Penggunaan Pupuk Anorganik (Urea, Sp 36 Dan Npk) Terhadap Laju Pertumbuhan Populasi Nannochloropsis Sp
Main Author: | Setiyaningrum, Lis |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/132989/1/LAPORAN_SKRIPSI_LIS_SETIYANINGRUM_0810810049.pdf http://repository.ub.ac.id/132989/1/LAPORAN_SKRIPSI_LAMPIRAN_1_DAN_2.pdf http://repository.ub.ac.id/132989/2/ARTIKEL_SKRIPSI_LIS_SETIYANINGRUM_0810810049.pdf http://repository.ub.ac.id/132989/ |
Daftar Isi:
- Usaha budidaya ikan di Indonesia semakin berkembang seiiring kemajuan di bidang lain. Usaha pengembangan budidaya ini tidak dapat terlepas dari tahap pembenihan. Pakan alami terutama fitoplankton adalah jasad-jasad renik yang melayang dan selalu mengikuti arus. Salah satu jenis pakan alami adalah fitoplankton dari jenis Nannochloropsis sp. yang di kenal sebagai marine Chlorella dan umumnya dibudidayakan di pembenihan ikan sebagai pakan rotifer. Unsur hara yang dibutuhkan oleh Nannochloropsis sp berupa unsur hara akro dan unsur hara mikro. Untuk itulah penambahan mineral dari luar mutlak diperlukan, salah satunya adalah dengan menggunakan pupuk anorganik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang mengandung unsur hara tertentu, tidak perlu memerlukan penguraian waktu yang lama, dan mudah larut dengan air. Jenis pupuk anorganik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pupuk tunggal yang mengandung unsur nitrat (N) pupuk Urea , unsur phosfat (P) pupuk SP 36, serta jenis pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur makro yaitu nitrogen (N), fosfor (P), dan Kalium (K) atau disebut juga sebagai pupuk NPK. Oleh karena itu, berdasarkan kondisi diatas maka dilakukan penelitian laju pertumbuhan populasi Nannochloropsis sp dengan berbagai dosis pupuk Urea, SP 36, dan NPK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan pupuk anorganik (Urea, SP 36, dan NPK) terhadap laju pertumbuhan populasi Nannochloropsis sp. dan untuk mengetahui penggunaan pupuk yang efektif bagi pertumbuhan Nannochloropsis sp. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Ikan, Pembenihan Ikan dan Pemuliaan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang. Waktu penelitian pada bulan Juni 2012. Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode eksperimen atau percobaan dan teknik pengambilan data dilakukan secara observasi langsung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Tersarang (RALT). Dimana pelitian menggunakan 3 perlakuan yaitu perlakuan pertama (A) menggunakan pupuk urea, perlakuan kedua (B) menggunakan pupuk SP 36 dan perlakuan ketiga (C) menggunakan NPK. Masing-masing dari perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Dosis yang digunakan dalam tiap-tiap perlakuan 25 mg/5L. Penelitian dilakukan selama 2 minggu dan pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali. Kualitas air yang diukur adalah pH, Salinitas, Oksigen terlarut, Suhu, Nitrat, Phosfat, dan Karbondoksida. Hasil kelimpahan tertinggi selama penelitian adalah pupuk urea dengan kelimpahan 7,75 x 106 sel/ml mencapai puncak pada hari ke-7 diikuti oleh pupuk NPK dengan kelimpahan 7,04 x 106 puncaknya pada hari ke-9 dan pupuk SP 36 dengan kelimpahan 3,61 x 106 sel/ml mencapai puncak pada hari ke-5. Dengan analisis sidik ragam diperoleh perlakuan pemberian pupuk dari pupuk anorganik (urea, SP 36, dan NPK) menunjukan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap laju pertumbuhan Nannochloropsis sp., hal ini terbukti dari F hitung (31,269) > F tabel (3,134). Begitu juga waktu dalam pengamatan atau waktu bersarang menunjukan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap laju pertumbuhan populasi Nannochloropsis sp yang terbukti dari F hitung (15,479) > F tabel (1,842). Hasil uji BNT diketahui laju pertumbuhan populasi Nannochloropsis pada perlakuan pupuk SP 36 berbeda nyata dengan perlakuan pupuk urea dan pupuk NPK, sedangkan laju pertumbuhan populasi Nannochloropsis sp. perlakuan pupuk NPK dan pupuk urea tidak berbeda nyata (sama). Laju pertumbuhan dalam pengamatan waktu, menunjukkan pada hari ke- 3 sampai ke-13 memberikan perbedaan yang nyata. Laju pertumbuhan tertinggi pada hari ke-3 mengalami penurunan sampai hari ke-13, hari ke-3 rata-rata laju pertumbuhan sebesar 4646666,667 sel/hari. Diduga hari ke-3 terjadi laju pertumbuhan yang sangat tinggi, keadaan ini menyebabkan berkurangnya ketersediaan bahan makan bagi organisme pada hari berikutnya, dalam mengkultur fitoplankton ketersedian pakan sangat menentukan terhadap laju pertumbuhan populasinya, apabila terjadi kekurangan nutrien dalam bahan media dapat menyebabkan terjadinya penurunan laju pertumbuhan populasi bahkan mengalami kematian secara masal. Hasil analisis kualitas air sebagai berikut, suhu berkisar antara 23,230 - 24,950 C, pH berkisar antara 6,25 - 7,96, salinitas berkisar antara 33,75 - 39,50 ppm, oksigen terlarut berkisar antara 6,02 - 6,68 mg/l, kabondioksida bebas berkisar antara 0 - 23.97 mg/l, nitrat berkisar 0,387 - 0,610 ppm, phosfat berkisar 0,032 - 0,199 ppm, dan CO2 berkisar antara 16,47 - 27,40 mg/l. Secara umum kondisi media kultur baik atau masih optimal dan masih layak untuk pertumbuhan Nannchloropsis sp. Dapat disimpulkan dengan penggunaan perlakuan pupuk urea (A), SP 36 (B) dan NPK (C) memberikan laju pertumbuhan yang berbeda. Dari uji BNT menunjukkan bahwa laju pertumbuhan populasi Nannochloropsis pada perlakuan pupuk SP 36 berbeda nyata dengan perlakuan pupuk urea dan pupuk NPK, sedangkan laju pertumbuhan populasi Nannochloropsis sp. dengan perlakuan pupuk NPK dan pupuk urea tidak berbeda nyata. Dari ketiga pupuk laju pertumbuhan yang tertinggi adalah pada hari ke-3, menurun sampai hari ke- 13 dan perlakuan pemberian pupuk dengan dosis 25 mg/5L pupuk yang efektif dilihat dari hasil kelimpahan adalah pupuk urea lebih tinggi dari pada pupuk lainya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran antara lain sebagai berikut : untuk pemupukan kolam dan kultur secara massal bisa menggunakan pupuk urea maupun pupuk NPK agar menghasilkan kuantitas yang baik. Dapat dilakukan pemupukan susulan setelah hari ke-9 agar mendapatkan kelimpahan yang lebih baik.