Pengaruh Perendaman Pada Larutan Asam Sulfat (H2so4) Dengan Perbedaan Konsentrasi Dan Waktu Perendaman Terhadap Pematahan Dormansi Dan Viabilitas Benih Jati (Tectona Grandis L.F.)

Main Author: M, AMaliaFajrina
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/132071/1/5._bab_4-5.pdf
http://repository.ub.ac.id/132071/2/3._ringkasan-_daftar_lampiran.pdf
http://repository.ub.ac.id/132071/3/1._COVER_LUAR.pdf
http://repository.ub.ac.id/132071/4/6._daftar_lampiran.pdf
http://repository.ub.ac.id/132071/5/Amalia_Fajrina_M._%28125040201111317%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/132071/6/2._COVER_DALAM.pdf
http://repository.ub.ac.id/132071/
Daftar Isi:
  • Jati (Tectona grandis L.f.) ialah tanaman yang termasuk dalam famili Verbenaceae. Secara generatif, pengadaan benih jati dilakukan dengan menggunakan biji. Namun hal yang menjadi permasalahan utama dalam pengembangan jati yaitu produksi benih yang rendah dan presentase perkecambahan yang rendah (Rizain, 1999). Sebab, secara alamiah biji jati termasuk kategori biji yang sulit tumbuh menjadi tanaman dikarenakan kulit biji yang keras sehingga akar tidak mudah menembus kulit biji. Kulit biji yang keras menyebabkan air tidak dapat menembus ke dalam biji, sehingga biji akan tetap berada dalam keadaan dormansi. Oleh karena itu, benih yang dormansi harus dipatahkan dormansinya agar dapat kembali berkecambah, termasuk dalam pematahan dormansi pada benih jati. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbedaan konsentrasi dari larutan asam sulfat (H2SO4) dan waktu perendaman yang digunakan terhadap pematahan dormansi dan viabilitas pada benih jati (Tectona grandis L.f.). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Jatimulyo, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang pada bulan Mei-Oktober 2016. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 faktor dan 4 kali ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi larutan asam sulfat (H2SO4) yang terdiri dari A0 (kontrol), A1 (50%), A2 (70%), dan A3 (90%) sedangkan faktor kedua ialah lamanya waktu perendaman yang terdiri dari B1 (30 menit), B2 (25 menit), B3 (20 menit), dan B4 (15 menit). Pada penelitian ini, parameter pengamatan meliputi daya kecambah pada benih jati, kecepatan tumbuh benih jati, laju perkecambahan benih jati, dan kadar air pada benih jati setelah dilakukan perlakuan perendaman. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor, menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan taraf p = 0,05. Apabila terdapat pengaruh yang nyata antar masing-masing perlakuan maka dilakukan uji lanjut yaitu uji BNJ (beda nyata jujur) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pematahan dormansi pada benih jati menggunakan perendaman larutan asam sulfat dengan perbedaan konsentrasi dan lama waktu perendaman memberikan pengaruh dan interaksi yang sangat nyata terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan laju perkecambahan pada benih jati. Namun pada parameter pengamatan kadar air benih jati setelah dilakukan perendaman, konsentrasi asam sulfat memberikan pengaruh pada kadar air benih jati, begitu juga dengan waktu perendaman, tapi tidak terjadi interaksi yang nyata antara kedua faktor tersebut yaitu konsentrasi asam sulfat dan waktu perendaman yang diberikan. Kesimpulan dari penelitian ini ialah pengaruh perbedaan konsentrasi asam sulfat dan waktu perendaman yang diberikan pada benih jati mampu mematahkan dormansi dan meningkatkan viabilitas pada benih jati.