Keragaan Benih Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) dari Persilangan Antara Induk Betina Ponorogo dengan Induk Jantan Situbondo, Tulungagung, Magetan dan Ponorogo

Main Author: TomyMardianTova
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2008
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/132471/1/050903520.pdf
http://repository.ub.ac.id/132471/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi dan Reproduksi Perikanan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Mei 2007 sampai bulan Februari 2008. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan benih berkualitas dalam jangka waktu cepat dengan metode hibrid, dari pasangan lobster (Cherax quadricarinatus) betina Ponorogo dengan lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) jantan Situbondo, Tulungagung dan Magetan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan hibridisasi dan 1 kontrol, yang masing-masing perlakuan diulang 3 kali, dimana ulangan sebagai kelompok. Perlakuan yang digunakan adalah AD (♂Situbondo × ♀Ponorogo), BD (♂Tulungagung × ♀ Ponorogo), CD (♂Magetan × ♀ Ponorogo), dan sebagai kontrol DD (♂Ponorogo × ♀ Ponorogo). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perlakuan hibridisasi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kelulushidupan (Survival Rate), pertumbuhan berat harian (gram/hari), pertumbuhan panjang harian (cm/hari), dan pertumbuhan spesifik (Spesific Growth Rate). Berdasar hasil seluruh parameter utama, kombinasi pasangan hiridisasi CD (♂Magetan×♀Ponorogo) merupakan kombinasi pasangan terbaik untuk mendapatkan benih berkualitas dalam jangka waktu cepat dengan metode hibrid yaitu kelulushidupan (SR) sebesar 70,69%, GRw sebesar 0,00108 gram/hari, GRL sebesar 0,024 cm/hari dan SGR sebesar 9,47%bb/hari Sebagai parameter penunjang dilakukan pengukuran kualitas air media pemeliharaan yang dihasilkan selama penelitian berada pada kisaran layak, dengan ratarata suhu sebesar 22,70-24,71 0C, pH sebesar 7,31-7,86, DO sebesar 6,34-6,68 ppm. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa perlakuan hibrid terbaik adalah antara jantan Magetan dengan betina Ponorogo.