Evaluasi Daya Hasil dan Pembuatan Deskripsi Enam Galur Harapan Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdc

Main Author: Bakti, NH Dias Prayudha
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/132023/1/nh.%20dias%20prayudha.pdf
http://repository.ub.ac.id/132023/
Daftar Isi:
  • Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdc.) di Indonesia merupakan salah satu tanaman minor. Dari kegiatan survei yang dilakukan diketahui penyebaran kacang Bogor banyak ditemukan Jawa Barat, pesisir utara Jawa Timur, dan Madura (Bangkalan). Di daerah Bandung kacang Bogor disebut dengan nama kacang Bandung, di daerah Gresik disebut kacang kapri dan di wilayah Priangan Timur di Jawa Barat dikenal dengan nama kacang Banten, kacang menak, kacang nagara, kacang gonolo. Di Indonesia banyak ditemukan galur lokal kacang Bogor yang berpotensi dikembangkan sebagai varietas baru. Daerah asal kacang Bogor sendiri belum diketahui secara pasti namun beberapa peneliti menyatakan bahwa kacang Bogor berasal dari daerah Afrika, kacang ini banyak ditemukan di daerah Afrika tengah hingga utara. Umumnya produksi kacang Bogor pada daerah sub optimal berkisar 0,77 ton ha-1dan pada daerah optimal 4 ton ha-1. Penelitian lain menyebutkan peningkatan produksi kacang bogor dari 0,3 ton ha-1 pada kondisi marjinal menjadi 4,2 ton ha-1dalam kondisi optimum. Permasalahan yang sering terjadi pada budidaya kacang bogor ialah lamanya masa tanam dan kurangnya pengembangan varietas tanaman unggul dari kacang Bogor membuat tanaman ini kurang diminati oleh petani. Kurangnya varietas unggul telah memberikan konstribusi untuk hasil yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi daya hasil dari keenam galur kacang Bogor dan membuat deskripsi enam galur kacang Bogor hasil seleksi yang memiliki daya hasil tinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari–Mei 2016. Bertempat di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berlokasi di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan berupa galur dan 4 kali ulangan dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ. Perlakuan yang digunakan sebanyak 6 galur terdiri dari GSG 2.5, GSG 2.1.1, GSG 1,5, CCC 1.4.1, PWBG 5.3.1, dan BBL 6.1.1. Variabel yang diamati terdiri dari karakter kualitatif terdiri dari: bentuk daun terminal, rambut batang, pigmentasi gelap pada sayap dan mahkota bunga (banner), bentuk polong, warna polong, tekstur polong, bentuk biji, corak biji, dan warna biji. Karakter kualitatif terdiri dari: Umur berbunga (hst), umur panen (hst), jumlah polong total per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah biji pertanaman, panjang polong (mm), lebar polong (mm), panjang biji (mm), lebar biji (mm), tebal biji (mm), bobot polong segar per tanaman, bobot kulit polong segar per tanaman, bobot biji segar per tanaman, bobot polong kering per tanaman, bobot biji kering per tanaman, bobot 100 biji, potensi hasil (ton/ha) terdiri dari berat polong segar per hektar, berat polong kering per hektar, berat biji segar per hektar, berat polong kering per hektar, diameter geometrik biji, derajat kebulatan biji, volume biji, dan luas permukaan biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan karakter kualitatif yang diamati kecuali pada karakter pigmentasi warna bunga dan bulu batang. Berdasarkan analisis varians terdapat keragaman pada karakter umur berbunga, umur panen, jumlah polong total, jumlah polong isi, lebar polong, panjang polong, lebar biji, panjang biji, berat 100 biji, diameter geometri biji, derajat kebulatan biji, volume biji dan luas permukaan biji. Sedangkan karakter jumlah polong hampa, berat polong segar per tanaman, berat biji segar per tanaman, berat polong kering pertanaman, berat biji kering pertanaman, rendemen, dan potensi hasil (berat polong kering per ha dan berat biji kering per hektar) tidak terdapat beda nyata. Berdasarkan perhitungan koefisien keragaman didapatkan nilai antara 1,2% hingga 32,8 %. Ke enam galur yang dievaluasi memiliki potensi hasil tinggi pada bobot panen polong segar dan biji segar yang tidak berbeda nyata.