Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Lumbricus Rubellus Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassica Juncea L.)

Main Author: Simanjuntak, AbdiJaya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/131987/1/2.Lembar_pengesahan%2C_persetujuan%2C_pernyataan.pdf
http://repository.ub.ac.id/131987/2/3._Ringkasan_sampai_daftar_gambar.pdf
http://repository.ub.ac.id/131987/3/1.Cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/131987/4/4._BAB_I_sampai_Lampiran_.pdf
http://repository.ub.ac.id/131987/
Daftar Isi:
  • Sawi merupakan sejenis sayuran yang digemari masyarakat dan mempunyai nilai ekonomis serta kaya akan zat essensial (protein, karbohidrat, dan lemak), vitamin dan mineral. Minat petani untuk bertanam sawi cenderung meningkat. Data Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura tentang Luas Panen Sayuran di Indonesia dari tahun 2010 hingga tahun 2014 salah satunya tanaman sawi secara berturut-turut yaitu 59,450 Ha; 61,538 Ha; 61,059 Ha; 62,951 Ha; dan 60,804 Ha. Dari data tersebut juga disampaikan bahwa terjadi penurunan pertumbuhan antara 2013 dan 2014 yaitu sekitar 3,41 %. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi sawi ialah dengan penggunaan pupuk anorganik yang sering diaplikasikan pada budidaya sayuran. Petani sangat bergantung pada pupuk anorganik walaupun diketahui bahwa pupuk anorganik apabila digunakan secara terus-menerus dapat merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Maka dari itu penggunaan pupuk organik sangat dibutuhkan untuk mengganti atau mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Pupuk organik tidak mengandung unsur hara dalam jumlah yang besar, namun penambahan bahan organik ke dalam tanah dapat berpengaruh positif terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah.Pupuk organik cair Lumbricus rubellus adalah sebuah inovasi baru dalam dunia pertanian dimana pupuk ini menggunakan bahan utama cacing tanah jenis Lumbricus rubellus sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Aplikasi pupuk cair biasanya dilakukan dengan menyemprotkan pupuk ke daun tanaman dan dapat juga dilakukan dengan menyiramkan langsung ke perakaran tanaman. Karena pupuk organik cair 100% larut, maka pemupukan lebih merata karena tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat. Pupuk organik cair ini mempunyai kelebihan dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara juga mampu menyediakan hara lebih cepat dengan pupuk organik yang bersifat padat. Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2016 hingga Juni 2016 di lahan terbuka Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Malang yang terletak di Jalan Ichman Ridwan Rais, Tanjung, Malang yang berada pada ketinggian ±450 mdpl. Alat dan bahan yang digunakan adalah cangkul, penggaris, gunting/cutter, timbangan analitik, tray, ember, oven, kamera, gelas ukur, LAM, benih sawi, air, dan pupuk organik cair cacing Lumbricus rubellus. Penelitian ini mengunakan rancangan acak kelompok dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan antara lain P0: Tanpa pemberian Pupuk (Tap water), P1: Pupuk Organik Cair 2 ml/liter air, P2: Pupuk Organik Cair 4 ml/liter air, P3: Pupuk Organik Cair 6 ml/liter air, P4: Pupuk Organik Cair 8 ml/liter air, P5: Pupuk Organik Cair 10 ml/liter air, P6: Pupuk Organik Cair 12 ml/liter air dan P7: Rekomendasi Pupuk Buatan untuk Tanaman Sawi .Pengamatan dilakukan dengan cara non destruktif dan destruktif. Pengamatan pertumbuhan dilakukan setelah tanaman berumur 17 hst, 24 hst, 31 hst, 38 hst dan pengamatanhasilataupanenpada 45 hst. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun, bobot segar total tanaman, laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan relatif, dan produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk Lumbricus rubellus memberi pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau. Konsentrasi 22 ml/liter dalam budidaya tanaman sawi hijau menunjukkan nilai rata-rata jumlah daun yang lebih baik berturut-turut mulai dari pengamatan 17 sampai 38 HST yaitu 6,35; 7,15 ; 7,55; dan 9,20, tetapi nilai tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali perlakuan tanpa pupuk. Perlakuan yang berpengaruh paling baik terhadap parameter pertumbuhan panjang tanaman, luas daun, berat basah, dan berat kering adalah perlakuan pupuk anorganik rekomendasi yang sebagian besar berbeda nyata dengan perlakuan pupuk Lumbricus rubellus, dan nilai perlakuan pupuk Lumbricus rubellus yang paling mendekati dengan perlakuan pupuk anorganik rekomendasi, ada pada perlakuan 22 ml/liter. Hasil analisis ragam 17 HST pada parameter luas daun menunjukkan perlakuan tidak memberi pengaruh yang nyata sehingga tidak dapat dilakukan uji lanjut. Parameter pertumbuhan Laju Asimilasi Bersih menunjukkan pengaruh yang nyata dari perlakuan yang ada kecuali pada 17-24 HST, pada umur 24-31 HST, serta 31-38 HST yang menunjukkan nilai laju asimilasi bersih yang tidak berbeda nyata antar setiap perlakuan yang ada. Perlakuan yang ada tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap parameter pertumbuhan Laju Pertumbuhan Relatif sehingga tidak dapat dilakukan uji lanjut. Hasil analisis penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan Lumbricus rubellus dapat memberi pengaruh yang sangat baik terhadap hasil tanaman sawi, walaupun hasil yang paling baik tetap ditunjukkan oleh perlakuan pupuk anorganik rekomendasi. Perlakuan pupuk Lumbricus rubellus yang paling berpengaruh baik terhadap berat segar tanaman dan berat segar konsumsi adalah konsentrasi 22 ml L/liter yaitu 154 g dan 130 g. Perlakuan yang memiliki hasil tanaman sawi tertinggi adalah pupuk anorganik rekomendasi yaitu 180,56 g dan 149,88 g, walaupun tidak berbeda nyata dengan perlakuan 22 ml/liter pupuk Lumbricus rubellus.