Bioassessment” Sungai Surabaya dan Sungai Mas, Jawa Timur menggunakan Komunitas Makroinvertebrata
Main Author: | Mardhasari, Frizki |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/133395/ |
Daftar Isi:
- Sungai Surabaya merupakan terusan Sungai Brantas yang terbelah di Surabaya menjadi Sungai Mas dan Sungai Jagir yang bermuara di Selat Madura. Daerah aliran Sungai Surabaya dan Sungai Mas terdapat beberapa aktivitas manusia seperti permukiman, industri, dan Rumah Potong Hewan (RPH) yang menghasilkan limbah yang akan mencemari aliran sungai sehingga terjadi perubahan kualitas perairan. Menurunnya kualitas perairan dapat merubah komunitas makroinvertebrata dimana makroinvertebrata dapat digunakan sebagai parameter biologi untuk menentukan kondisi perairannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi makroinvertebrata dan mengetahui status kesehatan kualitas air di Sungai Surabaya dan Sungai Mas. Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus 2013. Pengamatan dilakukan di Laboratorium Ilmu-Ilmu Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Materi penelitian ialah makroinvertebrata dan air sungai. Metode penelitian menggunakan metode survei. Parameter lingkungan yang diukur antara lain kecepatan arus, substrat, suhu, “Total Suspended Solid” (TSS), pH (“Puissance Hydrogen”), “Dissolved Oxygen” (DO), “Total Organic Matter” (TOM), amonia dan kesadahan. Metode pengambilan sampel makroinvertebrata menggunakan teknik “kicking” sepanjang 10 m di daerah substrat keras menggunakan jaring tangan dengan ukuran mata jaring 500 μm dan Eckman Grab di daerah substrat lunak. Penentuan stasiun pengambilan sampel didasarkan pada perbedaan tata guna lahan pada 7 stasiun. Analisis data menggunakan modifikasi indeks “Biological Monitoring Working Party” (BMWP) dilanjutkan perhitungan “Average Score Per Taxon” (ASPT). Hasil dari penelitian diperoleh makroinvertebrata yang ditemukan selama penelitian terdiri dari 26 taksa berasal dari 6 ordo (Decapoda, Ephemeroptera, Coleoptera, Diptera, Trichoptera dan Lepidoptera) dan 7 kelas (Gastropoda, Bivalvia, Oligochaeta, Hirudinea, Polychaeta, Crustacea dan Insecta). Secara umum taksa terendah terdapat pada stasiun 5 di daerah Kedurus, Surabaya dan stasiun 7 di daerah Krembangan Selatan, Surabaya dengan jumlah 7 taksa sedangkan taksa tertinggi terdapat pada stasiun 2 di daerah Waru Gunung sebelum pabrik kertas Suparma dan stasiun 4 di daerah Kedurus sebelum RPH Kedurus dengan jumlah 15 taksa. Individu yang sedikit ditemukan ialah Ancylidae pada stasiun 1 yaitu 1 ind/5m2 dengan KR 0,09 % dan Atyidae 1 ind/5m2 pada stasiun 1 di daerah Mojokerto setelah DAM Mlirip dengan KR 0,09 %, stasiun 4 yaitu sebelum RPH Kedurus dengan KR 0,23 % dan stasiun 7 yaitu daerah Krembangan Selatan dengan KR 0,10 %. Kepadatan tertinggi yaitu Hydropsychidae pada stasiun 1 di daerah Mojokerto dengan jumlah 1013 ind/5m2 dan dengan KR 87,63 %. Hasil analisis modifikasi indeks BMWP dan perhitungan ASPT diperoleh nilai antara 3,43 - 4,63 yaitu status perairan buruk sampai sedang. Nilai 4,63 pada stasiun 1 yang menunjukkan kondisi perairan yang tergolong sedang yaitu di Sungai Surabaya wilayah Mojokerto. Stasiun 2 sampai stasiun 7 di Sungai Surabaya dan Sungai Mas wilayah Surabaya didapatkan nilai ASPT 3,43 - 3,85 yang menunjukkan kondisi perairan yang tergolong buruk. Perbedaan tingkat kondisi kualitas air dapat dilihat dari komposisi dan kepadatan makroinvertebrata setiap stasiun. Parameter lingkungan di Sungai Surabaya dan Sungai Mas sebagai berikut kecepatan arus tergolong sangat lambat sampai cepat berkisar antara 9,46 - 60,9 cm/detik, substrat mulai dari batu besar sampai lumpur, suhu air tergolong tinggi berkisar antara 33,4 oC - 37,7 oC, TSS tergolong kurang baik bagi kepentingan perikanan berkisar antara 176 - 272 mg/L, pH masih normal yaitu 8, DO tergolong kurang baik berkisar antara 2,61 - 5,95 mg/L, TOM tergolong tinggi dengan kisaran 17,69 - 48,66 mg/L, amonia masih dapat ditoleransi berkisar antara 0,25 - 0,74 mg/L dan kesadahan tergolong menengah sampai sadah yaitu berkisar antara 96 - 182 mg/L. aran yang dapat diberikan antara lain pada stasiun 1 di Sungai Surabaya wilayah Mojokerto dengan kondisi perairan yang sedang sebaiknya pemerintah Kota Mojokerto lebih menjaga sungai dengan mengurangi aktifitas yang dapat mencemari sungai seperti tidak lagi membuang sampah ke sungai dengan cara pembuatan tempat sampah yang diletakkan di pinggir jalan ataupun daur ulang limbah tersebut. Stasiun 2 sampai stasiun 7 di Sungai Surabaya dan Sungai Mas wilayah Kota Surabaya dengan kondisi perairan buruk sebaiknya pemerintah Kota Surabaya memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan sungai sebagai tempat MCK dan pembuangan sampah serta penyuluhan untuk industri di sepanjang Sungai Surabaya dan Sungai Mas untuk tidak membuang limbahnya secara langsung ke sungai dengan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dapat pula dibangun MCK dan daur ulang limbah rumah tangga. Bagi “stakeholder” sebaiknya menata kembali daerah sekitar sungai agar adanya sempadan (untuk daerah perkotaan tidak bertanggul dengan kedalaman ≤ 3 meter