Pengaruh Mulsa, Tithonia Diversifolia, Dan Bahan Organik Terhadap Laju Infiltrasi Pada Lahan Terdampak Bahan Letusan Gunung Kelud
Daftar Isi:
- Erupsi gunung kelud pada tanggal 14 Februari 2014 mengakibatkan penimbunan bahan letusan pada lahan pertanian. Adanya timbunan ini mengakibatkan laju infiltrasi tanah menjadi menurun. Upaya untuk meningkatkan laju inifiltrasi dilakukan dengan aplikasi mulsa, bahan organik yang berupa pupuk kandang dan ubi jalar yang dikombinasikan dengan tanaman pionir yang tumbuh di sektitar lahan, yaitu paitan (Tithonia diversifolia). Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Kutut, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Waktu penelitian di lapang dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2016. Analisa sifat fisik tanah (Berat isi, ruang pori, permeabilitas, kemantapan agregat) dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2016 di Laboratorium Fisika, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan adalah metode RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 11 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari SV0 (Tanah tanpa timbunan), V5B0T0 (kontrol), V5BPKTTdM0 (ketebalan 5cm + pupuk kandang + tanaman T. diversifolia + tanpa mulsa), V5BUBTTdM0 (ketebalan 5cm + pupuk ubi jalar+ tanaman T. diversifolia + tanpa mulsa), V5BPKTTdM1 (ketebalan 5cm + pupuk kandang+tanaman T. diversifolia + mulsa); V5BUBTTdM1 (ketebalan 5cm + pupuk ubi jalar + tanaman T. diversifolia + mulsa); V15B0T0 (kontrol), V15BPKTTdM0 (ketebalan 15cm + pupuk kandang + tanaman T. diversifolia + tanpa mulsa), V15BUBTTdM0 (ketebalan 15cm + pupuk ubi jalar + tanaman T. diversifolia + tanpa mulsa), V15BPKTTdM1 (ketebalan 15cm+ pupuk kandang + tanaman T. diversifolia + mulsa); V15BUBTTdM1 (ketebalan 15cm + pupuk ubi jalar + tanaman T. diversifolia + mulsa). Untuk menghitung laju infiltrasi menggunakan metode Kostiakov. Hasil penelitian menunjukkan Dengan adanya timbunan bahan letusan pada lahan, nilai laju infiltrasi semakin menurun. Penurunan nilai laju infiltrasi tertinggi pada ketebalan 5 cm dengan nilai 10,09 cm/jam dan terendah pada ketebalan 15 cm sebesar 4,74 cm/jam. Dengan penambahan bahan organik pupuk kandang (BPK), pada ketebalan 5 cm mampu meningkatkan laju infiltrasi sebesar 3,80 cm/jam, dan pada perlakuan pupuk ubi jalar (BUB) mampu meningkatkan laju infiltrasi sebesar 4,71 cm/jam. Pada ketebalan 15 cm, dengan perlakuan pupuk kandang (BPK), peningkatan sebesar 2,60 cm/jam. Dan perlakuan pupuk ubi jalar (BUB) dapat meningkakan sebesar 1,78 cm/jam. Dengan penambahan mulsa mampu meningkatkan laju infiltrasi. Peningkatan terjadi pada perlakuan pupuk kandang (BPKM1) yaitu 2,06 cm/jam dengan ketebalan 15 cm, dan 2,55 cm/jam dengan ketebalan 5 cm. Namun dengan pupuk ubi jalar (+)mulsa (BUBM1) nilai laju infiltrasi lebih rendah dibandingkan dengan (-)mulsa yaitu 0,04 cm/jam pada ketebalan 15cm dan 1,01 cm/jam pada ketebalan 5cm.