Dampak Program Pemberdayaan Melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Di Desa Parakan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek
Daftar Isi:
- Konsep ketahanan pangan selalu identik dengan kemandirian pangan, yakni terpenuhinya kebutuhan pangan baik secara nasional maupun kawasan secara mandiri dengan memberdayakan modal manusia, sosial dan ekonomi (termasuk lahan pekarangan) yang dimiliki. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan jawa timur turut mengembangkan konsep KRPL yang sering dikenal dengan konsep “Pengembangan KRPL Plus Plus”. Salah satu daerah di Jawa Timur yang telah menerapkan konsep KRPL adalah Kabupaten Trenggalek. Desa Parakan adalah salah satu desa di Kabupaten Trenggalek yang telah menerapkan konsep KRPL. Kegiatan KRPL yang ada di Desa Parakan dari tahun 2013 hingga sekarang masih aktif berjalan dan menemui banyak kendala dalam berbagai aspek antara lain, aspek teknis yaitu pada saat ini kegiatan hanya berupa pertemuan rutin yang di adakan setiap satu bulan sekali, tidak terawatnya kebun bibit desa (KBD) dan tidak berjalannya pokja (kelompok kerja), adanya ketidakpercayaan anggota terhadap hasil yang diperoleh, sehingga menjurus ke aspek ekonomis dan aspek sosial. Oleh karena itu penting dikaji mengenai dampak program pemberdayaan melalui kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di Desa Parakan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui implementasi dari program KRPL di Desa Parakan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek, 2) menganalisis dampak pelaksanaan program KRPL di Desa Parakan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis kualitatif. Cara pengambilan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik snowball sampling dari Pembina program KRPL hingga pelaku program yang aktif dalam kegiatan KRPL. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yakni analisis deskriptif kualitatif dan analisis before and after. Analisis data kualitatif dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilakukan. Data yang diperoleh dari wawancara, mengklasifikasikan, menilai, menginterpretasikan akan dianalisis untuk selanjutnya data disajikan dan disimpulkan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Mills dan Hamberman (1992), teknik analisis kualitatif model interaktif adalah data yang terkumpul akan dianalisis melalui tiga tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Analisis before and after digunakan untuk mengetahui perbandingan dampak sebelum dan sesudah adanya program KRPL. Implementasi KRPL di desa Parakan ada tiga tahap yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam tahap persiapan dalam implementasi terdapat tahapan sosialisasi, penguatan kelembagaan, perencanaan kegiatan, dan pelatihan. Dalam tahap pelaksaan implementasi KRPL di Desa Parakan meliputi kegiatan pembuatan kebun bibit desa (KBD), penerapan pemanfaatan pekarangan rumah untuk ditanami tanaman hortikultura, pemanfaatan pekarangan untuk ternak ungags ii dan kolam ikan, dan pembiayaan. Pembiayaan memiliki peran yang sangat vital dalam pelaksanaan program, dimana pembiayaan sangat diperlukan guna mencukupi kebutuhan selama program dan keberlanjutan program. Dampak program KRPL di Desa Parakaan adalah para anggota memiliki ketersediaan pangan dan dapat memenuhi kebutuhan pangan serta gizi keluarga, meskipun anggota tidak mendapatkan tambahan pendapatan dari program namun sejak adanya program anggota dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan belanja harian. Interaksi sosial antar anggota setelah adanya program semakin terjalin dengan baik, terbukti anggota aktif dalam pertemuan rutin setiap satu bulan sekali dan aktif dalam kegiatan lain seperti arisan dan kerja bakti sehingga tercipta lingkungan yang yang bersih, terlihat lebih hijau, asri, dan enak dipandang. Dibandingkan dengan sebelum adanya program anggota hanya memiliki persediaan bahan pangan berupa beras untuk kebutuhan keluarga serta terus mengeluarkan uang belanja untuk memenuhi kebutuhan belanja harian. Interaksi sosial sebelum adanya program juga kurang baik, tidak adanya pertemuan rutin, arisan kerja bakti sehingga keadaan lingkungan terlihat biasa, kurang asri, dan kurang enak dipandang. Pemerintah daerah sebaiknya mendukung secara optimal program pemberdayaan melalui program KRPL dengan memberikan dukungan dan terus melakukan pengawasan dan pendampingan. 2). Kepada pengurus KRPL dan petugas penyuluh lapang seharusnya dapat menyampaikan kebutuhan anggota kepada pemerintah agar mendapat dukungan demi keberlanjutan dan kebaikan bersama demi kemajuan program KRPl di desa Parakan. 3). Bagi anggota KRPL sebaiknya dapat mengembangkan secara mandiri dengan ilmu yang telah diperoleh selama program agar dapat mandiri sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan dan kesejahteraan keluarga secara berkelanjutan dan tidak bergantung kepada pemerintah.