Daftar Isi:
  • Cabai rawit (Capsicum frutescens. L) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Cabai rawit banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masakan dan bahan campuran industri pengolahan makanan. Produktivitas cabai rawit nasional di Indonesia masih tergolong rendah, hal tersebut dikarenakan faktor iklim yang tidak menentu dan tingginya serangan hama dan penyakit. Salah satu upaya untuk memperbaiki produktivitas dan kualitas cabai rawit dapat dilakukan melalui seleksi. Seleksi massa merupakan salah satu metode seleksi berdasarkan pada penampilan fenotipe yang bijinya kemudian dicampur tanpa dilakukan uji keturunan. Tanaman yang dihasilkan melalui seleksi massa lebih beradaptasi luas pada lingkungan yang beragam dan lebih tahan terhadap kerusakan akibat serangan hama dan penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menduga respon seleksi massa pada karakter komponen hasil dan hasil tanaman cabai rawit. Penelitian dilaksanakan di Agrotechnopark, Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Agustus 2016. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain mulsa plastik hitam perak (MPHP), ajir bambu, meteran ukur, timbangan analitik, jangka sorong, cangkul, sprayer, alat tulis, kamera digital, kertas label, plastik bibit, dan deskriptor cabai. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih cabai rawit lokal, pupuk kandang, pupuk ZA, SP36, KCl, pupuk daun Gandasil D, Gandasil B, dan pestisida. Penelitian menggunakan metode pengamatan single plant. Terdapat 16 bedengan dalam satu lahan, setiap bedengan berukuran 8×1,1 m dan memuat 20 tanaman, sehingga total keseluruhan populasi sebanyak 320 tanaman. Variabel pengamatan terdiri dari karakter komponen hasil, hasil dan karakter kualitatif. Pengamatan karakter komponen hasil terdiri dari tinggi tanaman (cm), tinggi dikotomus (cm), diameter batang (cm), umur mulai berbunga (HST), umur panen (HST), bobot per buah (g), panjang buah (cm), diameter buah (cm), jumlah buah total per tanaman (buah), dan bobot 1000 biji, sedangkan hasil diamati dari bobot buah total per tanaman (g). Pengamatan kualitatif terdiri dari warna batang, bentuk batang, bulu pada batang, tipe habitus, warna daun, bentuk daun, posisi tangkai bunga, posisi putik, posisi buah, warna buah muda, bentuk buah, dan bentuk ujung buah. Analisis data karakter komponen hasil dan hasil dilakukan dengan menghitung kisaran rerata, ragam, simpangan baku, koefisien keragaman fenotipe, dan respon seleksi. Hasil pengamatan karakter kualitatif disajikan secara deskriptif. Kegiatan seleksi dilakukan berdasarkan tipe habitus kompak yang memiliki hasil tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat respon seleksi yang berbeda pada karakter komponen hasil dan hasil cabai rawit yang diamati. Nilai respon seleksi yang besar terdapat pada karakter jumlah buah total per tanaman (ΔP = 141,15) meningkat sebesar 84,94% dan bobot buah total per tanaman (ΔP = 250,13) meningkat sebesar 94,66%.