Moda Komunikasi Dan Efektivitas Penyuluhan Dalam Tahap Penumbuhan Program Kep (Kelembagaan Ekonomi Petani) (Studi Pada Kelompok Wanita Tani Srikandi Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

Main Author: Wardana, WisnuYulistia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/132088/1/SKRIPSI_WISNU_YULISTIA_WARDANA_125040101111129%281%29%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/132088/1/JURNAL.pdf
http://repository.ub.ac.id/132088/
Daftar Isi:
  • Program kelembagaan ekonomi (KEP) petani merupakan sebuah revolusi perubahan yang terfokuskan pada pembangunan sistem kelembagaan. Perhatian pada sektor kelembagaan petani oleh pemerintah saat ini akan berdampak pada perubahan pola pikir dari petani yang lebih maju. Undang-Undang No.16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mengamanatkan bentuk kelembagaan pelaku utama meliputi kelompok, gabungan kelompok, asosiasi, atau korporasi. Dalam UU tersebut disebutkan juga bahwa kelembagaan pelaku utama difasilitasi dan diberdayakan oleh Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah agar tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang kuat dan mandiri sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan para anggotanya. Singosari merupakan salah satu Kecamatan yang memiliki banyak potensi pertanian yang bisa dikembangkan. Pembangunan dalam sektor kelembagaan ekonomi dari tahun 2013 adalah dibentuknya Kelompok Wanita Tani (KWT) sebagai wadah kelembagaan yang memberikan kesempatan pada wanita untuk ikut dalam pembangunan perekonomian bangsa di sektor pertanian. KWT di Kecamatan Singosari sejak awal terbentuk telah menjadi fokus utama kegiatan pemberdayaan masyarakat yang di lakukan oleh penyuluh untuk terus ditingkatkan. Desa Toyomarto merupakan salah satu Desa di Kecamatan Singosari yang ikut berperan aktif dalam membentuk sebuah kelembagaan yang bernama “KWT Srikandi”. KWT Srikandi merupakan sebuah lembaga dan wadah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota melalui program-program yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun kegiatan lain yang berhubungan dengan pemberdayaan anggota KWT untuk peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta peningkatan kesejahteraan perekonomian anggota. Metode kombinasi (mix methods) yaitu metode gabungan kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif akan digunakan dalam mempelajari tahap penumbuhan program KEP di KWT Srikandi, moda komunikasi, hambatan komunikasi dan efektivitas penyuluhan, sedangkan metode kuantitatif untuk mengukur tingkat kepuasan komunikasi anggota KWT Srikandi. Dengan menggunakan teknik Triangulasi metode yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui abstraksi dari wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi untuk menguji keabsahan data dan informasi yang didapatkan. Analisis deskriptif, direduksi, dikelompokkan, diverifikasi, bersifat terbuka i hingga akhirnya diketahui kebenarannya. Sedangkan dalam pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tahap penumbuhan program KEP di KWT Srikandi sebagai sasaran program berjalan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program KEP. Kelembagaan KWT Srikandi dikelola dengan baik, hal ini diwujudkan dengan adanya struktural pengurus dan sistem administrasi yang disusun bersama-sama dari hasil rembug tani. Penyusunan konsep kegiatan dilakukan secara partisipatif antara penyuluh dengan anggota KWT yang menghasilkan konsep KRPL sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di Desa Toyomarto. Fasilitasi pengembangan organisasi KWT Srikandi memperoleh bantuan dana dari pemerintah di alokasikan sepenuhnya untuk kebutuhan anggota KWT Srikandi yang digunakan untuk membuat demplot rumah pembibitan dan melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan keterampilan pembuatan produk olahan pangan. Moda komunikasi penyuluh yang digunakan dalam tahap penumbuhan program KEP terdiri dari tiga metode yaitu interpersonal as channel of communication, group as channel of communication, mass media as channel of communication. Moda komunikasi yang digunakan oleh penyuluh efektif digunakan di KWT Srikandi. Penyuluh menggunakan media interaktif dengan menggunakan handphone dan aplikasi whatsapp untuk bertukar informasi terkait program ataupun memberikan solusi permasalahan dengan cepat kepada pengurus dan anggota KWT yang menggunakannya. Hambatan komunikasi penyuluh dalam proses penyampaian informasi adalah bahasa. Bahasa yang digunakan di Desa utamanya adalah bahasa jawa kromo karena tingkat pendidikan rata-rata yang masih rendah dan juga bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-sehari dalam lingkungan Desa Toyomarto. Tanggapan kepuasan komunikasi anggota KWT Srikandi terhadap metode komunikasi yang digunakan oleh penyuluh, Anggota merasa puas dengan metode yang digunakan oleh penyuluh. Penyampaian pesan menjadi jelas dan dipahami oleh anggota. Anggota KWT menanggapi positif terkait metode yang digunakan oleh penyuluh baik itu interpersonal as channel of communication, group as channel of communication, dan mass media as channel of communication. Tanggapan yang positif dari anggota akan mewujudkan hubungan yang positif antara anggota KWT Srikandi dan penyuluh. Efektivitas tahap penumbuhan program KEP di KWT Srikandi dirasa belum mencapai tujuan. Hal ini dikarenakan beberapa indiktor dari efektivitas penyuluhan belum berhasil. Produk unggulan belum ditentukan oleh KWT Srikandi dan produksi sayur yang ditanam di pekarangan hanya untuk kebutuhan rumah tangga tidak berorientasi pasar. Tujuan utama dari adanya program KEP adalah membentuk lembaga unit usaha untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. KWT Srikandi belum menjadi lembaga unit usaha dalam tahap penumbuhan program KEP. Sedangkan untuk tingkat kesejahteraan juga belum meningkat.