Daftar Isi:
  • Pengolahan lahan intensif dalam jangka panjang menyebabkan degradasi lahan yang menimbulkan kerusakan sifat tanah. Degradasi lahan dapat dikembalikan dengan pengelolaan lahan yang tepat. Selain pengolahan tanah, sifat fisik tanah dapat diperbaiki dengan pemberian mulsa. Kebiasaan petani membiarkan lahan setelah panen padi (bera) dapat dimanfaatkan dengan menanam tanaman umur pendek seperti kacang hijau. Tujuan penelitian ialah mengetahui pengaruh kombinasi sistem olah tanah dan aplikasi mulsa terhadap sifat fisik tanah, perakaran, dan hasil tanaman kacang hijau. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini ialah kombinasi sistem olah tanah minimum dan aplikasi mulsa jerami memiliki pengaruh terbaik terhadap sifat fisik, perakaran dan hasil tanaman. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2016 di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 2 faktor yang masing – masing faktor memiliki 3 taraf. Faktor pertama adalah olah tanah (T) dan faktor kedua adalah aplikasi mulsa (M), sehingga total kombinasi antar faktor adalah 9 perlakuan. Setiap satu perlakuan dibuat satu petak dan diulang 3 kali. Sehingga total perlakuan atau petak percobaan adalah 27 petak. Terdiri dari tanpa olah tanah (T0), olah tanah minimum (T1), olah tanah maksimum (T2), tanpa mulsa (M0), mulsa plastik hitam perak (M1), dan mulsa jerami (M2). T0M0 = tanpa olah tanah +tanpa mulsa, T0M1 = tanpa olah tanah + mulsa plastik hitam perak, T0M2 = tanpa olah tanah + mulsa jerami, T1M0 = olah tanah minimum + tanpa mulsa, T1M1 = olah tanah minimum + mulsa plastik hitam perak, T1M2 = olah tanah minimum + mulsa jerami, T2M0 = olah tanah maksimum + tanpa mulsa, T2M1 = olah tanah maksimum + mulsa plastik hitam perak, T2M2 = olah tanah maksimum + mulsa jerami. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari pengamatan sifat fisik tanah yaitu BI, BJ, kemantapan agregat, porositas, kadar air tersedia, perakaran tanaman dan hasil tanaman. Data pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf nyata 5% untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan. Interaksi antar faktor terjadi pada umur tanaman 14 hst, nilai terbaik pada BI tanah dan Porositas total ditunjukkan oleh sistem olah tanah minimum dengan aplikasi mulsa jerami padi (T1M2). Kemantapan Agregat terkuat ditunjukkan oleh sistem olah tanah minimum dengan aplikasi mulsa hitam perak plastik (T1M1). Perlakuan belum memiliki pengaruh nyata terhadap BJ tanah. Perlakuan olah tanah minimum tanpa aplikasi mulsa (T1M0) memiliki kadar air tersedia tertinggi. Perlakuan sistem olah tanah minimum dengan aplikasi mulsa jerami padi memiliki akar terbaik dengan panjang akar 67 cm dengan massa akar 5,11 g, dan memiliki polong total terbanyak dengan massa 65,76 g. Sistem olah tanah minimum dengan aplikasi mulsa jerami merupakan perlakuan terbaik dari seluruh kombinasi karena memiliki nilai terbaik dalam BI, porositas, perakaran, dan hasil tanaman kacang hijau. Pengaruh hanya terjadi dalam jangka pendek yaitu 14 HST, sedangkan setelah panen (60 HST) belum ada pengaruh.