Keputusan Petani Menggunakan Kredit Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Usahatani Kentang (Studi Kasus: Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)

Main Author: Zakiyah, Kuni
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/132184/1/COVER.pdf
http://repository.ub.ac.id/132184/1/Lampiran.pdf
http://repository.ub.ac.id/132184/2/BISMILLAH_SKRIPSI_FIX_UJIAN_REV_II_%28BU_SHINTA%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/132184/
Daftar Isi:
  • Kentang merupakan salah satu produk hortikultura yang memiliki peluang untuk dikembangkan. Keunggulan komoditas kentang dapat dilihat dengan tingginya permintaan konsumsi rumah tangga terhadap komoditi kentang. Permintaan akan kentang diproyeksikan pada tahun 2009 ? 2014 terus mengalami peningkatan sebesar 1,68% per tahun. Tingginya peningkatan permintaan konsumsi tersebut, apabila tidak diimbangi dengan peningkatan produksi yang pesat maka akan meningkatkan kuantitas impor komoditi kentang (Kustiari dkk, 2009). Salah satu produsen kentang di Jawa Timur adalah Kota Batu. Desa Sumberbrantas merupakan sentra produksi kentang di Kota Batu. Sebagian besar penduduk Desa Sumberbrantas bermata pencaharian sebagai petani hortikultura. Kentang dan wortel merupakan komoditi yang sebagian besar dipilih oleh penduduk Sumberbrantas untuk dibudidayakan. Namun, Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses terhadap permodalan. Sebagian petani Desa Sumberbrantas memilih menggunakan kredit pertanian sebagai modal usahataninya. Namun masih banyak petani yang memilih untuk menggunakan pinjaman ke lembaga non formal ataupun pinjaman ke kerabat dekat sebagai modal usahatani. Hal ini dikarenakan adanya jaminan/agunan yang dipersyaratkan dalam pegambilan kredit dan nominal kredit yang diberikan masih belum mencukupi kebutuhan modal petani untuk berusahatani kentang. Keputusan pengambilan kredit atau tidak oleh petani tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sehingga, untuk mengetahui secara rinci proses pengambilan keputusan petani, memerlukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana keputusan petani untuk menggunakan kredit pertanian berpengaruh terhadap pendapatan usahatani kentang. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan ?????? ??????????? ???? ?????? ??????????? ???????? ???????? ???????? ?????????? petani menggunakan kredit pertanian berpengaruh terhadap pendapatan usahatani ??????????Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini antara lain: (1) Mendeskripsikan penggunaan kredit pertanian di daerah penelitian. (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam penggunaan kredit pertanian untuk usahatani kentang di daerah penelitian. (3) Menganalisis tingkat pendapatan usahatani kentang yang menggunakan kredit dan yang tidak menggunakan kredit pertanian untuk usahataninya. (4) Menganalisis pengaruh keputusan menggunakan kredit pertanian terhadap tingkat pendapatan usahatani kentang di daerah penelitian. Penentuan lokasi dalam penelitian ini dilakukan secara purposive yaitu di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Cluster Random Sampling dengan mengelompokkan petani menjadi dua kelompok yaitu kelompok petani yang menggunakan kredit pertanian dan yang tidak. Selanjutnya sampel pada masingmasing kelompok dilakukan secara Proportionate Stratified Random Sampling sehingga menghasilkan 31 responden (11 petani kredit dan 20 petani non kredit). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis uji t one sample untuk menjawab tujuan (1), analisis regresi logistik untuk menjawab tujuan (2), analisis uji beda rata-rata untuk menjawab tujuan (3) dan analisis regresi linier berganda untuk menjawab tujuan (4). Hasil yang diperoleh yaitu: (1) Rata-rata penggunaan kredit pertanian di daerah penelitian tergolong masih rendah, apabila dibandingkan rata-rata di Indonesia pada umumnya. Di daerah penelitian sebesar Rp. 118.181.818,2,- dan rata-rata di Indonesia sebesar Rp. 360.346.100,-. (2) Variabel pendapatan dan luas usahatani berpengaruh negatif terhadap keputusan petani untuk menggunakan kredit pertanian. Artinya, probabilitas petani kentang untuk menggunakan kredit pertanian ketika pendapatan dan luas usahatani meningkat akan lebih kecil dibandingkan yang tidak. Sedangkan variabel pengalaman usahatani, tingkat pendidikan dan umur belum dapat disimpulkan dalam analisis ini terhadap keputusan petani menggunakan kredit pertanian di daerah penelitian karena kurang bervariasinya data antar responden. (3) Rata-rata tingkat pendapatan usahatani kentang petani yang menggunakan kredit pertanian tidak berbeda dengan usahatani kentang yang tidak menggunakan kredit pertanian. Hal ini dikarenakan penggunaan kredit di daerah penelitian tidak hanya untuk usahatani kentang namun digunakan untuk usahatani lainnya dan untuk pembelian lahan baru. (4) Keputusan menggunakan kredit pertanian berpengaruh negatif terhadap pendapatan usahatani kentang. Artinya pendapatan petani yang menggunakan kredit pertanian lebih rendah dari pada yang tidak. Saran yang diajukan berdasarkan penelitian ini adalah peningkatan sosialisasi mengenai peran kredit pertanian dalam permodalan petani untuk usahatani agar penggunaan kredit pertanian di daerah penelitian meningkat. Serta perlu adanya pihak pemberi kredit yang memastikan penggunaan kredit pertanian difokuskan untuk usahatani yang dominan (kentang) melalui bimbingan dalam bentuk pendampingan dan pengawasan terhadap penggunaan kredit pertanian di daerah penelitian untuk usahatani yang dominan.