Pola Hubungan Ecdysis dengan Umur Lobster Air Tawar Jenis Procambarus clarkii Umur 21 Hari
Main Author: | IntanFatimahRahmania |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2007
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/132332/1/050803026.pdf http://repository.ub.ac.id/132332/ |
Daftar Isi:
- Ekspor udang memiliki peranan yang sangat penting di Indonesia. Segala upaya yang terlihat dalam proses produksi dan pemasaran ekspor udang Indonesia merupakan sektorsektor yang memberikan sumber mata pencarian bagi rakyat banyak. Bidang usaha ekspor udang Indonesia merupakan tumpuan bagi para nelayan, petani tambak, pedagang pengumpul, buruh, tenaga kerja, maupun pengusaha yang menanamkan modalnya di sektor ini. Salah satu kegiatan budidaya yang belum tergarap secara optimal adalah budidaya Lobster Air Tawar (LAT), karena LAT merupakan produksi perikanan yang bernilai ekonomis tinggi. Pada Crustacea , moulting (proses ganti kulit) merupakan bagian mekanisme pertumbuhan. Perubahan bentuk dan perubahan ukuran hanya dapat terjadi jika hard calcareous exoskeleton ditanggalkan sebelum kutikula yang baru dikeraskan . Moulting atau ekdisis secara periodik terus berlagsung dengan cara memisahkan kutikula lama dari instar baru, proses pertumbuhan ini berlangsung secara kontinyu. Siklus moulting dapat dibagi ke dalam empat tahap, yaitu: proecdysis, ecdysis, metecdysis dan intermoult . Moulting terjadi pada saat LAT berumur 2 sampai 3 minggu. Kematian kerap terjadi pada periode ini, kematian terjadi akibat kanibalisame yang disebabkan karena moulting pada LAT berlangsung tidak serentak karena masing-masing individu tidak sama pertumbuhannya, sehingga memungkinkan terjadinya kanibalisme terhadap individu lainnya yang sedang molting. Proses moulting pada LAT boleh jadi dapat diseragamkan dengan cara pemberian hormone Phytoecdysteroids yang diberikan pada saat proecdysis . Untuk mengetahui proecdysis terlebih dahulu harus mengetahui pola ecdysis LAT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola ecdysis LAT khususnya Lobster Air Tawar jenis Procambarus clarkii um ur 21 hari sampai 66 hari. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Stasiun Percobaan Budidaya Air Tawar Sumber Pasir Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, Malang, mulai bulan Mei sampai Juni 2007. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lobster Air Tawar jenis Procambarus clarkii berumur 21 hari dengan ukuran panjang tubuh antara 2,5 - 4 cm dan berat tubuh antara 0,44 - 1,12 gr. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kemudian data diolah dengan program komputer SPSS. Analisis yang dipakai yaitu, Analisis Regresi Linear Sederhana. Sebagai variabel utama dalam penelitian ini adalah pola ekdisis LAT jenis Procambarus clarkii umur 21 hari sampai 66 hari. Variabel penunjang adalah kualitas air media hidup benih LAT (Suhu, DO, pH dan Amonia). Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin sering LAT mengalami moulting maka semakin lama jumlah hari yang dibutuhkan LAT untuk mengalami moulting selanjutnya, hal ini dikarenakan ukuran lobster yang semakin besar sehingga energi dibutuhkan tidak hanya untuk aktivitas dan pemeliharaan tapi juga untuk pertumbuhan. Pada keleompok 1 maka diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut : Y = 4,524 + 2,286X, yang berarti konstanta sebesar 4,524, dapat diartikan bahwa jumlah hari yang dibutuhkan LAT untuk mencapai fase ekdisis sebelum penelitian dimulai sebesar ± 5 hari.Koefisien regresi sebesar 2,286 mempunyai arti bahwa moulting berpengaruh positif terhadap jumlah hari sehingga mempunyai pengaruh yang searah terhadap jumlah hari, yang berarti setiap LAT mengalami moulting selanjutnya menyebabkan peningkatan jumlah hari sebesar ± 2 hari, nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,718. Angka ini menunjukkan bahwa variabel molting dapat menjelaskan variasi atau mampu memberikan pengaruh terhadap variabel terikat (jumlah hari) sebesar 71,8%.Kel 2 diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut : Y = 4,123 + 2,658X, konstanta sebesar 4,123 jumlah hari yang dibutuhkan LAT untuk mencapai fase ekdisis sebelum penelitian dimulai sebesar ± 4 hari, Koefisien regresi sebesar 2,658 yang berarti setiap LAT mengalami molting selanjutnya menyebabkan peningkatan jumlah hari sebesar ± 3 hari. Variabel moulting dapat menjelaskan variasi atau mampu memberikan pengaruh terhadap variabel terikat (jumlah hari) sebesar 83,7%. Hasil pengukuran kualitas air seperti oksigen terlarut (DO), Suhu, pH , Amonia masih berada pada kisaran yang cukup optimal, yaitu oksigen terlarut berkisar antara 6,5–7 mg/l, suhu rata-rata 24°C-27°C, pH berkisar antara 7,5–8, serta amonia yang masih berada pada kisaran normal yaitu 0,44-0,49 (< 0,5) mg.