Daftar Isi:
  • Upaya identifikasi spesies selalu berkembang dari waktu ke waktu. Hal itu dimaksudkan sebagai usaha manusia untuk mempelajari, meneliti, menguraikan dan menganalisa identitas dari seekor ikan sehingga dengan demikian kita dapat menentukan sifat atau ciri – ciri ikan tersebut dan pada akhirnya menentukan nama ilmiah dari ikan yang diidentifikasi. Identitas yang masih dapat dipertahankan untuk upaya identifikasiadalah karakter morfometri. Karakter morfometri yang biasa digunakan untuk menduga spesies adalah panjang standar (Standart Length)dan tinggi badan (Body Depth). Karakter morfometri tersebut hanya dapat digunakan untuk menduga spesies dalam family Leiognathidae saja, sedangkan untuk spesies dari family lain masih belum ditemukan karakter morfometri yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga densitas ikan dari luas area sapuan payang bottom gardan, mengetahui jumlah dan jenis ikan yang tertangkap oleh payang bottom gardan, dan mencari karakter morfometri untuk penandaan spesies dan mengetahui kondisi perairan laut Tuban. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metodepe nelitian korelasional dan deskrptif dengan teknik pengambilan data meliputi studi pustaka, observasi, wawancara dan identifikasi. Pada kegiatan observasi diketahui bahwa alat tangkap payang bottom gardan yang beroprasi di laut Tuban merupakan penamaan nelayan setempat, dilihat dari bentuk konstruksi dan cara pengoprasiannya merupakan alat tangkap cantrang. Dari analisis Regresi diketahui pengaruh jamlah alat tangkap (effort) terhadap CPUE ( Hasil tangkapan) sebesar 75 %, koefisien regresi b = - 2,58 sedangkan konstanta a yaitu 5913,23sehingga model persamaan regresinya CPUE = 5913,2 – 2,59 Alat Tangkap. (Eopt) sebanyak 1139 unit/tahun, (Cmsy) sebesar 3.367.684,9 Kg/Tahun, JTB = 2.692.149 dan tingkat pemanfaatan telah mencapai 139,5 %, jadi dapat disimpulkan bahwa keadaan perairan Tuban telah mengalami Over fishing. Pada sampling diperoleh lintasan sapuan payang bottom gardan (cantrang) D = 2,214 Km, luas area sapuan sebesar a = 0,22 Km2 dan densitas ikan Q = 208,6 Kg/Km2, dengan varietasnya meliputi spesies hasil tangkapan ikan bersirirp dorsal tunggal : Secutor megalolepis, Leiognathus longispinis, Secutor hanedai, Leiognathus splendens, Leiognathus slochii, Leiognathus bindus, Leiognathus aureus, Gazza minuta, Gerres erythrrourus, Anodonstoma chacunda, Pseudorhombus pentophthalmus, Sardinella lemuru,dan Mene maculata. Ikan bersirip doral ganda : Lagocepalus Inermis, Himantura walaga, Chirocentrus Dorab, Trichiurus lepturus, Lutjanus vitta, Priacanthus macracanthus, Lutjanus argentimaculatus, Epinephelus sexfasciatus, Carangoides armatus, Johnius bornensis, Pomadasys kaakan Upeneus, dan moluccensis Atropus atropos Carangoides malabaricus Rastrelliger faughni Nemipterus japonicus Terapon theraps Siphamia Roseigaster Saurida tumbil, Pesentase hasil tangkapan yang paling banyak tertangkap adalah leiognathus splendens sebesar 22.94%dari hasil tangkapan, Nemipterus japonicas sebesar 21.48% dan Leiognathus bindus sebesar 11.23%, dan 44,23 % spesies lain dengan hasl tangkapan total 81,5 Kg. Untuk ikan bersirip dorsal tunggal dapat disimpulakan bahwa karakter morfometrik yang dapat direkomendasikan sebesar 30%- 50% dari 15 variable pengukuran. Untuk ikan bersirip dorsal ganda dapat disimpulkan bahwa karakter morfometri yang dapat direkomendasikan sebesar 30% - 50% dari 20 variabel pengukuran.