Manajemen Pengetahuan Pada Pengelolaan Sumberdaya Hutan Di Daerah Penyangga Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Kasus Pada Kelompok Tani Usaha Maju Ii, Dusun Bendrong, Desa Argosari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur)
Main Author: | Nikmah, Anisatun |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/13242/1/ANISATUN%20NIKMAH.pdf http://repository.ub.ac.id/13242/ |
Daftar Isi:
- Banyaknya tantangan dalam pengelolaan sumberdaya hutan berbasis masyarakat menyebabkan peran aktif stakeholder sangat dibutuhkan. Peran penting sumberdaya hutan sebagai sumber kehidupan masyarakat menyebabkan pengelolaannya berpengaruh pada pemanfaatan dan keberlanjutan pembangunan masyarakat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam secara kelompok penting dilakukan. Keikutsertaan masyarakat pada manajemen sumberdaya hutan disebut Community Based Forest Management (CBFM). Praktik manajemen sumberdaya alam di Indonesia sering mengalami kegagalan karena pembangunan tidak mencakup sumberdaya manusia dalam masyarakat. Pembangunan sumberdaya manusia mencakup pembentukan kondisi masyarakat yang mampu mengelola pengetahuannya secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis aktivitas manajemen sumberdaya hutan dan manajemen pengetahuan pada pengelolaan sumberdaya berbasis masyarakat yang dilakukan oleh Kelompok Tani Maju II. Penelitian dilakukan di Dusun Bendrong, Desa Argosari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang sebagai salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Penelitian dilaksanakan dari Januari- Juli 2018. Pendekatan yang dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan informan sebanyak 11 orang. Analisis data menggunakan model pendekatan studi kasus dengan metode Miles-Huberman. Hasil penelitian menujukkan aktivitas-aktivitas tersebut dapat digolongkan menjadi tiga tujuan yaitu konservasi lingkungan, pemberdayaan masyarakat dan keamanan. Semua aspek manajemen sumberdaya hutan dilakukan secara internal bersama dengan masyarakat dalam pertemuan kelompok. Manajemen pengetahuan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Usaha Maju II melibatkan semua proses penciptaan pengetahuan tetapi yang paling berkembang adalah sosialisasi karena adanya pertemuan informal yang sering dilakukan. Sementara satu konteks ba tidak berlaku di Kelompok Tani Usaha Maju II karena media virtual secara kelompok tidak diterapkan yaitu systeming ba. Sementara dialoguing ba menjadi konteks ba yang paling sering dilakukan dan mengalami semua proses penciptaan pengetahuan. Temuan fakta lapang tersebut berbeda dengan teori yang ada karena perbedaan jenis organisasi dan budaya yang mendasari pembentukan teori tersebut. Selama proses penciptaan pengetahuan tersebut, empat jenis aset pengetahuan terbentuk. Integrasi dari manajemen pengetahuan dan pengelolaan sumberdaya hutan memberikan dampak pada lingkungan alam dan sosial masyarakat Dusun Bendrong.