Pengaruh Pemberian Larutan Biji Buah Keben (Barringtonuia asiatica) dengan Dosis Berbeda dalam Proses Anestesi untuk Mendukung Transportasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) ukuran ± 400 gram
Main Author: | Riyadi, LailatulWarok |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/133400/ |
Daftar Isi:
- Ikan gurami adalah ikan asli Indonesia, karena ukurannya dianggap besar, maka mendapat julukan Indonesia Giant Gorame. Gurami di habitat alaminya mendiami perairan yang tenang dan tergenang seperti rawa-rawa, situ, danau. Hingga saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap kandungan senywa aktif dalam tanaman keben. Anestesi bertujuan untuk memperpanjang waktu transportasi dengan cara menekan metabolisme dan aktivitas ikan serta mengurangi resiko ikan mengalami stres yang dapat berakibat pada kematian. Semua zat anestesi umum menghambat susunan saraf secara bertahap, mula-mula fungsi yang kompleks akan dihambat dan yang paling akhir adalah medula oblongata yang mengandung pusat vasomotor dan pusat pernafasan yang vital. Bahan anestesi akan masuk kedalam kedalam tubuh, kemudian mengalir dalam darah dan menuju syaraf yag menghambat ion N+, K+, enzim ATPase dan membuat ikan pingsan. Saponin merusak sel darah merah, mengurangi kadar oksigen, dan merusak konsentrasi hemoglobin. Saponin juga merusak insang pada ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh larutan biji buah keben dalam proses anestesi ikan gurami dan untuk mengetahui dosis larutan biji buah keben yang optimal sebagai bahan anestesi ikan gurami. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014 di Laboratorium Reproduksi, Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen sedangkan rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Larutan biji buah keben yang diberikan adalah: A = 0,2 ml/L, B = 0,3 ml/L, C = 0,4 ml/L, D = 0,5 ml/L, dan E = 0,6 ml/L. Parameter utama pada penelitian ini adalah waktu ikan mulai pingsan, lama waktu ikan pingsan dan kelulushidupan (survival rate) ikan. Sementara untuk parameter penunjang dalam penelitian ini adalah pH, suhu dan DO. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk perlakuan A waktu ikan mulai pingsan ± 77,67menit dan lama waktu ikan pingsan ± 227,67 menit, perlakuan B waktu ikan mulai pingsan ± 66,67 menit dan lama waktu ikan pingsan ± 224,33 menit, perlakuan C waktu ikan mulai pingsan ± 63 menit dan lama waktu ikan pingsan ± 264,67 menit, perlakuan D waktu ikan mulai pingsan ± 58 menit dan lama waktu ikan pingsan ± 292 menit, perlakuan E waktu ikan mulai pingsan ± 40 menit dan lama waktu ikan pingsan ± 294 menit. Hasil dari perhitungan regresi polinomial orthogonal menunjukkan bahwa semakin besar dosis yang diberikan, maka waktu ikan mulai pingsan akan semakin cepat. Pada perlakuan A,B,C dan D kelulushidupan ikan 100% sedangkan perlakuan E kelulushidupannya 16,67%. Parameter penunjang yang diamati pada penelitian ini adalah kualitas air yang meliputi suhu, pH, dan DO. Hasil pengamatan kualitas air diperoleh suhu 24,9oC – 25,7oC; pH 7,58–7,88; dan DO 4,53 ppm – 5,11 ppm.