Pengaruh Pemberian Zeolit dengan Dosis yang Berbeda terhadap Kualitas Air dan Tingkat Kelulushidupan Benih Ikan Maanvis (Pterophyllum scalare) Pada Pengangkutan Sistem Tertutup

Main Author: WijayaRangga
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/133084/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8-26 Maret 2012, di Laboratorium Teknik Kimia, Fakultas Teknik Institut Teknologi Indonesia, Tangerang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zeolit terhadap kualitas air terutama kandungan amonia dan tingkat kelulushidupan benih ikan Maanvis (Pterophyllum scalare) serta dosis zeolit terbaik dalam meningkatkan tingkat kelulushidupan pada pengangkutan benih ikan maanvis dengan sistem tertutup. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu mengadakan percobaan untuk melihat suatu hasil atau hubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri 1 kontrol dan 3 perlakuan dengan 3 kali ulangan yaitu K (zeolit dosis 0 g/l), A (zeolit dosis 10 g/l), B (zeolit dosis 20 g/l), dan C (zeolit dosis 30 g/l). Pengangkutan dilakukan menggunakan kantong plastik ukuran 60 cm x 40 cm dengan kepadatan ikan 40 ekor/l dan lama pengangkutan 24 jam. Parameter utama dalam penelitian ini adalah tingkat kelulushidupan/SR (%) dan kandungan amonia (ppm), sedangkan parameter penunjang adalah kualitas air meliputi suhu, pH dan DO yang di ukur pada awal dan akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dosis zeolit yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tingkat kelulushidupan benih ikan maanvis dan kandungan amonia pada pengangkutan sistem tertutup, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap suhu, pH, dan DO. Perlakuan C (dosis zeolit 30 g/l) memberikan hasil yang paling baik dalam meningkatkan SR (%) benih ikan maanvis (P. scalare) dengan nilai rata-rata SR tertinggi yaitu 99,17% dan menurunkan kandungan amonia dengan nilai rata-rata amonia terendah 0,20 ppm. Hasil uji regresi diperoleh hubungan linier antara dosis zeolit dengan SR dengan persamaan Y = 71,54 + 0,47x dan nilai R2 = 0,77. Selain itu, diperoleh hubungan linier antara dosis zeolit dengan kandungan amonia dengan persamaan Y = 0,52 – 0,01x dengan R2 = 0,95. Pasca pengangkutan 24 jam, benih ikan maanvis dipelihara selama 2 minggu di dalam akuarium ukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm sesuai dengan perlakuan dan ulangannya masing-masing. Selama pemeliharaan 2 minggu, keseluruhan benih ikan yang mati berjumlah 10 ekor. Dari hasil penelitian disarankan sebaiknya proses pengangkutan benih ikan maanvis (P. scalare) dengan sistem tertutup selama 24 jam diberikan zeolit dengan dosis sebanyak 30 g/l. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh pemberian zeolit dengan dosis yang berbeda pada pengangkutan benih ikan dengan sistem tertutup, sebaiknya dilakukan pengukuran NH3 pada masa pemeliharaan pasca pengangkutan