). Makroinvertebrata yang ditemukan di Sungai Alista Kecamatan Dau Kabupaten Malang yaitu 43 famili terdiri dari 10 ordo (Trichoptera, Coleoptera, Diptera, Tricladida, Decapoda, Odonata, Ephemeroptera, Amphipoda, Lepidoptera, Plecoptera) dan 5 kelas (Oligochaeta, Hirudinea, Gastropoda, Bivalvia, Crustacea). Secara umum taksa terendah terdapat pada stasiun 10 di Desa Selorejo dengan jumlah 9 taksa sedangkan taksa tertinggi terdapat pada stasiun 4 di Desa Selorejo dengan jumlah 26 taksa. Makroinvertebrata yang sedikit ditemukan yaitu berjumlah 1 ind/5m2 adalah Gomphiidae dengan kelimpahan relatif 0,06 % dan Ceratopogonidae dengan kelimpahan relatif 0,06 % pada stasiun 6 dengan tata guna lahan hutan sekunder dan perkemahan Bedengan, Dryopidae kelimpahan relatif 0,04 % pada stasiun 4 dengan tata guna lahan hutan sekunder. Makroinvertebrata yang banyak ditemukan yaitu dengan jumlah 1.609 ind/5m2 adalah Baetidae dengan kelimpahan relatif 58,12 % pada stasiun 8 dengan tata guna lahan perkebunan. Hasil analisis dengan menggunakan Indeks BMWP dan perhitungan ASPT didapatkan status kesehatan Sungai Alista Kecamatan Dau Kabupaten Malang diperoleh nilai antara 2,1 – 6,3 menunjukkan status perairan sangat baik sekali sampai buruk. Nilai ASPT 6,3 pada stasiun 2 di Desa Selorejo dengan tata guna lahan hutan sekunder dan pertanian menunjukkan kondisi perairan sangat baik sekali dikarenakan terdapat Lepidostomatidae, Leptoceridae, Blephariceridae, Perlidae, Glossosomatidae, dan Heptageniidae, nilai ASPT 5,9 pada stasiun 1, 3, dan 4 di Desa Selorejo dengan tata guna lahan hutan sekunder dan pertanian menunjukkan kondisi perairan sangat baik dikarenakan terdapat Lepidostomatidae, Leptoceridae, Perlidae, Glossosomatidae, dan Heptageniidae, nilai ASPT 5,3 pada stasiun 5 dan 6 di Desa Selorejo dengan tata guna lahan hutan sekunder dan pariwisata menunjukkan kondisi perairan baik dikarenakan terdapat Chironomidae, nilai ASPT 4,0 pada stasiun 7 di Desa Selorejo dengan tata guna lahan perkebunan dan hutan bambu menunjukkan kondisi perairan cukup buruk dikarenakan terdapat Richardsonianidae dan Chironomidae, dan nilai ASPT 2,1 – 3,3 pada stasiun 8 sampai 10 di Desa Selorejo dengan tata guna lahan perkebunan dan pertanian menunjukkan kondisi perairan buruk. Status kesehatan di Sungai Alista tergolong perairan sangat baik sekali – buruk dikarenakan terdapat Tubificidae. Saran untuk masyarakat pada stasiun 2 di Desa Selorejo dengan tata guna lahan hutan sekunder dan pertanian disarankan menggunakan pupuk berbahan organik yaitu pupuk kompos. Masyarakat pada stasiun 1, 3, dan 4 di Desa Selorejo dengan tata guna lahan hutan sekunder dan pertanian disarankan tidak membuka lahan yang terbuka untuk pertanian di sekitar sempadan sungai sesuai dengan PP no. 38 tahun 2011 tentang Sungai mengemukakan bahwa lebar sempadan sungai untuk daerah sungai kecil tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit 50 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai. Masyarakat pada stasiun 5 dan 6 di Desa Selorejo dengan tata guna lahan hutan sekunder dan pariwisata disarankan untuk tetap menjaga kebersihan dan kelestarian di sekitar sungai dengan menambah fasilitas tempat sampah di sekitar perkemahan untuk memudahkan pengunjung membuang sampah pada tempatnya dan menanam tanaman di sekitar sungai. Masyarakat pada stasiun 7 di Desa Selorejo dengan tata guna lahan perkebunan dan hutan bambu disarankan tidak membuat laha perkebunan lebih luas di sekitar sempadan sungai sesuai dengan PP no. 38 tahun 2011 tentang Sungai mengemukakan bahwa lebar sempadan sungai untuk daerah sungai kecil tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit 50 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai. Masyarakat pada stasiun 8 sampai 10 di Desa Selorejo dengan tata guna lahan perkebunan dan pertanian disarankan menggunakan pupuk berbahan organik yaitu pupuk kompos. Stasiun 9 disarankan untuk tidak melakukan kegiatan penambangan pasir dan batu sesuai dengan PP no. 38 tahun 2011 tentang Sungai mengemukakan bahwa menjaga dimensi palung sungai yang dilakukan melalui pengaturan pengambilan komoditas tambang di sungai dan hanya dapat dilakukan pada sungai yang mengalami kenaikan dasar sungai. Pemerintah Kota Malang diharapkan untuk dibuatnya suatu badan yang khusus menangani pencemaran di Sungai Alista yang mempunyai legalitas dan pengendalian pencemaran di sungai ditujukan terlebih dahulu pada perubahan pola hidup masyarakat sungai.