Analisis Pengaruh Nilai Produksi Perikanan Budidaya Terhadap Produk Domestik Bruto Sektor Perikanan Di Indonesia
Main Author: | Zulkarnain, M |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/132946/1/Laporan_skripsi.pdf http://repository.ub.ac.id/132946/ |
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima juta km terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan perairan kepulauan seluas 2,8 juta km2. Artinya seluruh laut Indonesia berjumlah 3,1 juta km2 atau sekitar 62 persen dari seluruh wilayah Indonesia. Selain itu,Indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia dengan jumlah panjang garis pantainya sekitar 81.000 km2. Luas laut yang besar ini menjadikan Indonesia unggul dalam sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005). Untuk itu, pilihan pembangunan sektor kelautan dan perikanan sebagai sektor andalan utama pembangunan Indonesia merupakan pilihan yang sangat tepat, hal ini didasarkan atas potensi yang dimiliki dan besarnya keterlibatan sumberdaya manusia yang diperkirakan hampir 12.5 juta orang terlibat di dalam kegiatan perikanan. Disamping itu juga didukung atas suksesnya pembangunan kelautan dan perikanan di negara lain, seperti Islandia, Norwegia, Thailand, China dan Korea Selatan yang mampu memberikan kontribusi ekonomi nasional yang besar dan mendapatkan dukungan penuh secara politik, ekonomi, sosial dan dukungan lintas sektoral. Kontribusi sektor perikanan terhadap GDP di Islandia sebesar 65%, Norwegia 25%, China yang mempunyai 8.8% dari luas perairan Indonesia nilai produksi perikanan mencapai US$ 34 milliar dan Thailand mempunyai nilai eksport perikanan US$ 4.2 Milyar dengan panjang garis pantai 2.600 km (Riyadi , 2007). Dengan melihat masih banyaknya lahan perikanan budidaya yang belum tergarap secara optimal dan perikanan tangkap yang sudah mengalami overfishing, maka pembangunan perikanan budidaya dapat dijadikan prime mover pertumbuhan ekonomi perikanan. Jika kita merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang menargetkan Indonesia menjadi negara maritim yang maju, mandiri, dan kuat setujuan dengan visi rencana strategis pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2010-2014, yaitu Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar tahun 2015, salah satu caranya ialah penggunaan perikanan budidaya yang tepat dan optimal guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor perikanan di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pusat Statistik Jakarta, Ditjen Perikanan Budidaya Jakarta dan Bank Indonesia Jakarta pada bulan Juni 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh simultan, parsial dan dominan Perikanan Budidaya terhadap Produk Domestik Bruto sektor Perikanan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data sekunder dari Perikanan Budidaya dan Produk Domestik Bruto sektor Perikanan dari tahun 2000 – 2010 (triwulan I – IV). Parameter uji yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas dan uji autokorelasi) kemudian melakukan uji F, uji T dan uji koefisien beta (β).. Hasil dari penelitian ini untuk uji F menjelaskan bahwa perikanan budidaya memiliki pengaruh simultan terhadap Produk Domestik Bruto Sektor Perikanan di Indonesia dimana nilai Sig 0,00 < 0,05 () dan nilai R2 sebesar 0.993 yang menunjukkan bahwa budidaya laut, budidaya tambak, budidaya kolam dan budidaya sawah memiliki pengaruh sebesar 99,3 % terhadap Produk Domestik Bruto Sektor Perikanan. Untuk Uji T budidaya laut, budidaya tambak, budidaya kolam dan budidaya sawah memiliki pengaruh parsial terhadap Produk Domestik Bruto sektor Perikanan. Dan untuk uji koefisien beta (β) menunjukkan bahwa budidaya laut dan budidaya kolam memiliki pengaruh dominan dengan nilai sebesar 0,516 dan 0,503. kemudian budidaya tambak sebesar 0,184 sedangkan nilai koefisien beta dari budidaya sawah memiliki nilai negatif sebesar -0,173. Kesimpulan dari penilitian analisis pengaruh nilai produksi perikanan budidaya terhadap Produk Domestik Bruto sektor Perikanan di Indonesia adalah berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap pertambahan atau penurunan satuan nilai dari nilai produksi budidaya laut, budidaya tambak, budidaya kolam dan budidaya sawah secara bersama-sama (simultan) akan mempengaruhi nilai Produk Domestik Bruto sektor Perikanan dengan nilai persentase pengaruh sebesar 99,3 %. Nilai produksi budidaya laut, budidaya tambak, budidaya kolam dan budidaya sawah memiliki pengaruh secara parsial terhadap Produk Domestik Bruto sektor perikanan. Hal ini menunjukkan dari setiap variabel perikanan budidaya akan mempengaruhi naik turunnya nilai Produk Domestik Bruto sektor Perikanan. Nilai produksi dari budidaya kolam, budidaya laut dan budidaya tambak memiliki pengaruh positif terhadap Produk Domestik Bruto sektor Perikanan di Indonesia. Dan pengaruh yang besar berasal dari budidaya laut. Hal ini menunjukkan bahwa apabila ada pertambahan tiap satuan nilai produksi dari masing-masing variabel tersebut akan meningkatkan nilai Produk Domestik Bruto sektor Perikanan di Indonesia. Sedangkan pada budidaya sawah karena memiliki nilai pengaruh negatif maka setiap pertambahan dari nilai produksi budidaya sawah akan menurunkan nilai Produk Domestik Bruto sektor Perikanan di Indonesia. Saran berdasarkan hasil penelitian analisis pengaruh nilai produksi perikanan budidaya terhadap Produk Domestik Bruto sektor Perikanan di Indonesia adalah perlu adanya pengoptimalisasian lahan secara optimal karena masih banyaknya potensi lahan yang belum digunakan pada budidaya laut, budidaya tambak dan budidaya kolam. Budidaya kolam dan budidaya laut dapat dijadikan prime mover di perikanan budidaya karena memiliki pengaruh dominan terhadap Produk Domestik bruto sektor Perikanan. Dengan melakukan pengembangan budidaya kolam dan budidaya laut di Indonesia, meneliti hal-hal yang menyangkut permasalah dan kebutuhan pada budidaya tersebut sehingga dapat mengetahui langkah selanjutnya untuk kemajuan perikanan budidaya. Adapun bantuan tersebut dapat berupa pemberian kredit murah, bantuan benih unggul, peralatan, penyuluhan, atau bantuan finansial. Adanya penelitian lebih lanjut terhadap budidaya sawah, salah satu contohnya ialah analisis pengaruh faktor-faktor produksi budidaya sawah terhadap jumlah produksi budidaya sawah.