Pengaruh Motivasi Positif dan Negatif Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Pembekuan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) CV. Sari Tirta Jaya PIER Pasuruan

Main Author: DiniMariati
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/132370/1/050803087.pdf
http://repository.ub.ac.id/132370/
Daftar Isi:
  • Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan produksi suatu perusahaan. Untuk meningkatkan kualitas produksi maka diperlukan kinerja yang tinggi dari masing-masing karyawan, maka dari itu diperlukan suatu dorongan (motivasi) untuk meningkatkan kinerja mereka. Motivasi merupakan sesuatu hal yang dilakukan oleh seseorang terhadap seseorang lainnya yang bersifat mendorong dan mempengaruhi agar orang tersebut memiliki semangat kerja dan dapat melakukan kegiatan yang telah diperintahkan. Pada dasarnya, motivasi yang diberikan oleh perusahaan bisa dibagi menjadi dua yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif dapat meningkatkan kinerja dalam jangka panjang, sedangkan motivasi negatif dapat meningkatkan kinerja dalam jangka pendek. Indikator dari motivasi positif adalah penghargaan, informasi, perhatian, persaingan, partisipasi, kebanggaan, dan gaji/komisi/bonus. Sedangkan indikator dari motivasi negatif adalah ancaman, hukuman, dan paksaan. Indikator dari kinerja karyawan adalah kualitas, kuantitas, dan waktu dan kecepatan. Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan pembekuan bandeng CV. Sari Tirta Jaya PIER Pasuruan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi positif (X 1 ) dan motivasi negatif (X 2 ) terhadap kinerja karyawan (Y) bagian produksi pada CV. Sari Tirta Jaya PIER Pasuruan. Selain itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi positif dan negatif terhadap kinerja karyawan secara keseluruhan atau bersama-sama. Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah : bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam hal peningkatan kualitas SDM. Bagi mahasiswa dan perguruan tinggi, dapat dijadikan bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut dan bahan kajian tentang masalah SDM. Sedangkan bagi Pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan kebijakan di bidang tenaga kerja. Jenis penelitian ini adalah explanatory research . Sedangkan teknik pengambilan data dibagi menjadi 2 yaitu, untuk data primer yang digunakan adalah survey dan wawancara dan untuk pengambilan data sekunder memakai metode dokumentasi. Teknik analisa yang digunakan adalah program SPSS 11.0 for windows . Analisis data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas, uji t, uji F, regresi linear berganda, dan uji asumsi klasik. Dari hasil regresi diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,505, artinya 50,5% variabel kinerja dijelaskan oleh motivasi positif dan negatif. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan. Dari analisis regresi linear berganda didapatkan persamaan sebagai berikut Y = 10,915 + 0,171 X 1 + 0,211 X 2 + e. Ini berarti motivasi yang lebih mempengaruhi kinerja karyawan adalah jenis motivasi negatif. Berdasarkan uji F dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara keseluruhan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Selain itu, pada uji t juga dapat disimpulkan bahwa secara parsial kedua variabel tersebut juga berpengaruh secara signifikan. Pada uji asumsi klasik, terdapat 3 uji yaitu uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Pada uji multikolinearitas, didapatkan kesimpulan bahwa pada regresi yang didapat tidak mengalami gejala multikolinearitas. Karena nilai VIF yang didapat sebesar 1,051 untuk masing-masing variabel dan nilai tolerance sebesar 0,951 untuk masing-masing variabel. Suatu regresi dikatakan tidak mengalami gejala multikolinearitas jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih dari 0,10. Dari uji autokorelasi diperoleh angka DW sebesar 2,064 yaitu lebih besar dari 1,65 dan lebih kecil dari 2,35 yang berarti di dalam model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi. Dari uji heteroskedastisitas diperoleh nilai signifikansi X 1 (0,746) dan X 2 (0,568) lebih besar dari 0,05, hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model layak dipakai untuk memprediksi variabel Y. Jenis motivasi yang dominan dilakukan pada CV. Sari Tirta Jaya adalah jenis motivasi negatif. Mengingat karakteristik responden tersebut mayoritas adalah berpendidikan terakhir SLTP/sederajat dan telah menikah. Karyawan yang mempunyai karakterisitk tersebut lebih terpacu kinerjanya dengan cara memberi motivasi negatif yaitu motivasi yang berbau tekanan. Tetapi meskipun demikian, jenis motivasi yang berbau „hadiah“ dalam hal ini motivasi positif juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan CV. Sari Tirta Jaya. Meskipun pengaruh motivasi positif lebih kecil dari pada motivasi negatif. Pernyataan tersebut diatas bukan berarti bahwa karyawan yang berpendidikan rendah hanya cocok menerima penerapan motivasi negatif saja dalam lingkungan kerjanya. Karena bagaimanapun juga manusia memiliki kebutuhan lainnya yaitu kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri dan berkembang. Seperti yang diungkapkan Alderfer dalam teori ERG bahwa kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 yaitu Physchological Needs, Related Needs, dan Growth Needs. Kinerja karyawan dapat dilihat melalui kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sebagian kecil karyawan ada yang merasa tidak mampu memenuhi target perusahaan karena belum menguasai pekerjaan yang diberikan perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena karyawan yang bersangkutan masih belum lama bekerja di CV.Sari Tirta Jaya dan masih ada sebagian karyawan yang tidak terlalu terampil dalam menyelesaikan pekerjaannya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan : (1) Mengingat jenis motivasi negatif yang berpengaruh