Aplikasi Kompos Kulit Kopi Untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Tanaman Terong Ungu (Solanum Melongena L
Daftar Isi:
- Pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebesar 237.641.326 jiwa mengalami peningkatan jumlah penduduk tahun 2013 yaitu 248.818.100 jiwa (Badan Pusat Statistik 2014). Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah berdampak pada kebutuhan pangan termasuk dalam kebutuhan akan sayuran, sehingga upaya peningkatan produksi sayuran terus dikembangkan. Peningkatan dalam produksi tanaman dapat dilakukan dengan pemupukan. Pemupukan ialah upaya pemberian bahan untuk penyediaan unsure hara bagi tanaman. Penambahan unsur hara tersebut dapat dilakukan melalui pupuk organik maupun anorganik. Pada penelitian menggunakan pupuk organik kulit kopi bahan berasal dari limbah kulit kopi yang tidak dimanfaatkan. Pupuk anorganik yang digunakan ialah urea. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi pemberian kompos kulit kopi dan pupuk urea terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong ungu. Penelitian dilaksanakan di Desa Sonowangi Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang dengan ketinggian + 800 mdpl. Jenis tanah yaitu alfisol, kandungan bahan organik yaitu 2,87%. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Desember 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor. Factor pertama adalah dosis pupuk urea (A) dengan 3 taraf percobaan yang terdiri dari: A1 = 400 kg ha-1, A2 = 300 kg ha-1, A3 = 200 kg ha-1. Faktor kedua yaitu kompos kulit kopi (K) dengan 3 taraf percobaan yang terdiri dari: K0 = tanpa kompos , K1 = 10 ton ha-1, K2 =20 ton ha-1. Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Data hasil pengamatan dianalisis (ragam uji F) dengan taraf 5% untuk mengetahui adanya pengaruh pada setiap perlakuan. Jika terjadi interaksi atau pengaruh nyata maka dilanjutkan degan uji BNT dengan taraf 5% untuk mengetahui tingkat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada umur 60 hst perlakuan kompos kulit kopi 10 ton ha-1 + urea 300 kg ha-1 menunjukkan tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan urea 400 kg ha-1 dan 200 kg ha-1. Pemberian dosis pupuk urea 200 kg ha-1 mampu meningkatkan bobot buah per tanaman dan bobot buah per buah. Perlakuan tanpa kompos kulit kopi memiliki bobot buah per buah yang lebih berat jika dibandingkan kompos kulit kopi 10 ton ha-1 dan kompos kulit kopi 20 ton ha-1.