Isolasi Dan Identifikasi Mikroorganisme Penyebab Kerusakan Pada Alga Coklat (Sargassum Duplikatum) Kering

Main Author: Sari, DetyPutri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/133077/1/skripsi_dety_putri_sari_0910832007.pdf
http://repository.ub.ac.id/133077/
ctrlnum 133077
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/133077/</relation><title>Isolasi Dan Identifikasi Mikroorganisme Penyebab Kerusakan&#xD; Pada Alga Coklat (Sargassum Duplikatum) Kering</title><creator>Sari, DetyPutri</creator><subject>639.2 Commercial fishing, whaling, sealing</subject><description>Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan makanan yang anolog dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan bersifat autotrof (Mariah, 2010). Apabila alga coklat ini rusak, maka banyak kandungan gizi maupun manfaat dari alga tersebut juga akan ikut rusak, kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh jamur atau kapang pada alga coklat kering. Untuk mencegah rusaknya alga coklat tersebut maka dibutuhkan penanganan yang lebih intensif agar kualitas alga coklat tersebut dapat dipertahankan. Penyebab pembusukan pada rumput laut kering umumnya terjadi karena adanya makhluk hidup yang berukuran sangat kecil, seperti bakteri dan jamur. Jamur merupakan penyebab yang utama dari pembusukan. Jamur akan mudah berkembang pada keadaan lingkungan yang lembab. Jika kondisi lingkungan lembab dan banyak air, jamur akan tumbuh dengan subur. Selain itu, jamur tumbuh dengan pesat di tempat yang memiliki suhu yang hangat, tidak terlalu dingin. Dengan kondisi demikian, akan mempercepat pembusukan. Kandungan air yang terlalu banyak dalam bahan makanan menyebabkan pembusukan lebih mudah terjadi. Jamur dan bakteri penyebab pembusukan akan tumbuh berkembang dengan cepat jika banyak udara (Bachtiar, 2007). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH) dan Laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011- Januari 2012. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif, metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya (Andrianto, 2010). Hasil dari penelitian kadar air yang diperoleh dari Sargassum duplicatum segar memiliki nilai sebesar % wb 80,19, pada Sargassum duplicatum kering memiliki nilai sebesar % wb 46,57, dan pada Sargassum duplicatum busuk memilki nilai sebesar % wb 42,25. Diamati pH pada sampel segar memiliki nilai 7, pada sampel kering memiliki nilai pH5, dan pada sampel yang busuk memiliki nilai pH 5. Pada perhitungan koloni didapatkan jumlah koloni mikroba pada sampel yang segar sebanyak 6,1x106 cfu/gram, pada sampel yang kering terdapat jumlah total mikroba sebanyak 2,0x107 cfu/gram, dan pada sampel yang busuk tidak tumbuhmikroba pada cawan tersebut. Pada media APDA sampel yang segar tidak ditemui jamur dan sejenisnya, sedangkan pada sampel yang kering total jumlah jamur memiliki total jamur sebanyak 87x105 cfu/gram dan pada sampel yang busuk memiliki jumlah jamur sebanyak 188x105 cfu/gram. Dari hasil identifikasi mikroorganisme yang telah diisolat dari sampel Sargassum duplicatum segar didapatkan mikroba jenis Vibrio Alginoliticus, tidak terdapat jamur dan kapang. Pada sampel yang kering terdapat mikroba berupa Aerococcus sp dan terdapat jenis jamur jenis Candida Tropicalis, dan pada sampel busuk tidak terdapat jenis bakteri tetapi ditemukan jenis jamur Tricophyton sp.</description><date>2012-09-17</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/133077/1/skripsi_dety_putri_sari_0910832007.pdf</identifier><identifier> Sari, DetyPutri (2012) Isolasi Dan Identifikasi Mikroorganisme Penyebab Kerusakan Pada Alga Coklat (Sargassum Duplikatum) Kering. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FPR/2012/65/051203692</relation><recordID>133077</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Sari, DetyPutri
title Isolasi Dan Identifikasi Mikroorganisme Penyebab Kerusakan Pada Alga Coklat (Sargassum Duplikatum) Kering
publishDate 2012
isbn 9780910832007
topic 639.2 Commercial fishing
whaling
sealing
url http://repository.ub.ac.id/133077/1/skripsi_dety_putri_sari_0910832007.pdf
http://repository.ub.ac.id/133077/
contents Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau pigmentasinya. Phaeophyta (ganggang coklat) ini berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan makanan yang anolog dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan bersifat autotrof (Mariah, 2010). Apabila alga coklat ini rusak, maka banyak kandungan gizi maupun manfaat dari alga tersebut juga akan ikut rusak, kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh jamur atau kapang pada alga coklat kering. Untuk mencegah rusaknya alga coklat tersebut maka dibutuhkan penanganan yang lebih intensif agar kualitas alga coklat tersebut dapat dipertahankan. Penyebab pembusukan pada rumput laut kering umumnya terjadi karena adanya makhluk hidup yang berukuran sangat kecil, seperti bakteri dan jamur. Jamur merupakan penyebab yang utama dari pembusukan. Jamur akan mudah berkembang pada keadaan lingkungan yang lembab. Jika kondisi lingkungan lembab dan banyak air, jamur akan tumbuh dengan subur. Selain itu, jamur tumbuh dengan pesat di tempat yang memiliki suhu yang hangat, tidak terlalu dingin. Dengan kondisi demikian, akan mempercepat pembusukan. Kandungan air yang terlalu banyak dalam bahan makanan menyebabkan pembusukan lebih mudah terjadi. Jamur dan bakteri penyebab pembusukan akan tumbuh berkembang dengan cepat jika banyak udara (Bachtiar, 2007). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH) dan Laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011- Januari 2012. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif, metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya (Andrianto, 2010). Hasil dari penelitian kadar air yang diperoleh dari Sargassum duplicatum segar memiliki nilai sebesar % wb 80,19, pada Sargassum duplicatum kering memiliki nilai sebesar % wb 46,57, dan pada Sargassum duplicatum busuk memilki nilai sebesar % wb 42,25. Diamati pH pada sampel segar memiliki nilai 7, pada sampel kering memiliki nilai pH5, dan pada sampel yang busuk memiliki nilai pH 5. Pada perhitungan koloni didapatkan jumlah koloni mikroba pada sampel yang segar sebanyak 6,1x106 cfu/gram, pada sampel yang kering terdapat jumlah total mikroba sebanyak 2,0x107 cfu/gram, dan pada sampel yang busuk tidak tumbuhmikroba pada cawan tersebut. Pada media APDA sampel yang segar tidak ditemui jamur dan sejenisnya, sedangkan pada sampel yang kering total jumlah jamur memiliki total jamur sebanyak 87x105 cfu/gram dan pada sampel yang busuk memiliki jumlah jamur sebanyak 188x105 cfu/gram. Dari hasil identifikasi mikroorganisme yang telah diisolat dari sampel Sargassum duplicatum segar didapatkan mikroba jenis Vibrio Alginoliticus, tidak terdapat jamur dan kapang. Pada sampel yang kering terdapat mikroba berupa Aerococcus sp dan terdapat jenis jamur jenis Candida Tropicalis, dan pada sampel busuk tidak terdapat jenis bakteri tetapi ditemukan jenis jamur Tricophyton sp.
id IOS4666.133077
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-25T02:07:31Z
last_indexed 2021-10-28T07:22:07Z
recordtype dc
_version_ 1751454918513786880
score 17.538404