Keanekaragaman Dan Populasi Parasitoid Di Pertanamanan Padi Studi Kasus Di Kabupaten Bojonegoro
Main Author: | Ibrahim, Muhammad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/132073/1/Muhammad_Ibrahim_%28125040201111178%29.pdf http://repository.ub.ac.id/132073/ |
Daftar Isi:
- Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah sebuah strategi dalam mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan memanfaatkan berbagai macam metode pengendalian secara tepat berdasarkan pada hasil pengamatan secara berkala. Konsep PHT telah diterapkan dalam upaya pengendalian OPT padi di Indonesia melalui prinsip-prinsip PHT yaitu budidaya tanaman sehat, melestarikan dan memanfaatkan musuh alami, pengamatan secara periodik atau berkala, dan petani sebagai ahli PHT. Bentuk penerapan PHT pada padi diantaranya penanaman tanaman berbunga sebagai refugia, mengurangi penggunaan pestisida di awal tanam, dan pengelolaan vegetasi di pematang. Salah satu hasil penerapan PHT adalah mampu mengoptimalkan populasi, keanekaragaman dan peran dari musuh alami. Parasitoid sebagai salah satu peran sebagai musuh alami memiliki kemampuan untuk menekan populasi OPT. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan populasi parasitoid pada budidaya padi yang telah menerapkan PHT. Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2016 hingga Juni 2016 di sawah milik anggota Kelompok Tani Mekar Jaya I dan II di Desa Bendo Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro dan Laboratorium Entomologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Tanaman padi yang diamati pada fase vegetatif hingga 12 hari pasca panen. Lokasi yang diamati masing-masing seluas 25 Ha dan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu lahan sawah yang telah diterapkan sistem PHT selama 4 musim tanam dan 2 musim tanam. Pada setiap lokasi pengamatan ditentukan tiga plot pengamatan (50x100 m) secara diagonal berdasarkan transek dengan jarak tepi lahan 10 m. Selanjutnya setiap plot ditentukan dua sub plot pengamatan (20x40 m) secara diagonal berdasarkan transek dengan jarak dari tepi plot 5 m. Alat yang digunakan yaitu alat penghisap serangga, farmcop dan perangkap panci kuning. Pada masing-masing sub plot pengamatan terdapat satu perangkap panci kuning dan dilakukan pengamatan menggunakan farmcop sebanyak 20 ulangan. Pengamatan perangkap panci kuning dilakukan setiap hari sedangkan pengamatan menggunakan farmcop dilakukan setiap enam hari sekali. Keanekaragaman parasitoid dianalisis menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner (H), Indeks Dominansi (λ), Indeks Kekayaan Jenis (R) dan Indeks Kemerataan (E). Populasi parasitoid dianalisis menggunakan uji T dengan tingkat ketelitian 5% untuk mengetahui adanya perbedaan dari dua lokasi pengamatan. Hasil pengamatan di dua lokasi pertanaman padi yang telah menerapkan PHT ditemukan 37 spesies parasitoid dari 10 famili berbeda yaitu, Mymaridae, Braconidae, Ichneumonidae, Scelionidae, Trichogrammatidae, Eulophidae, Cynipidae, Diapriidae, Scoliidae dan Pipuncullidae. Keanekaragaman parasitoid di lokasi pertanaman padi yang telah menerapkan PHT selama 4 musim dan 2 musim tidak terdapat perbedaan secara nyata. Di lokasi pertanaman padi yang telah menerapkan PHT selama 4 musim ditemukan 35 spesies parasitoid dan di lokasi pertanaman padi yang telah menerapkan PHT selama 2 musim ditemukan 33 spesies parasitoid. Indeks Keanekaragaman di lokasi pertanaman padi yang telah menerapkan PHT selama 4 musim dan 2 musim adalah 2,55 dan 2,40 yang iv keduanya tergolong pada ketegori keanekaragaman sedang. Tidak adanya perbedaan keanekaragaman parasitoid secara nyata dari dua lokasi yang diamati diduga karena fenologi parasitoid di kedua lokasi tidak berbeda. Fluktuasi rerata parasitoid di kedua lokasi pertanaman padi dipengaruhi oleh perpindahan parasitoid dan ketersediaan serangga inang. Rerata populasi hama wereng dan penggerek batang per rumpun di kedua lokasi pertanaman padi menurun seiring dengan peningkatan rerata populasi parasitoid per rumpun. Sedangkan rerata populasi hama walang sangit per rumpun tidak menunjukkan penurunan. Pada penelitian ini tidak ditemukan spesies parasitoid yang menyerang walang sangit. Sehingga tidak diketahui apakah parasitoid di kedua lokasi pertanaman padi mempengaruhi fluktuasi rerata populasi walang sangit. Parasitoid yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agens hayati yaitu Anagrus sp., Tetrastichus sp., Eulophidae 1, Trichogrammatidae 1, Trichogrammatidae 2, Trichogrammatidae 3, dan Trichogrammatoidea sp.