Pengaruh Pemanfaatan Diatomae (Chaetoceros ceratosporum) dalam Formula Pakan terhadap Kandungan Anion Superoksida pada Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) yang Diinfeksi Vibrio harveyi
Main Author: | Sulistiowati |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/132892/1/051103665.pdf http://repository.ub.ac.id/132892/ |
Daftar Isi:
- Keragaman produksi udang secara nasional sejak 1994 sampai saat ini tidak menunjukkan peningkatan bahkan terjadi penurunan sekitar 100.000 ton/tahun menjadi 70.000 ton. Penurunan produksi udang hingga sekarang disebabkan penyakit. Salah satu kendala terbesar yang sering dihadapi pada budidaya udang windu (Penaeus monodon Fab.) adalah serangan penyakit yang disebabkan virus, bakteri maupun jamur. Vibrio harveyi adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit Vibriosis (luminescent vibriosis). Imunostimulan merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh udang terhadap serangan patogen. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah diatomae jenis Chaetoceros ceratosporum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan jumlah pemanfaatan Diatomae (C. ceratosporum) yang terbaik dalam formula pakan udang windu (P. monodon Fab.) terhadap daya tahan tubuh dengan pengukuran parameter anion superoksida. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo, Laboratorium Workshop Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang pada tanggal 22 Desember 2010 sampai 8 Maret 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan tersebut yaitu: pemanfaatan Diatomae (C. ceratosporum) A (0%), B (3,04%), C (6,08%) dan D (9,12%) dalam formula pakan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap respon parameter yang diukur, digunakan analisis keragaman atau uji F. Apabila nilai F berbeda nyata atau berbeda sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Parameter utama dalam penelitian ini adalah kandungan anion superoksida pada udang windu (P. monodon Fab,) sesudah dan sebelum diinfeksi dengan V. harveyi, sedangkan parameter penunjangnya adalah kualitas air yang terdiri dari suhu, oksigen terlarut, pH dan amonia. Hasil penelitian menunjukkan rerata kandungan anion superoksida pada udang windu (P. monodon Fab.) sebelum diinfeksi bakteri V. harveyi meningkat, dimana kandungan anion superoksida optimum sebesar 1,01 dengan pemanfaatan C. ceratosporum 5,32%, setelah diinfeksi bakteri V. harveyi kandungan anion superoksida menurun pada semua perlakuan, dimana kandungan anion superoksida optimum sebesar 0,90 dengan pemanfaatan C. ceratosporum 4,78%. Kisaran pengukuran kualitas air yang didapatkan yaitu 28 – 29 oC; pH 7,67 – 8,45; DO 5,4 – 6,5; ammonia 0,012 – 0,044 mg/l. Pemanfaatan diatomae C. ceratosporum dengan jumlah 4,78 – 5,32 % dalam formula pakan disarankan untuk digunakan dalam rangka meningkatkan kandungan anion superoksida serta mencegah serangan V. harveyi pada udang windu (P. monodon Fab.