Studi Penggunaan Enzim Protease Pada Konsentrasi Etanol Yang Berbeda Sebagai Aktivator Pembelahan Sel Telur/Cleavage Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Main Author: JufriantoMLTobing
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/132295/1/050803014.pdf
http://repository.ub.ac.id/132295/
ctrlnum 132295
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/132295/</relation><title>Studi Penggunaan Enzim Protease Pada Konsentrasi Etanol Yang Berbeda Sebagai Aktivator Pembelahan Sel Telur/Cleavage Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)</title><creator>JufriantoMLTobing</creator><subject>333.91 Water and lands adjoining bodies of water</subject><description>Kemajuan teknologi budidaya ikan di negara maju telah memotifasi petani melakukan usaha untuk meningkatkan produksi dengan penerapan teknologi. Pada era globalisasi yang lebih bebas tentu akan melindas semua bentuk usaha yang tidak kondusif terhadap iklim persaingan. Oleh karena itu, setiap petani tidak hanya cukup berbekal pengalaman tetapi dapat proaktif mengaplikasikan pengalaman petani lain ataupun penemuan teknologi baru, sekaligus melakukan perbaikan dalam mengelola usahanya di bidang perikanan. Partenogenesis merupakan proses reproduksi aseksual dimana telur dari individu betina menjadi embrio yang berkembang tanpa adanya peranan sperma. &#xD; Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan, Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, pada bulan April sampai dengan Agustus 2007. &#xD; Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi etanol sebagai aktivator pembelahan telur dengan penambahan enzim protease pada proses aktivasi telur ikan lele dumbo ( Clarias gariepinus ), sehingga akan dapat menghasilkan/meningkatkan keturunan yang homozygote. &#xD; Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model rancangan acak lengkap (RAL) yang menggunakan 3 perlakuan konsentrasi etanol yang berbeda yaitu konsentrasi etanol 3% (perlakuan A), konsentrasi etanol 5% (perlakuan B) dan konsentrasi etanol 7% (perlakuan C) dengan ulangan sebanyak 3 kali untuk masing- &#xD; masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 89,67-95,67 yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 95% dan tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 69,45%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan morula pada jumlah telur yang berkembang dimana diperoleh konsentrasi etanol 7% dengan jumlah telur yang berkembang 70,89% dari hasil regresi yang berbentuk hubungan linier dengan persamaan Y = 63,89+X , r = 0,84, yang masih lebih rendah dari hasil kontrol normal yang menghasilkan jumlah telur yang berkembang 89% sedangkan kontrol tanpa sperma menghasilkan jumlah telur yang berkembang 61,33%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase blastula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 25,11-31,45% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 87,78% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 22,78%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase gastrula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 3,56- &#xD; masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 89,67-95,67 yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 95% dan tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 69,45%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan morula pada jumlah telur yang berkembang dimana diperoleh konsentrasi etanol 7% dengan jumlah telur yang berkembang 70,89% dari hasil regresi yang berbentuk hubungan linier dengan persamaan Y = 63,89+X , r = 0,84, yang masih lebih rendah dari hasil kontrol normal yang menghasilkan jumlah telur yang berkembang 89% sedangkan kontrol tanpa sperma menghasilkan jumlah telur yang berkembang 61,33%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase blastula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 25,11-31,45% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 87,78% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 22,78%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase gastrula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 3,56- &#xD; masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 89,67-95,67 yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 95% dan tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 69,45%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan morula pada jumlah telur yang berkembang dimana diperoleh konsentrasi etanol 7% dengan jumlah telur yang berkembang 70,89% dari hasil regresi yang berbentuk hubungan linier dengan persamaan Y = 63,89+X , r = 0,84, yang masih lebih rendah dari hasil kontrol normal yang menghasilkan jumlah telur yang berkembang 89% sedangkan kontrol tanpa sperma menghasilkan jumlah telur yang berkembang 61,33%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase blastula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 25,11-31,45% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 87,78% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 22,78%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase gastrula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 3,56- &#xD; masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. &#xD; Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jum</description><date>2007</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/132295/1/050803014.pdf</identifier><identifier> JufriantoMLTobing (2007) Studi Penggunaan Enzim Protease Pada Konsentrasi Etanol Yang Berbeda Sebagai Aktivator Pembelahan Sel Telur/Cleavage Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FPR/2007/17/050803014</relation><recordID>132295</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author JufriantoMLTobing
