Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pada Pelaku Industri Kecil Menengah (Ikm) Tempe Dalam Menggunakan Kedelai Impor Sebagai Bahan Baku Tempe (Studi Kasus Pada Sentra Industri Tempe Kampung Sanan Malang)

Main Author: Afriyana, Mega Mulya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/13218/1/MEGA%20MULYA%20AFRIYANA.pdf
http://repository.ub.ac.id/13218/
Daftar Isi:
  • Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang saat ini telah mengubah pola konsumsi penduduknya, dari pangan penghasil energi ke produk penghasil protein. Salah satunya adalah kedelai yang merupakan tanaman pangan utama strategis terpenting setelah padi dan jagung. Kedelai dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan seperti tempe, tauco, tahu dan pasokan industri kecap. Kondisi yang terjadi di Indonesia menjelaskan produksi kedelai nasional tidak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri yang cenderung terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir (Kementrian Pertanian 2016). Hal ini menyebabkan Indonesia harus impor kedelai dari berbagai negara. Sentra Industri Tempe Kampung Sanan merupakan salah satu sentra industri pengolahan tempe, keripik tempe dan bahan panganan lainnya dengan berbahan dasar tempe yang cukup terkenal di Kota Malang. Para pengrajin IKM tempe di Sanan juga memanfaatkan penggunaan kedelai impor sebagai bahan baku produksi tempe. Pemilihan kedelai impor sendiri dipilih karena menurut para pengrajin, kedelai impor memiliki karakteristik fisik yang sangat baik dibandingan kedelai lokal. Selain itu ketersediaan untuk bahan baku kedelai hanya ada kedelai impor, sehingga pengrajin tempe menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku tempe. Berdasarkan informasi tersebut, alasan pengrajin IKM memilih kedelai impor sebagai bahan baku pengolahan tempe tidak cukup dengan melihat karakteristik keunggulan yang dimiliki kedelai impor. Oleh karena itu perlu adanya pengkajian tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam penggunaan kedelai impor sebagai bahan baku tempe. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan para Industri Kecil Menengah (IKM) tempe dalam menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku tempe, mengidentifikasi sejauhmana faktor-faktor tersebut mempengaruhi produksi IKM tempe, baik dari segi kuantitas maupun kualitas yang dirasakan, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menghambat dan mendorong aktivitas inovasi yang dilakukan oleh IKM tempe. Pendekatan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Lokasi pada penelitian ini di Sentra Industri tempe Kampung Sanan. Metode penentuan informan pada penelitian ini dengan purposive sampling. Informan yang dalam penelitian ini berjumlah 7 orang dengan profesi sebagai pengrajin IKM tempe. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam kepada informan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan para Industri Kecil Menengah (IKM) tempe dalam menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku tempe yaitu faktor internal yang terdiri dari persepsi dan motivasi, dan faktor eksternal yang terdiri dari ii kebudayaan, keluarga dan sumber informasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi IKM tempe, baik dari segi kuantitas maupun kualitas yang dirasakan pengrajin tempe yaitu faktor persepsi dan sumber informasi. Faktor persepsi sendiri mempengaruhi kualitas kedelai impor dan sumber informasi mempengaruhi kuantitas kedelai impor. Faktor-faktor internal dan eksternal yang menghambat dan mendorong aktivitas inovasi yang dilakukan oleh IKM tempe yaitu faktor persepsi, motivasi dan keluarga, dimana faktor persepsi menjelaskan tentang pengetahuan, pengalaman dan kebutuhan informan terhadap kedelai impor, lalu faktor motivasi menjelaskan motif informan melakukan usaha tempe dengan menggunakan bahan baku kedelai impor yang dipengaruhi oleh kebutuhan untuk hidup dan faktor keluarga sebagai pendorong informan untuk melakukan usaha tempe yang didapatkan secara turun-menurun oleh orang tua. Sedangkan faktor yang menghambat aktvitas inovasi tidak ditemukan dikarenakan faktor lainnya seperti faktor kebudayaan dan sumber informasi tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas inovasi. Dalam penelitian ini belum membahas analisis pendapatan dari usaha tempe menggunakan kedelai impor di Sentra Industri Tempe Kampung Sanan. Selanjutnya, perlu dilakukan penelitian yang membahas dari segi ekonomi agar dapat menganalisis pendapatan pengrajin tempe dalam menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku produksi. Disarankan pemerintah diharapkan dapat meningkatkaan standart kedelai lokal baik dari segi kualitas maupun kuantitas sehingga dapat bersaing dengan kedelai impor.