Pengaruh Lama Perendaman pada Air Tawar terhadap Pelunakkan Karapas Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Tambak Praktek Akademi Perikanan Sidoarjo (APS)

Main Author: Insivitawati, Era
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/132856/1/051102767.pdf
http://repository.ub.ac.id/132856/
Daftar Isi:
  • Kepiting cangkang lunak (soft shell crab) atau yang lebih dikenal dengan kepiting Soka merupakan komoditas baru yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Kepiting cangkang lunak dihasilkan dari budidaya kepiting bakau (Scylla sp.) dengan teknologi produksi sederhana dan mudah diadopsi serta diaplikasikan oleh masyarakat. Dengan potensi pasar yang sangat menjanjikan ,teknik budidaya dan produksi kepiting cangkang lunak memiliki harapan dan peluang yang cukup cerah mengangkat perekonomian di kalangan petambak dan nelayan pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman pada air tawar pasca molting terhadap pelunakkan karapas kepiting bakau. Penelitian dilaksanakan di Tambak Praktek Akademi Perikanan Sidoarjo (APS), Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, pada bulan Juni sampai Agustus 2010, dengan rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 1 kontrol, yaitu K (perendaman 0 menit), A (perendaman 15 menit), B (perendaman 30 menit), C(perendaman 45 menit). Parameter utama yang diamati adalah Pelunakan karapas yang dinilai dari kandungan kalsium, sedangkan parameter penunjang adalah kelulushidupan (SR), pertumbuhan dan kualitas air meliputi suhu, pH, DO, dan salinitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap pelunakkan karapas. Perlakuan C (perendaman 30 menit) memberikan kelulushidupan dan kelunakan yang paling baik. Hasil analisa regresi didapatkan hubungan berat yang linier dengan persamaan y=1,994x – 84,571 dengan R2 = 0,8017, sedangkan hubungan panjang karapas didapatkan persamaan y = 1,1586x -67058 dengan R2 = 0,9625 dan nilai kandungan kalsium kepiting didapatkan hubungan yang linier dengan persamaan y = -0,0041x + 0,929 dengan R2 = 0,9963. Hasil tentang kelulushidupan ternyata adalah perlakuan K (33,33%), A (100%), B (100%), C (66,66%). Perlakuan A dan B memiliki kelulushidupan terbaik yaitu 100%, namun perlakuan C menghasilkan kandungan kalsium yang lebih baik dari perlakuan B. Dari hasil penelitian disarankan agar kepiting yang telah molting segera dilakukan perendaman selama 30 menit untuk mempertahankan kondisi kepiting tetap memiliki cangkang yang lunak dan mampu bertahan selama 2 hari.