Daftar Isi:
  • Menurut penelitian Timmer (1996) dalam Amang dan Sawit (1999), membuktikan secara empiris bagaimana eratnya kaitan antara pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan. Didapat kesimpulan bahwa tidak ada negara yang dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi tanpa terlebih dahulu memecahkan masalah ketahanan pangan. Beras merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia sehingga pemerintah menempatkan beras sebagai komoditas yang harus selalu cukup tersedia. Bustaman (2003), menyatakan bahwa beras juga sangat penting terkait jumlah produsen dan konsumennya di Indonesia. Konsumsi beras telah mengalami pergeseran dari sekedar beras bermutu sedang menjadi beras bermutu tinggi. Upaya peningkatan produksi dan mutu beras adalah dua faktor yang sama penting (Suismono, dkk, 2008). Beras dengan kemasan yang mencantumkan berbagai atribut informasi seperti merk dagang, produsen dan tingkat mutu dikenal dengan sebutan beras berlabel membuat konsumen siap untuk membayar lebih mahal atas produk-produk berlabel yang memiliki jaminan kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan.Sikap konsumen terkait dengan kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior). Terbentuknya sikap konsumen akan membentuk niat seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan, dengan adanya niat tersebut akan memengaruhi terbentuknya perilaku konsumen (Widhiani, 2006). Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan karakteristik beras berlabel, (2) Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli beras berlabel, (3) Menganalisis tingkat kepuasan konsumen beras berlabel yang terkait dengan atribut beras. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Klojen, Kota Malang. Dilaksanakan selama satu bulan yaitu selama bulan Mei 2016. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan “non probability sampling”, setiap individu mempunyai kesempatan yang sama dalam populasi. Pengambilan sampel menggunakan metode teknik accidental sampling untuk meneliti konsumen beras berlabel. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik konsumen beras berlabel. Sementara analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen beras berlabel yaitu dengan perhitungan Important Performance Analysis (IPA) dan Customers Satisfaction Index (CSI). Hasil penelitian antara lain: (1) konsumen beras yang paling banyak adalah responden yang berjenis kelamin perempuan, sudah menikah, berusia lebih dari 35 tahun, pendidikan terakhir tingkat Sarjana, sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga antara 2 sampai 4 orang dan memiliki pendapatan keluarga sebesar Rp. 4.000.000 sampai Rp. 6.000.000 dalam sebulan. (2) motivasi utama konsumen adalah kebiasaan. Pada tahap pencarian informasi, sebagian besar konsumen mengetahui tentang produk beras yang mereka konsumsi adalah dari penjual. Pada prosesevaluasi alternatif, yang menjadi pertimbangan utamanya adalah kepulenan. Pada tahap keputusan pembelian, sebagian besar konsumen membeli secara terencana. Pada tahap perilaku pasca pembelian, sebagian konsumen memiliki keluhan terhadap beras yang dibeli dan menghadapi keluhan tersebut dengan cara membeli beras yang sama jenisnya di tempat lain. (3) kepuasan konsumen menunjukkan bahwa secara keseluruhan konsumen merasa puas terhadap produk beras dengan tingkat kepuasan sebesar 73,6%.