Pembentukan Polong Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.)Merril) dengan Pemberian Nitrogen Pada masa Generatif

Main Author: Puspasari, Rosilia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/132013/1/COVER.pdf
http://repository.ub.ac.id/132013/1/Rosilia_Puspasari.pdf
http://repository.ub.ac.id/132013/
Daftar Isi:
  • Produksi kedelai Indonesia saat ini masih pada tingkat yang belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri sehingga Indonesia termasuk pengimpor kedelai yang cukup banyak, salah satu penyebabnya karena jumlah polong yang masih rendah. Produktivitas rata-rata kedelai Indonesia di daerah Jawa Timur 2014 dengan jumlah 16,54 kuintal/ha dan 2015 mencapai 16,61 kuintal/ha. Produktivitas kedelai tahun 2014-2015 naik hingga 0,07 kuianta/ha di daerah Jawa Timur (Badan Pusat Statistik, 2015). Pemberian Nitrogen dapat di lakukan pada masa generatif, untuk meningkatkan jumlah polong tanaman kedelai. Pada penilitian menggunakan Nitrogen dengan pemberian pupuk urea. Pembentukan polong kedelai pertama kali terbentuk pada saaat umur 40 – 45 Hst. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50, bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses pembentukan bunga dan pembesaran biji akan semakin cepat setelah proses pembentukan polong (Adisarwanto, 2005 dalam Irwan (2006)). Mempelajari pemberian Nitrogen pada fase generatif untuk meningkatkan pembentukan polong dan hasil pada tanaman kedelai.. Penelitian ini dilaksanakan di Agroteknopark Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur pada koordinat lintang 8o735.10" LS dan 112°3149.61" BT dengan elevasi 300 mdpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 – September 2016 dengan curah hujan bulan juni 171 mm, Juli 42 mm, agustus 67 mm dan september 315 mm. Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi cangkul, meteran, tali, rafia, timbangan analitik, oven, spektrofotometer, penggaris, kamera, dan hand counter, LAM. Bahan yang digunakan ialah benih kedelai varietas UB I, UB II dan, nematisida furadan, pupuk Urea (46% N) 70 kg N / ha, SP 36 (18% P2O5) 200 kg N / ha, KCL (60% K2O) 50 kg N / ha ialah, winder 25 WP 0,8 g / 1-1 , decis 2,5 EC 0,5 1 ha 1-1, fungisida Antracol 70 WP L -1 ha. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Dengan 7 kombinasi yang terdiri dari : P0 = Ub1+ Tanpa Pemberian N ; P1 = UB1 + Pemberian N 1/3 pada umur 7hst, 2/3 pada umur 40 hst dari 70 kg N / ha; P2 = UB1 + Pemberian N 1/2 pada umur 7hst, 1/2 pada umur 40 hst dari 70 kg N / ha; P3 = UB1 + Pemberian N 2/3 pada umur 7hst, 1/3 pada umur 40 hst dari 70 kg N / ha; P4 = UB2 + Pemberian N 1/3 pada umur 7hst, 2/3 pada umur 40 hst dari 70 kg N / ha; P5 = UB2 + Pemberian N 1/2 pada umur 7hst, 1/2 pada umur 40 hst dari 70 kg N / ha ; P6 = UB2 + Pemberian N 2/3 pada umur 7hst, 1/3 pada umur 40 hst dari 70 kg N / ha. dari perlakuan tersebut didapatkan menjadi 4 kali ulangan dan 7 kombinasi perlakuan. Setiap petak percobaan terdiri atas 42 tanaman, 20 tanaman diantaranya adalah tanaman sampel. Pengamatan yang dilakukan berupa non destruktif, destruktif dan pengamatan panen. Pengamatan non destruktif meliputi tinggi tanaman, jumlah daun. Pengamatan destruktif meliputi kadar nitrogen, berat kering dan luas daun. Pengamatan panen meliputi jumlah polong pertanaman, jumlah biji per tanaman, bobot benih pertanaman, berat 100 biji (g) kedelai, jumlah polong hampa pertanaman. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukan hasil berbeda nyata pada pemberian Nitrogen pada masa generatif. Pada pemberian Nitrogen mampu meningkatkan pembentukan polong pada tanaman kedelai dan ketersedian N yang cukup, namun jika semakin banyak N yang diberikan juga akan mempengaruhi pembentukan polong tanaman kedelai. Pemberian N 1/2 pada fase vegetatif – 1/2 pada fase generatif mampu meningkatkan 34,19% untuk jumlah polong pertanaman, untuk jumlah biji 35,03%, untuk berat polong pertanaman 25,22 %, untuk jumlah polong hampa 20,69%, pemberian N 2/3 pada fase vegetatif – 1/3 fase generatif untuk berat 100 biji 5,47%,. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian N yang cukup pada masa generatif telah mempengaruhi jumlah polong tanaman kedelai.