title Studi Penggunaan Enzim Protease Pada Konsentrasi Etanol Yang Berbeda Sebagai Aktivator Pembelahan Sel Telur/Cleavage Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
publishDate 2007
topic 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
url http://repository.ub.ac.id/132295/1/050803014.pdf
http://repository.ub.ac.id/132295/
contents Kemajuan teknologi budidaya ikan di negara maju telah memotifasi petani melakukan usaha untuk meningkatkan produksi dengan penerapan teknologi. Pada era globalisasi yang lebih bebas tentu akan melindas semua bentuk usaha yang tidak kondusif terhadap iklim persaingan. Oleh karena itu, setiap petani tidak hanya cukup berbekal pengalaman tetapi dapat proaktif mengaplikasikan pengalaman petani lain ataupun penemuan teknologi baru, sekaligus melakukan perbaikan dalam mengelola usahanya di bidang perikanan. Partenogenesis merupakan proses reproduksi aseksual dimana telur dari individu betina menjadi embrio yang berkembang tanpa adanya peranan sperma. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan, Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, pada bulan April sampai dengan Agustus 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi etanol sebagai aktivator pembelahan telur dengan penambahan enzim protease pada proses aktivasi telur ikan lele dumbo ( Clarias gariepinus ), sehingga akan dapat menghasilkan/meningkatkan keturunan yang homozygote. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model rancangan acak lengkap (RAL) yang menggunakan 3 perlakuan konsentrasi etanol yang berbeda yaitu konsentrasi etanol 3% (perlakuan A), konsentrasi etanol 5% (perlakuan B) dan konsentrasi etanol 7% (perlakuan C) dengan ulangan sebanyak 3 kali untuk masing- masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 89,67-95,67 yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 95% dan tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 69,45%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan morula pada jumlah telur yang berkembang dimana diperoleh konsentrasi etanol 7% dengan jumlah telur yang berkembang 70,89% dari hasil regresi yang berbentuk hubungan linier dengan persamaan Y = 63,89+X , r = 0,84, yang masih lebih rendah dari hasil kontrol normal yang menghasilkan jumlah telur yang berkembang 89% sedangkan kontrol tanpa sperma menghasilkan jumlah telur yang berkembang 61,33%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase blastula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 25,11-31,45% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 87,78% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 22,78%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase gastrula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 3,56- masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 89,67-95,67 yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 95% dan tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 69,45%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan morula pada jumlah telur yang berkembang dimana diperoleh konsentrasi etanol 7% dengan jumlah telur yang berkembang 70,89% dari hasil regresi yang berbentuk hubungan linier dengan persamaan Y = 63,89+X , r = 0,84, yang masih lebih rendah dari hasil kontrol normal yang menghasilkan jumlah telur yang berkembang 89% sedangkan kontrol tanpa sperma menghasilkan jumlah telur yang berkembang 61,33%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase blastula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 25,11-31,45% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 87,78% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 22,78%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase gastrula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 3,56- masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 89,67-95,67 yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 95% dan tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 69,45%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan morula pada jumlah telur yang berkembang dimana diperoleh konsentrasi etanol 7% dengan jumlah telur yang berkembang 70,89% dari hasil regresi yang berbentuk hubungan linier dengan persamaan Y = 63,89+X , r = 0,84, yang masih lebih rendah dari hasil kontrol normal yang menghasilkan jumlah telur yang berkembang 89% sedangkan kontrol tanpa sperma menghasilkan jumlah telur yang berkembang 61,33%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase blastula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 25,11-31,45% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 87,78% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 22,78%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase gastrula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 3,56- masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jum
id IOS4666.132295
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-25T02:06:40Z
last_indexed 2021-10-28T07:21:31Z
recordtype dc
_version_ 1751454924046073856
score 17.538404