Pengaruh Pembiusan Benih Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) Dengan Ekstrak Daun Kecubung (Datura metel) Terhadap Amonia dan Kelulushidupan Benih Ikan Kerapu Tikus Dalam Lama Waktu Transportasi

Main Author: Sakinnah, Nur
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/133341/
Daftar Isi:
  • Keberhasilan transportasi benih akan mendukung pengembangan kegiatan budidaya pembesaran ikan kerapu khususnya dalam mengupayakan keselamatan dan kesehatan benih yang diangkut dari unit perbenihan sampai ke lokasi budidaya atau pembesaran, dalam transportasi tertutup dengan kantong plastik. Dalam hal transportasi ikan hidup, tingkat metabolisme sangat menentukan proses pengepakan dan transportasi. Salah satu upaya menurunkan laju metabolisme pada proses transportasi adalah dengan pembiusan ikan sebelum pengepakan dilakukan, salah satu cara dengan pembiusan menggunakan ekstrak daun kecubung. pembiusan dengan daun kecubung dapat mengurangi aktivitas ikan sehingga dapat menurunkan metabolisme, konsumsi oksigen, produksi CO2 dan amonia. Dengan demikian, bisa diharapkan dapat mengurangi angka kematian ikan selama proses pengangkutan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Juli sampai tanggal 22 Agustus 2012 dan bertempat di Laboratorium Reproduksi, Pembenihan dan Pemuliaan Ikan (FPIK – UB) Malang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pembiusan dengan ekstrak daun kecubung terhadap ikan Kerapu tikus terhadap ammonia dan memperoleh sintasan tertinggi dalam transportasi tertutup selama 24 jam. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diberikan adalah pemberian ekstrak daun kecubung dengan dosis ekstrak daun kecubung 6 gram dibius selama 25 menit setelah itu ikan kerapu akan ditransportasikan dengan air laut bersih selama 6 jam (A), 12 jam (B), 24 jam (C) dan kontrol (K) dengan transportasi 24 jam tanpa pembiusan, masing-masing perlakuan 6, 12 dan 24 jam dengan 3 kali ulangan. Parameter utama dalam penelitian ini adalah, tingkat kelulushidupan (survival rate) setelah transportasi, tingkat kelulushidupan (survival rate) setelah pemeliharaan dan ammonia air setelah transportasi. Sedangkan parameter penunjang adalah kualitas air (suhu, DO dan pH). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pembiusan dengan menggunakan ekstrak daun kecubung tidak memberikan pengaruh terhadap kelangsungan hidup benih kerapu selama transportasi 6 jam, dan 24 jam. Kelangsungan hidup pada ke dua perlakuan adalah 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa ikan uji pada ke perlakuan 6 dan 12 jam tidak mengalami kematian. Hal ini bertolak belakang dengan hasil yang diinginkan akibat pengujian, yaitu terjadi perbedaan kelangsungan hidup antara benih yang dipingsankan dengan yang tidak dibius (kontrol). Diharapkan bahwa benih yang dipingsankan memiliki nilai kelangsungan hidup lebih baik daripada yang tidak dipingsankan. Sama halnya dengan hasil kelulushidupan (%) setelah pemeliharaan, menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap benih ikan kerapu tikus setelah pemeliharaan, terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0.982 > 0,05. Pembiusan dengan ekstrak daun kecubung berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan ammonia setelah transportasi dengan lama waktu transportasi berbeda. Dengan nilai rata-rata didapatkan perlakuan A (6 jam) dengan nilai 0,309 ppm; B(12 jam) dengan nilai 0,344 ppm; C (24 jam) dengan nilai 0,429 ppm dan K (kontrol) dengan nilai tertinggi 0,544 ppm. Hasil pengukuran terhadap parameter kualitas air yaitu suhu 18°C-23°C, oksigen terlarut 5,9-10 sedangkan nilai pH didapat antara 7,16-7,71. Kisaran kualitas air tersebut diatas masih dalam batas normal bagi kehidupan ikan kerapu tikus. Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah bahwa penggunaan ekstrak daun kecubung bisa digunakan dalam transportasi sistem tertutup dan perlu dilakukan penelitian dengan pemberian dosis yang berbeda dari ekstrak daun kecubung dengan lama waktu transpotasi yang sama, sehingga terlihat pengaruh dari ikan yang diuji