Pengaruh Variasi Dosis Ekstrak Kasar Kulit Batang Mangrove Sonneratia Alba Sebagai Antikanker Terhadap Viabilitas Sel Hela

Main Author: Widyastuti, Intan Rahma
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13299/
Daftar Isi:
  • Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh sel abnormal jaringan tubuh yang tumbuh dan berkembang dengan cepat serta tidak terkendali. Kanker menjadi masalah utama kesehatan baik di negara berkembang maupun di negara maju. Salah satu kanker yang mengakibatkan kematian paling banyak adalah kanker serviks. Umumnya kanker ini menyerang wanita dibawah usia 50 tahun. Senyawa yang umum digunakan sebagai antikanker maupun antitumor adalah cisplatin, namun cisplatin sering menimbulkan efek samping. Pemanfaatan tanaman mangrove sebagai obat tradisional telah lama digunakan oleh masyarakat dalam terapi gastroentetitis dan antikanker. Mangrove di Indonesia memiliki manfaat yang beragam dan berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Ekstrak kulit batang mangrove Sonneratia alba mengandung berbagai macam senyawa bioaktif seperti saponin, steroid, flavonoid, tanin, dan juga senyawa fenol. Senyawa-senyawa tersebut memiliki potensi sebagai antitumor/ antikanker, terutama fenol karena memiliki sifat anti poliferasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi dosis ekstrak kasar kulit batang mangrove Sonneratia alba sebagai antikanker terhadap viabilitas sel HeLa. Selain itu untuk menentukan dosis terbaik ekstrak kasar kulit batang Sonneratia alba terhadap persentase viabilitas sel HeLa.. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2018 di Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univesitas Brawijaya Malang dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Surabaya. Uji LC-MS dilaksanakan di Pusat Laboratorium Forensik, Jakarta pada bulan Mei 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Parameter penelitian pendahuluan meliputi uji kadar air, fitokimia, uji toksisitas, analisa proksimat, uji aktifitas antioksidan dan total fenol ekstrak kulit batang mangrove Sonneratia alba. Parameter penelitian utama meliputi uji sitotoksisitas sel HeLa dan uji LC-MS. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana. Dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian pendahuluan didapatkan nilai rendemen tertinggi diperoleh pelarut etanol yaitu 13,02 dan terendah pada pelarut n-heksan yaitu 2,09. Pada uji kadar air didapatkan nilai tertinggi diperoleh pelarut etanol yaitu 24% dan terendah pada pelarut n-heksan yaitu 10%. Hasil analisa proksimat tepung kulit batang mangrove Sonneratia alba diperoleh nilai kadar air 10%, kadar abu 4,88%, kadar lemak 5%, kadar protein 5,9% dan kadar karbohidrat sebesar 74,22%. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa pada ekstrak n-heksan terdeteksi mengandung senyawa flavonoid dan triterpenoid. Ekstrak etil asetat terdeteksi mengandung senyawa flavonoid dan tanin. Ekstrak etanol terdeteksi mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid, saponin dan tanin. Hasil uji toksisitas diperoleh LC50 ekstrak n-heksan sebesar 443,09 ppm, ekstrak etil asetat sebesar 335,53 ppm, dan ekstrak etanol sebesar 115,45. Hasil uji total fenol tertinggi yaitu pada ektrak etanol sebesar 688 mgGAE/100g sedangkanviii kandungan total fenol yang terendah yaitu pada ekstrak n-heksan sebesar 14 mgGAE/100g. Hasil uji aktifitas antioksidan terendah dihasilkan oleh ekstrak etanol sebesar 47,879 ppm sedangkan tertinggi dihasilkan oleh ekstrak n-heksan sebesar 111,857 ppm. Hasil uji viabilitas sel HeLa menunjukkan nilai IC50 sebesar 2900,99 ppm. Pemberian dosis yang berbeda memberikan pengaruh terhadap %viabilitas sel HeLa. Nilai rata-rata tertinggi % viabilitas sel HeLa pada dosis 62,5 ppm sebesar 81,26%, sedangkan nilai rata-rata % viabilitas sel HeLa terendah pada dosis 1000 ppm sebesar 55%. Hasil uji LC-MS menunjukkan adanya 5 puncak (peak). Puncak pertama dengan retensi waktu 0,95 menit diduga senyawa asam salisilat, puncak kedua dengan retensi waktu 1,05 menit diduga senyawa kumarin, puncak ketiga dengan retensi waktu 3,40 menit diduga senyawa Phenyl-2-benzo pyrylium, puncak keempat dengan retensi waktu 4,20 menit diduga senyawa bergapten, dan puncak kelima dengan retensi waktu 8,04 menit diduga senyawa vitexin. Kesimpulan yang didapat dari penellitian ini adalah pemberian ekstrak kasar mangrove kulit batang Sonneratia alba dengan variasi dosis berpengaruh terhadap viabilitas sel HeLa, % viabilitas sel HeLa menurun seiring dengan peningkatan dosis ekstrak kasar yang digunakan. Dosis terbaik ekstrak kulit batang Sonneratia alba terhadap % viabilitas sel HeLa adalah pada dosis 1000 ppm sebesar 55%. Karena nilai IC50 ekstrak kulit batang Sonneratia alba sebesar 2900,99 ppm, maka ekstrak tersebut dikategorikan mempunyai efek sitotoksik yang tidak toksik berdasarkan standart yang ditetapkan NCI (National Cancer Institute) sebesar ≤ 20 ppm