Inventarisasi Anggrek Terestrial Di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Blok Ireng-Ireng Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang

Main Author: Figianti, Arkadyah Dina
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13249/1/ARKADYAH%20DINA%20FIGIANTI.pdf
http://repository.ub.ac.id/13249/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dimana terdapat sekitar 5.000 spesies anggrek dari 30.000 spesies di dunia (Semiarti et al., 2015). Namun keberadaan anggrek terestrial terancam karena adanya kerusakan habitat akibat aktivitas manusia. Pada Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kecamatan Senduro terdapat 6 desa dalam kategori riskan dan 2 desa rawan (Nurgoho dan Darwiati, 2007). Untuk menyelamatkan keberadaan tumbuhan anggrek dapat dilakukan dengan adanya eksplorasi dan inventarisasi. Eksplorasi dan inventarisasi sangat diperlukan untuk menyusun informasi mengenai kondisi anggrek terestrial yang masih minim. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman jenis anggrek terestrial pada kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Blok Ireng-Ireng, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Penelitian dilaksanakan bulan Januari hingga Maret 2018 di TNBTS, Blok Ireng-Ireng, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Adapun alat yang digunakan saat penelitian meliputi kamera, thermometer, pH meter, higrometer, GPS, dan buku panduan Orchid of Java. Bahan penelitian menggunakan anggrek terestrial yang ada pada petak pengamatan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif eksploratif dengan teknik pengambilan sampel secara acak. Secara teknik menggunakan metode garis berpetak. Penelitian ini dilakukan pada lima jalur pengamatan dengan panjang ±620 m untuk setiap jalurnya. Selanjutnya di sepanjang jalur dibuat petak pengamatan dengan ukuran petak pengamatan ±20x20 m sebanyak enam petak pengamatan. Interval tiap petak pengamatan sebesar ±100 m. Oleh karena itu, pada penelitian ini didapatkan 30 petak dengan total luasan ±12.000 m2. Data yang telah diperoleh dari kegiatan eksplorasi dianalisis dengan menghitung kerapatan spesies, kerapatan relatif spesies, frekuensi spesies, frekuensi relatif spesies, indeks nilai penting, dan indeks keanekaragaman. Pada penelitian yang telah dilakukan didapatkan 20 spesies dalam 14 genus anggrek terestrial dengan jumlah individu sebanyak 959 tumbuhan. Corymborkis veratrifolia (Reinw.) Bl merupakan spesies dengan total individu terbanyak, sedangkan Erythrodes sp. merupakan spesies paling sedikit. Berdasarkan analisis vegetasi, diketahui bahwa Corymborkis veratrifolia (Reinw.) Bl merupakan spesies yang memiliki nilai tertinggi pada perhitungan kerapatan spesies, kerapatan relatif spesies, frekuensi spesies, frekuensi relatif spesies, dan indeks nilai penting. Erythrodes sp. merupakan spesies dengan nilai terendah pada kerapatan spesies dan kerapatan relatif spesies, sedangkan Collabium simplex Rchb f merupakan spesies dengan nilai terendah pada perhitungan frekuensi spesies, frekuensi relatif spesies, dan indeks nilai penting. Selain itu, berdasarkan perhitungan indeks keanekaragaman Shannon didapatkan nilai sebesar 2,48 yang termasuk dalam kategori keanekaragaman sedang (1≤H’≤3) (Fachrul, 2012).