Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan Pengelolaannya Pada Kawasan Tambak Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Desa Kandangsemangkon Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur

Main Author: Pratiwi, AgniPutrining
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/133032/1/PDF.pdf
http://repository.ub.ac.id/133032/
Daftar Isi:
  • Wilayah pesisir dan lautan Indonesia saat ini dijadikan tumpuan perekonomian dan pengembangannya ditingkatkan dalam beberapa tahun terkahir. Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan laut. Hutan mangrove memiliki berbagai fungsi penting diantaranya adalah ekologi dan ekonomi. Fungsi ekologi hutan mangrove di antaranya adalah: penyedia nutrien bagi biota laut, tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, angin, gelombang dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut dan fungsi ekologi lainnya. Kondisi hutan mangrove di Indonesia terus mengalami kerusakan dan pengurangan luas dengan kecepatan kerusakan mencapai 530.000 ha/tahun. Sementara laju penambahan luas areal rehabilitasi mangrove yang dapat terealisasi masih jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju kerusakannya, yaitu hanya sekitar 1.973 ha/tahun. Penyebab utama kerusakan ekosistem mangrove adalah alih fungsi lahan. Kawasan mangrove dikonversi ke dalam bentuk yang dinggap lebih ekonomis. Beberapa metode dapat diterapkan dalam penentuan nilai ekonomi sumberdaya alam. Penelitian ini menggunakan metode Total Valuation berbasis pendekatan biaya-manfaat. Metode dipilih karena lebih mudah diterapkan untuk ekosistem mangrove dibandingkan dengan metode lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik ekosistem hutan mangrove pada kawasan tambak udang Vanamei (Litopenaus vannamei), Desa Kandangsemangkon Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, fungsi dan manfaat ekosistem hutan mangrove, nilai manfaat dan fungsi ekosistem hutan mangrove yang meliputi kegunaan dan bukan kegunaan (use value dan non use value) atau TEV (Total Economic Value) dari ekosistem hutan mangrove, peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan mangrove, pengelolaan ekosistem hutan mangrove yang disarankan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sampling dan analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian di dapati mangrove yang berada di Desa Kandangsemangkon sebagai berikut: Sonneratia alba (bogem/ pedada), Bruguiera gymnorrhiza (tanjang), Sonneratia caseolaris, Rhizopora apiculata (jangkar), Rhizopora mucronata (bakau), Rhizopora Stylosa, Osbornia octodonta, Aegiceras florindum, dan passiflora foetida. Dengan Dominasi mangrove jenis Bruguiera gymnorrhiza dan Rhizopora apiculata. Ekosistem hutan mangrove memiliki fungsi ganda yakni ekonomis dan ekologis, adapun fungsi ekosistem hutan mangrove yang terdapat di Desa Kandangsemangkon adalah sebagai berikut: a). Manfaat ekonomis sebagai penghasil kayu bakar, sebagai penghasil kerang, kepiting, sipan, udang dan ikan (sindo, kerapu dan sadar). b) Manfaat ekologis berperan dalam kestabilan kualitas air tambak. Adapun fungsi dari ekosistem hutan mangrove Desa Kandangsemangkon adalah: a) Fungsi ekonomi sebagai tempat berkembangbiaknya organisme atau biota yang bernilai ekonomis, seperti kepiting bakau, kerang, ikan, benih udang dan bandeng, burung, dan reptilia (ular dan biawak), b) Fungsi ekologi sebagai tempat tambat kapal, menahan intrusi air laut, menahan gelombang dan abrasi pantai, berfungsi biologis (Nursery, feeding dan spawning ground) Hasil perhitungan nilai manfaat dan fungsi ekosistem hutan mangrove Desa Kandangsemangkon nilai ekonomi total sebesar Rp572.103.498.000 terdiri dari : a) Nilai penggunaan langsung (Direct Use Value) sebesar Rp9.975.900.000 untuk luas ekosistem hutan mangrove 12 Ha. b) Nilai penggunaan tidak langsung (Indirect Use Value) sebesar Rp562.110.300.000 dengan luas ekosistem hutan mangrove 12 Ha. c) Nilai pilihan sebesar Rp 17.298.000 Pengetahuan masyarakat akan manfaat dan fungsi ekosistem hutan mangrove terbatas, begitu juga dengan peran masyarakat dalam pengelolaan hal ini ditunjukan dari 30 responden 54% mengetahui fungsi dan manfaat mangrove sebatas penahan abrasi dan tidak melakukan pengelolaan. 30% menyatakan mangrove bermanfaat bagi tambak dan penahan abrasi serta melakukan pengawasan atas pengambilan biota maupun kayu di dalam ekosistem hutan mangrove. Sisanya 16% atau sebanyak 5 orang menyatakan tidak tahu akan manfaat dan fungsi ekosistem mangrove serta tidak melakukan pemanfaatan maupun pengelolaan Penulis menyarankan untuk menerapkan sistem Pengelolaan Pesisir Terpadu (Integrated Coastal Management) dalam upaya melakukan pengelolaan ekosistem hutan mangrove Desa Kandangsemangkon Pengelolaan Pesisir Terpadu merupakan sebuah konsep atau manajemen yang memadukan aspek sosial (Human system), ekonomi, serta aspek ekologi (Natural resources). Diharapkan sistem ini dapat menggabungkan nilai valuasi ekonomi total yang begitu tinggi dari ekosistem hutan mangrove desa kandangsemangkon dengan pengelolaan yang berbasis kerjasama antara masyarakat, pemerintah dan pihak swasta. Sehingga pengelolaan yang berkelanjutan dan lestari dapat terjadi