Ekspresi Gen Green Fluorescent Protein (GFP) pada Sperma Ikan Mas (Cyprinus carpio) dengan Metode Elektroporasi dan Menggunakan Confocal Laser Scanning Microscopy (CLSM)
Main Author: | Diningrum, DesiRetno |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/132871/1/051102962.pdf http://repository.ub.ac.id/132871/ |
Daftar Isi:
- Elektroporasi adalah salah satu metode transfer gen yang menggunakan serangkaian getaran elektrik pendek untuk membuka pori-pori membran sel, dengan demikian molekul DNA dapat masuk ke dalam sel. Sperma sebagai media transfer gen memiliki kemampuan mengikat dan memasukkan DNA asing serta memindahkannya ke dalam telur saat fertilisasi. Untuk mengetahui keberhasilan transfer gen, dapat digunakan Green Fluorescent Protein (GFP) sebagai gen marker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama kejutan (Pulse Length) dan jumlah kejutan (Pulse Number) pada tegangan listrik 40 volt terhadap pergerakan (motilitas) sperma, kemampuan hidup (mortalitas) sperma, kemampuan sperma membuahi telur (fertilitas) serta gambaran ekspresi gen GFP pada sperma, embrio dan larva ikan mas (Cyprinus carpio). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang menguji pengaruh dua faktor yaitu lama kejutan (0,5 ms dan 1 ms) dan jumlah kejutan (2x, 4x, 6x kejutan) dengan dua kali ulangan, masing-masing menggunakan kejutan listrik 40 Volt dan konsentrasi GFP 60 ng/μL. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Breeding dan Reproduksi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta Laboratorium Sentral Ilmu Hayati Universitas Brawijaya Malang pada Bulan November 2009 sampai April 2010. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian lama kejutan (Pulse length) dan jumlah kejutan (Pulse number) pada tegangan listrik 40 Volt didapatkan bahwa ekspresi gen Green Fluorescent Protein (GFP) pada sperma dengan nilai intensitas tertinggi pada perlakuan 0,5 ms 4x (3600 arbitary), embrio hasil fertilisasi dengan nilai intensitas tertinggi pada perlakuan 0,5 ms 4x (4000 arbitary) dan larva setelah menetas dengan nilai intensitas tertinggi pada perlakuan 1ms 4x (bagian kepala 4000 arbitary, perut 3400 arbitary dan ekor 4000 arbitary). Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa perlakuan lama kejutan (Pulse length) dan jumlah kejutan (Pulse number) memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap motilitas, mortalitas, fertilitas dan Integrasi GFP pada inti sperma tetapi tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap daya tetas. Hubungan antara Pulse length dengan integrasi GFP berupa regresi linier dengan pesamaan y = 54,11 – 44,38x sedangkan hubungan antara interaksi Pulse length dan Pulse number dengan integrasi GFP berupa regresi kuadratik dengan persamaan y = -84,06 + 81,45x – 11,24x2 (untuk 0,5 ms) sedangkan untuk 1 ms tidak ada hubungan dengan persentase integrasi GFP pada inti sperma tertinggi pada lama kejutan 0,5 ms (31,92%) dengan jumlah kejutan 3,62 kali (63,23%). Hubungan antara Pulse length dengan motilitas berupa regresi linier dengan persamaan y=39,16 + 30x, hubungan antara Pulse number dengan motilitas berupa regresi kuadratik dengan persamaan y=30,01+20,31x– 2,65x2 sedangkan hubungan antara interaksi Pulse length dan Pulse number dengan motilitas berupa regresi kuadratik dengan persamaan y = 12,5 + 29,38x – 4,06x2 (untuk 0,5 ms) sedangkan untuk 1 ms tidak ada hubungan. Hubungan antara Pulse length dengan mortalitas berupa regresi linier dengan persamaan y= -61,55+148,13x sedangkan hubungan antara Pulse number dengan mortalitas berupa regresi kuadratik dengan persamaan y = 67,51 – 15,175x + 2,29x2. Hubungan antara Pulse length dengan fertilitas berupa regresi linier dengan persamaan y = 17,26 + 15,77x, hubungan antara Pulse number dengan fertilitas berupa regresi kuadratik dengan persamaan y= -40,99 +39,02x– 4,61x2 sedangkan hubungan antara interaksi Pulse length dan Pulse number dengan fertilitas berupa regresi kuadratik dengan persamaan y= -82,69 + 61,68x – 7,44x2 (untuk 0,5 ms) sedangkan untuk 1 ms tidak ada hubungan. Kualitas air media penetasan telur berada dalam kondisi normal dengan nilai suhu 26-270C, pH 7,8 dan DO 6 ppm. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa pada proses pembuatan ikan transgenik berdasarkan metode elektroporasi menggunakan tegangan listrik 40 volt, lama kejutan 0,5ms dan jumlah kejutan 4x agar didapatkan nilai motilitas, fertilitas dan integrasi GFP pada inti sperma yang tinggi sebaiknya dengan konsentrasi DNA (GFP) 60ng