Keanekaragaman Dan Populasi Predator Di Pertanaman Padi Studi Kasus Di Kabupaten Bojonegoro
Main Author: | Mahfud, MochammadHabibi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/132068/1/Mochammad_Habibi_Mahfud_125040201111108.pdf http://repository.ub.ac.id/132068/ |
Daftar Isi:
- Prinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) adalah memperhatikan budidaya tanaman sehat, melestarikan musuh alami, melakukan pengamatan mingguan, dan petani sebagai manajer di lahannya sendiri. Dengan menerapkan prinsip PHT salah satu upaya dalam pengendalian hama dapat dilakukan dengan melestarikan dan mendayagunakan musuh alami. Predator sebagai salah satu musuh alami merupakan binatang yang berperan aktif dalam mengendalikan hama dan memiliki kisaran mangsa yang luas. Kemampuan predator mengendalikan serangan hama dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keanekaragaman dan populasi predator. Desa Bendo, Kabupaten Bojonegoro adalah salah satu desa yang telah menerapkan sistem PHT pada tanaman padi selama empat musim dan ada pula yang baru menerapkan selama dua musim tanam. Oleh karena itu, untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan populasi predator di pertanaman padi yang sudah menerapkan PHT telah dilakukan penelitian di lahan padi di desa Bendo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro yang telah menerapkan sistem PHT. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2016 di Desa Bendo, Kabupaten Bojonegoro dan Laboratorium Hama Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Pengamatan keanekaragaman predator dimulai dengan menentukan plot pengamatan. Dari 25 ha lahan padi ditentukan 3 plot yang berukuran 100 x 50 pada masing- masing lahan yang telah menerapkan PHT selama empat musim dan dua musim. Pada masing – masing plot tersebut ditentukan dua plot berukuran 40x20 m sebagai plot unit sampel. Pada masing – masing plot unit sempel pengamatan terdapat dua perangkap panci kuning, perangkap jebak dan dilakukan pengamatan pada rumpun padi dengan farmcop sebanyak 20 ulangan. Pengamatan panci kuning dilaksanakan setiap hari, perangkap jebak dilakukan setiap tiga hari sekali dan farmcop dilakukan setiap enam hari sekali. Data dianalisa menggunakan uji t dengan tingkat ketelitian 5% serta dihitung nilai indeks keanekaragamannya (H’), indeks kekayaan jenis (R), indeks kemerataan (e’) dan indeks indeks dominansi (C) Hasil dari penelitian predator yang ditemukan pada lahan yang sudah menerapkan PHT selama empat musim tanam terdapat 6 ordo yang terdiri dari, 21 famili dan 31 spesies sedangkan pada lahan padi yang menerapkan PHT selama dua musim tanam terdapat 7 ordo yang terdiri dari 19 famili dan 25 spesies. Pada lokasi lahan padi yang sudah menerapkan PHT selama empat musim tanam di temukan Pheropsophus sp, Chilocorus sp, Coccinella sp, Harmonia sp, Menochillus sexmaculata, Andrallus spinidens, Orthetrum Sabina dan Syrphidae. Namun sebaliknya, pada lahan padi yang baru menerapkan PHT selama dua musim tanam di temukan Crocothemis servilia, Araneus inustus dan Leptacinus sulcifrons. Indeks keanekaragaman pada lahan padi PHT selama empat musim yaitu 2,26, sedangkan pada lahan padi PHT yang baru menerapkan selama dua musim yaitu 1,65 dan keduanya termasuk kategori sedang, Indeks kemerataan pada lahan padi PHT selama empat musim yaitu 0,66 sedangkan pada lahan padi yang baru menerapkan PHT selama dua musim yaitu 0,51, Indeks kekayaan pada lahan padi PHT selama empat musim yaitu 4,44 sedangkan pada lahan padi yang baru menerapkan PHT selama dua iv musim 4,37 dan Indeks dominasi pada lahan padi PHT selama empat musim yaitu 0,13, sedangkan pada lahan padi yang baru menerapkan PHT selama dua musim 0,36. Rerata populasi predator pada lahan padi PHT selama empat musim 3,31 dan yang baru menerapkan PHT selama dua musim 5,31 berbeda nyata yaitu (p =0,025).